Share

Bab 118. Penyesalan

"Apa, Mas? Dia anakku?" Arga terlihat bingung karena ucapan Farhan.

"Nanti saya jelaskan di rumah, ya. Keenan, ayo kita pulang!" Farhan menepuk pundak keponakannya karena Keenan juga kebingungan.

"I—ya, Pakde," jawab Keenan terbata.

"Ayah? Apa benar dia ayahku? Selama ini ketika aku bertanya sama nenek, dia selalu bilang Ayah kerja di luar kota," batin Keenan.

Anak sepuluh tahun itu dipaksa dewasa sebelum waktunya oleh keadaan. Terkadang, Keenan bisa bersikap biasa dan juga anak seumuran dia pada umumnya.

Pikiran Arga berkecamuk. Bagaimana tidak, ada seorang pria yang mengatakan kalau anak laki-laki yang ada dihadapannya saat ini adalah anaknya.

"Apa benar dia anakku dengan Dara? Aku sadar dulu kami sering melakukan hubungan terlarang. Tapi, tak pernah aku sangka jika Dara hamil. Apa waktu dulu dia terus-menerus menghubungiku, ya? Dia menghubungiku karena ingin mengatakan kalau dia hamil?" Banyak sekali pertanyaan yang ada dalam benak Arga.

Semuanya diam hingga sampai di rumah. Ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status