Share

7. Diterkam Hewan Ganas

Moana sudah beberapa kali mencoba memberikan sebuah sinyal kepada Liam Payne. Namun, tidak berhasil juga, Moana begitu khawatir.

Moana keluar dari Castle Arundel, ia berjalan ke taman untuk membuat dirinya lebih tenang dan bisa berkonsentrasi kembali berkomunikasi dengan Liam Payne. Moana menarik semilir angin di tamannya yang begitu asri banyak pepohonan hijau yang sudah menguning karena musim gugur. Moana menutup matanya, pikirannya hampir membuat sebuah sketsa keadaan Old Forest, tempat di mana Liam Payne di sekap.

"Moana! Moana!" panggil Liam dengan lirih, ia terlihat begitu letih, wajahnya sudah hampir tidak pucat. Namun, Moana masih bisa mengenali Liam Payne.

Moana tersenyum dalam jiwa yang berhasil menemukan Liam Payne.

"Moana, aku ingin memberitahumu siapa yang sudah membangkitkan Dark Invader. Adam anak dari Martin, ia kini berganti nama menjadi Red Vader. Moana, kamu harus menemukan anaknya Martin dia lahir belum sempat diberitakan nama oleh Martin. Dia akan menjadi salah satu kekuatan untuk melawan Red Vader. Dan satu lagi jaga Magic Stone, itu juga rencana Dark Invader untuk menguasai Last Earth. Dia akan semakin kuat dengan batu itu, tetapi batu itu juga yang akan mengalahkan Dark Invader. Temukan Zagred itu magic Stone milik Santiago, aku yakin Red Vader tidak memiliki, besar kemungkinan ada pada anaknya Martin." Liam Payne begitu terburu-buru berbicara, ia hanya ingin menyampaikan sesuatu yang penting dan hanya Moan yang bisa membantu Liam Payne dan mengerti sebuah ucapan Liam Payne.

Bruk!

Suara langkah kaki yang begitu keras menuju ke arah tahan Liam Payne, Moana segera keluar dari sana dan kembali pada raganya.

'Hah!' Moana tersentak dan mengatur napasnya kembali.

Akhirnya Moana berjalan setengah berlari setelah berinteraksi dengan Liam. Moana duduk di singgasananya dan memerintahkan pengawalnya untuk berkumpul.

"Kita akan melakukan perjalanan besok. Persiapkan diri kalian kita akan menuju Castle Low Awe, bergabung bersama pasukan Willy!" titah Moana seraya bangkit dan memasuki kamarnya.

Moana dan Willy memiliki rencana awal untuk menyelamatkan sisa pasukan dan warga di Castle Low Awe. Namun, hal itu akan sangat sulit, jadi Moana dan Willy akhirnya berkumpul di Castle Low Awe dan merencanakan strategi matang untuk melawan Dark Invader.

Moana mempersiapkan diri untuk melakukan perjalan besok. Para pasukan Castle Arundel juga melakukan hal yang sama, mereka sudah berlatih berhati-hati semenjak mendapatkan kabar bahwa Dark Invader sudah menyerang Castle Low Awe, hal ini agar mereka lebih siap menghadapi pasukan Dark Invader.

***

Keesokan harinya Moana sudah bersiap dan menunggangi kudanya berwarna putih. 

Mereka menunggangi kuda dengan tenang, tetapi tiba-tiba Moana merasakan ada seseorang yang sedang mengintai rombongannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Moana gadis bermata hijau pada Arthur.

Kuda Arthur semakin tidak tenang, ia beberapa kali mengeluarkan suara.

Seketika semua bangsa Elf mengeluarkan pedang, menghunuskan ke arah Arthur. Terpaksa Arthur turun dari kudanya, ia dengan wajah gugup, berlutut di hadapan bangsa Elf.

"Aku hanya berjalan ke arah sini dan kebetulan melihat rombongan," jawan Arthur mencoba tetap tenang.

Moana memberikan isyarat agar menurunkan pedang masing-masing. Moana turun dari kudanya dan menenangkan kuda Arthur. Moana membacakan mantra dan mengelus lembut kepalanya, kuda Arthur menjadi jinak di tangan Moana.

"Terima kasih," ucap Arthur seraya bangkit dengan tegap.

Namun, setelah itu mereka dikagetkan dengan hewan-hewan ganas. Serigala dan domba liar mengepung mereka. Dengan sigap Moana membunuh satu persatu hewan ganas.

Ukhh!

Ukhh!

Suara serigala yang menyeringai ke arah merak.

"Awas!" teriak salah satu pasukan Elf yang melihat salah satu serigala melompat ke arah Moana.

Arthur yang tidak tahu cara berperang apalagi membunuh hewan, ia bahkan tidak pernah berburu padahal ia tinggal di Dumfries yang merupakan sebuah hutan.

Bagi Arthur dan Robby, hewan juga merupakan tinggal di sana, jadi mereka hanya memakan daging yang mereka ternak dan beli dari pasar.

Arthur mencoba menyelamatkan diri dengan menggunakan belati yang dia bawa, karena hanya itu yang dia punya. Arthur menunggangi domba liar lalu menusuk matanya dengan belati.

Pasukan Elf membunuh juga semua srigala yang berdatangan. Hampir setengah hari mereka melawan hewan ganas dan liar. 

Arthur merasa lelah dengan pertarungan pertamanya.

Arthur terbaring di atas tanah, ia menatap langit yang sudah mulai gelap.

"Astaga tadi itu aku membunuh binatang! Baru kali ini aku melihat binatang menjadi ganas seperti itu!" kata Arthur.

Tiba-tiba Moana duduk di samping Arthur.

"Apa kau tinggalkan di daerah sini?" tanya Moana.

"Iya, aku tinggal di hutan Dumfries bersama ayahku," jawab Arthur.

"Lalu dimanakah dia?" 

"Dia sudah meninggal dibunuh oleh pemburu, aku yakin itu. Setelah melihat ganasnya hewan tadi aku yakin mereka merampas makanan yang ada di rumah dan membunuh ayahku," terang Arthur.

"Oh … maafkan aku. Sekarang tujuanmu Kemana?" Moana tersenyum tipis.

"Tujuanku Edinburgh," singkat Arthur.

"Bergabung bersama kami, besok kita lanjutkan perjalan menuju Edinburgh. Karena, jika kita melanjutkan perjalan sekarang akan bahaya, hewan ganas tadi akan kita temui kembali," jelas Moana membuat Arthur terdiam dan menganggukkan kepalanya.

Moana bangkit dari duduknya dan menepuk pundak Arthur.

"Siapa namamu?" tanya Arthur.

"Moana, mamamu?" 

"Arthur!"

"Selamat beristirahat, Arthur." Moana tersenyum dan kembali pada rombongan Elf.

Hari semakin hitam, peralihan siang menjadi senja kemudian menjadi malam. 

Rombongan Elf membuat api unggun untuk memberikan cahaya, dan menghangatkan badan mereka, angin di musim gugur sangat dingin menembus kulit.

Arthur tidak merasa hal itu karena ia sudah terbiasa.

Arthur tidak ikut pada rombongan, ia lebih memilih menyendiri. Arthur meneguk air minum yang dia bawa dan memakan roti.

"Arthur!" teriak Moana.

"Kemarilah, mari bergabung!" 

Arthur tidak ada pilihan, akhirnya ikut bergabung dalam lingkaran api unggun. Moana memberikan sebuah potongan daging burung.

"Terima kasih."

Arthur menggigit perlahan daging burung, ia menelannya didorong oleh salivanya.

Selesai makan mereka tidur, rombongan Elf membuat tenda untuk mereka beristirahat. Sementara Arthur hanya tidur di bawah pohon beralaskan dedaunan.

Bangsa Elf tidak mudah berinteraksi atau bahkan berbicara selain bangsanya. 

Arthur terlelap dalam tidurnya, ia melihat bayangan.

"Bawalah pergi anak ini!" kata seorang pria di dalam mimpi Arthur.

"Arthur! Arthur!" 

"Hah!" Arthur terkejut dan bangun dari tidurnya.

"Kita harus melanjutkan perjalan," seru Moana.

Arthur hanya terdiam dan memikirkan sebuah mimpi yang sangat mendebarkan dirinya.

Rombongan Elf sudah siap untuk melanjutkan perjalanan, sementara Arthur masih duduk terdiam.

"Arthur!" terika Moana yang sudah berada di atas kuda.

Arthur terperanjat dan ia segera menunggangi kudanya.

Perjalanan yang begitu tenang, tetapi mereka tetap waspada takut hewan ganas akan kembali menyerang tiba-tiba dalam perjalanan.

Arthur menghembuskan napas ketika melihat Edinburgh sudah ada dalam pandangannya.

"Terima kasih sudah mengajakku bergabung dengan rombongan, aku akan pergi ke arah sana," seru Arthur kepada Moana.

Moana tersenyum manis pada Arthur.

"Sampai bertemu lagi, Arthur. Aku yakin kita pasti akan bertemu lagi," sahut Moana membuat Arthur terdiam.

***

Bersambung 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status