Share

3. Terpasungnya Dark Invader

Suilven Mountain, 100 tahun yang lalu. 

Tempat yang penuh dengan hamparan dedaunan yang sudah bertebaran. Dedaunan itu sudah kering, ranting pepohonan sudah mengering, dunia sedang tidak baik-baik saja.

Di atas batu yang bertuliskan sebuah mantra untuk mengantarkan Dark Invader ke neraka. Raja White dari bangsa elf, seorang pria paruh baya, ia memakai pakaian putih tulang, rambutnya panjang hingga siku tangannya. Halis dan juga jenggotnya ikut memutih. Ia sedang melakukan ritual dengan membacakan sebuah mantra, ia berdiri persis di atas kepala Dark Invader yang sedang berbaring kesakitan, dijemput kematian.

Raja White beserta raja lain; Raja Joe dari bangsa dwarf, Raja Santiago dari bangsa manusia dan Ratu Ellie dari bangsa Elf. Ada lima penguasa di Last Earth yang akan mengantarkan Dark Invader ke neraka karena sudah menghancurkan dunia menjadi sarang kegelapan.

Di tengah-tengah komat-kamit para penguasa, Suilven Mountain yang memiliki batu kembar membelah diri, ia mengeluarkan cahaya merah, Dark Invader perlahan terbakar, hingga tertinggal tulang belulang.

"Tunggu pembalasanku. Karena aku akan bangkit kembali!" kata Dark Invader dengan wajah setengah tengkorak, sebelum ia lenyap dari bumi.

***

Tidak lama dari pelenyapan Dark Invader, Raja White meninggal karena menurunnya kesehatan. Tahtanya digantikan oleh Raja Liam Payne anaknya sendiri. Sedangkan bangsa dwarf digantikan oleh anaknya Pangeran Willy. Kerajaan yang dipimpin oleh Ellie kini digantikan oleh Ratu Moana. Sedangkan bangsa manusia Raja Santiago memiliki dua anak laki-laki, ia memberikan pesan kepada kedua anaknya yang bernama Martin dan Marciano.

"Menikah, cari perempuan yang kalian sukai di kota ini. Jika kalian setelah menikah memiliki anak, aku akan memberikan tahta ini padamu!" kata Raja Santiago.

Martin dan Marciano merupakan saudara kembar, Raja Santiago tidak bisa memberikan tahta kepada keduanya, jadi dia menyiasati dengan membuat hal demikian.

Akhirnya Martin dan Marciano menikah bersamaan. Satu bulan kemudian Martin memberikan kabar bahagia kepada Raja Santiago bahwa istrinya telah hamil.

"Ayah, Aleda telah mengandung."

"Kabar bahagia untukmu dan untuk kerajaan kita!" 

Tujuh bulan kemudian Martin dilantik menaiki tahta, Marciano murka karena ia tidak bisa mendapatkan tahta dan meneruskan kerajaan.

Marciano pergi ke Suilven Mountain dia bersumpah di atas gunung.

"Wahai Dark Invader! Berikan aku kekuatan dan berikan aku keturunan untuk menguasai kerajaan!" Marciano komat-kamit membacakan mantra sakral yang tidak boleh ia ucapkan. Karena, akan mengikis mantra terpasungnya Dark Invader.

Munculnya kilatan berwarna merah di langit. Terbentuknya wajah Dark Invader.

"Kamu akan segera memiliki keturunan. Namun, anakmu akan menjadi jaminan, ia harus menjadi pengikutku!"

Suara itu lenyap begitu juga wajah Dark Invader.

***

Kelahiran anak Martin yang ditunggu pun datang. Sebelum kelahiran anak Martin, Marciano membuat siasat dengan membunuh ayahnya sendiri Raja Santiago dengan memberikan minuman beracun. Marciano juga membuat kerajaan dalam situasi panas. Pasukan membuat kudeta di tengah kelahiran sang anak Martin.

Martin yang sedang menunggu putri Aleda melahirkan. Datang Robby—pelayan Martin yang setia.

"Tuan, di dalam istana sedang perang!" kata Robby.

Martin memegang pelipis matanya, "Robby, tolong bawa anakku pergi. Dan beritahu pengawal untuk mengantarkan Putri Aleda kembali ke kampungnya!" titah pangeran Martin.

Robby bergegas menggerakkan pasukan membawa kereta kuda membawa Putri Aleda dan anaknya.

Di perjalanan putri Aleda mengalami kelelahan dan lemas karena kehabisan darah selepas melahirkan. Putri Aleda meninggal di tengah perjalanan. 

Lalu, pasukan menjaga anak Martin pun ada yang menghadang oleh pasukan Marciano.

Robby berlari sembari menggendong anak Martin, dia bersembunyi di sebuah hutan Old Forest.

***

Sedangkan di dalam istana Martin dan Marciano akhirnya perang saudara di dalam istana. 

Martin di pasung di sebuah bukit tersembunyi. 

Istana akhirnya dipimpin oleh Marciano, seluruh rakyat harus patuh padanya. Kekuasaan pun runtuh hingga lahirlah anaknya bernama Adam, tetapi istrinya meninggal. Namun, karena ia terlahir dengan mata menyala merah, ia sering dipanggil Red Eye.

Ia tumbuh menjadi manusia kuat dan jahat. Marciano meninggal tinggallah Adam. Rakyat telah meninggalkan kekuasaan Marciano dan Adam. 

"Nak, pergilah ke Suilven Mountain dan temui Dark Invader. Kau harus patuh padanya!" pesan Marciano seraya memberikan sebuah kitab pengbangkitan Dark Invader.

"Kenapa bukan ayah yang membangkitkannya? Agar ayah bisa menguasai Last Earth dan menjadi semakin kuat!" tanya Adam.

"Sebenarnya ayah sudah mengingkari janji ayah pada Dark Invader, karena sudah memiliki perjanjian bahwa kau adalah pengikutnya. Karena ayah yakin bisa memimpin kerajaan, nyatanya mereka meninggal ayah. Jadi, saatnya kini kau pergi dan bangkitkan Dark Invader!" Marciano menghembuskan napasnya.

'Ayah, namaku kini bukanlah Adam! Melainkan Red Vander! Ayah kenalilah aku, aku akan menjadi pengikut setia Dark Invader!' kata Adam di depan makan Marciano.

***

Suasana tempat yang cukup asing bagi orang awam, angin yang berhembus dengan perlahan menyalurkan dedaunan jatuh atau pun kering yang berserakan di atas tanah, terlihat seorang lelaki yang pada saat itu sedang berdiri dengan tegap di tengah hutan yang rindang akan dedaunan hijau.

Dengan menggunakan pakaian rapi berwarna agak abu, dengan rambut pendek tersisir rapi, lelaki itu memperhatikan sekeliling dengan sepasang mata yang tajam melihat keadaan saksama. Dia adalah Red Vader, dengan membawa sebilah pedang tajam dalam dirinya lelaki itu sepertinya adalah warrior yang sedang berkelana.

Red Vader kembali melangkahkan kaki jenjang dan terus menyusuri jalan, entah ke mana saat ini dia akan pergi, namun langkahnya tidak kunjung berhenti lagi, hingga beberapa saat dia berjalan, Red Vader pun menghentikan langkah kaki. Kali ini keadaan sudah cukup berbeda dia sekarang sedang berada di dalam sebuah tempat yang luas, namun pepohonan tidak terlalu banyak, tanah yang dihujani oleh daun kering perlahan tersapu angin. Ada beberapa batu karang yang terpasang di setiap sudut tempat. Hari itu keadaan cukup mendung. Red Vader menjelajahi tempat itu dengan pandangan jelas dan saksama. Sesekali Red Vader di datangi oleh burung gagak yang berterbangan di atas kepalanya, lalu lalang seperti sedang mencari sesuatu. Mungkin bangkai? Entah menunggu kematian siapa.

Meskipun tempat itu sangat sepi dan sunyi, namun hal itu yang membuat penampakan dari hutan keramat yang dikenal dengan sebutan Suilven Mountain, daun, batang dan ranting berwarna hitam pekat. Gagal bernyanyi beberapa kali yang hinggap pada dahan pohon.

Red Vader terlihat begitu tenang, hingga tidak lama kemudian lelaki itu merendahkan tubuhnya dan berjongkok hingga dia menjatuhkan tangan kanannya untuk dapat menyentuh tanah, telapak tangan itu sudah menempel pada bumi. Red Vader mengangkat wajahnya dan melihat ke arah depan, dia seperti sedang membaca sesuatu, apa yang dia katakan tidak terdengar jelas. Namun, ketika lelaki itu masih komat kamit mendadak dengan perlahan muncul percikan sinar agak orange yang muncul dari dalam telapak tangannya yang dia letakan di atas tanah kering, sinar itu merambat dan perlahan menyebar ke seluruh tempat yang dapat dijangkau, daun dan ranting yang menghitam setelah terkena sihir Red Vader berganti warna menjadi jingga, burung gagak pun sampai menjauh dan terbang lalu menghilang dari dalam tempat itu.

**

Bersambung 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status