Usai ku menenangkan hatiku, segera ku mencuci wajahku dan memperbaiki pakaian dan juga make-up ku. Ku tutupi mataku yang sedikit bengkak dengan makeup mata yang sedikit tebal.
Drrttttt..!! Drrrttt..!!!Ponselku bergetar tertanda panggilan telfon masuk, tertera nama Viona di layarnya.["Halo, Bel. Kamu dimana? Bukanya tadi sudah ada di kantor? Mobilmu aja masih ada diparkiran,"] tanya suara diseberang sana.["Aku lagi dirumah Vio, tadi aku pulang sebentar naik ojol untuk mengambil dokumen yang tertinggal di kamarku,"] Jawabku.["Apa? Kamu dirumah, buruan ke kantor cepat! Kamu tahukan rapat penting hari ini dihadiri oleh Pak Edward, CEO dari perusahaan Albern Royal Group."]["Iya aku tahu aku akan cepat, aku tutup dulu. Bye,"] ucapaku mengakhiri telfon."hum ... sekarang saatnya tegar dan ayo kita hadapi dan balas perbuatan mereka. Oh ya aku harus mendahulukan projects penting ini dulu," tegasku.Segera ku ambil dokumen yang tertinggal diatas ranjang ku itu dan langsung keluar mendatangi ojol yang ku sewa."Lama mang nunggunya?? Maaf mang ada kejutan tadi sedikit. Nanti tarif nya aku tambahin dehh," ucapku memakai helem."ga apa atuh neng, kan udah ngomong tadi suruh nungguin hehe, ayok dah gass. Berangkat," balas mang ojol.Setelah sampai segera ku membayar mang ojol via aplikasi tidak lupa uang tunai ku berikan sebagai tip untuknya."Nih mang makasih ya," kataku sambil menyerahkan uang biru 2lembar."Kebanyakan neng tip nya," sahut mang ojol mencoba mengembalikan uang yang kuberi."Udah ambil aja, makasih banyak mang, dah!" tolakku pergi."saya yang makasih banyak neng," teriak mang ojol senyum.Aku berlari ke dalam kantor menuju lift, saat hendak masuk lift ternyata aku berpapasan dengan Pak Edward.Aku terdiam kaget. mata kami bertemu, ku alihkan pandanganku secepatnya, ku urungkan niat ku untuk masuk ke lift. saat pintu lift hendak tertutup, pak Edward menahannya."masuklah, jangan seperti orang bodoh, kita menuju lantai yang sama," ucapnya dingin.Glup, aku menelan saliva dan kemudian mengangguk, "terimakasih," ucapku memasuki lift.Didalam lift terasa hening, hawa terasa dingin, ntah mengapa aku merinding dan takut.Padahal wajahnya sangat tampan tapi mengapa auranya mencengkam.Padahal kami dulu satu sma dan satu kuliahan tapi tak pernah kami bersapa ria, ku pikir ia sulit didekati hmm.Ting!Lift sudah sampai di lantai tujuan, segera kami menuju ruang rapat untuk membicarakan pengajuan kerjasama perusahaanku dengan perusahaan pak Edward yaitu Albern Royal Groups.Setelah dua jam rapat akhirnya selesai...."Baiklah telah disepakati kami menerima kerja sama dengan perusahaan Ainsley Group sebagai anak perusahaan kami, dan akan memberikan suntikan dana sesuai dengan yg tertera, silahkan pak ditandatangani," ucap Benz seketaris pak Edward menyerahkan bolpoin."Oke pak saya akhiri pertemuannya terimakasih," ucapku bangkit dan berjabat tangan dengan pak Edward dan sekretarisnya....Diluar ruang rapat."Yesss, kerjasama kita goal, kamu memang dewi perusahaan kita bel, akhirnya perusahaan kita bisa diselamatkan," seru Viona.Ia terlihat senang hingga memeluk ku begitu erat."Hei jaga martabat mu vio, kita masih dikantor. Pulang mari kita rayakan dengan gembira!" tawarku."ehem, ya benar Siap Bu CEO," sahut Viona dengan mode bawahan.Pulang Kerja aku dan Viona serta rekan timku yang lain merayakan kesuksesan kami dengan makan Grill disebuah restoran.Alangkah indahnya melihat wajah mereka yg sebelumnya khawatir perusahaan akan bangkrut.Sebelumnya perusahaan dijalankan oleh ayahku. setelah aku menikah, ayah memintaku untuk menjalankan perusahaannya, karena ayah bilang sudah waktunya ayah beristirahat dan pensiun dari perusahaan.Aku pun hendak menerima tawaran itu, akan tetapi sebelum aku menerimanya Zico—suamiku berkata padaku kalau setelah menikah sebaiknya aku tak perlu kerja biar ia yg kerja. akupun mengerti, karena aku mencintainya aku menyerahkan perusahaan ayah padanya sebagai CEO.Tapi setelah ia mengelola perusahaan, pendapatan perusahaan malah menurun hanya dalam beberapa bulan perusahaan hampir bangkrut.Akupun membujuk Zico agar aku membantunya, karena aku berpengalaman dibidang ini, aku pernah menggantikan ayahku sementara saat masih gadis, jadi aku sangat mengerti perusahaanku.Zico menolak bujukan ku, karena menurutnya dibantu olehku itu melukai harga dirinya sebagai suami.Ku tenangkan dan kubujuk dia sekali lagi. Aku menawarkannya kesepakatan, yaitu Perusahaan tetap miliknya, aku tak perlu jabatan tertulis. Aku hanya ingin membantu dan menyelamatkan perusahaan. Aku akan membantumu hanya sampe perusahaan stabil, dan ia bisa kembali mengambil alih. Ia pun setuju.Begitulah aku yg bodoh oleh cinta, aku bekerja di perusahaan sebagai CEO tanpa jabatan resmi dan dokumen kepemilikan perusahaan masih nama suamiku, semua juga tetap harus membutuhkan tanda tangan nya bukan tanda tanganku.sedangkan dirumah, ia sibuk dengan gaming nya hingga bermain api dengan adikku.Aku takkan tinggal diam, sudah cukup aku terlihat bodoh,aku akan mengalihkan semua saham dan aset perusahaan kepadaku. Aku harus bergerak cepat!"Hei.. kok melamun aja, makanan kezat kok dianggurin bel," tegur Viona membuyarkan lamunan ku."Oh aku kenyang Vio, aku juga banyak kerjaan jadi aku duluan aja yah, bye!" pamitku pergi....Sampe dirumah, aku langsung menghempaskan bokong ku ke sofa yang empuk ini."sudah pulang kak?" Ucap Tania menghampiriku."iya," jawabku singkat."Maaf ya kak, tadi pagi aku ga denger telfon dari kakak. Tadi pagi aku sibuk menyiram tanaman didepan rumah dan ponselku tertinggal dikamar," ucapnya dengan raut sedih."Kau pikir aku tidak tau bahwa kau sedang bergerumul dengan suamiku tadi pagi!" Kataku dalam hati.Aku menarik nafas pelan, "tidak apa, tidak penting juga," kataku acuh."ya udah aku buatkan lemon tea dulu ya," ucap Tania berlalu pergi.Dia memang begitu, selalu membuatkan ku lemontea ketika aku pulang kerja, walau aku tak ingin minum dia memaksaku menghabiskan karena kalau tidak ia akan memasang muka sedih dan bilang aku tak menghargai buatannya.Lemontea nya memang enak tapi setelah minum kepalaku akan bertambah pusing, ku pikir itu efek pekerjaan kantor yang terbawa.Tapi setelah ingat penghianatannya aku jadi sedikit curiga."Ini kak, habisin yah kak. Jangan disisa, aku buat dengan sepenuh hati," ucapnya menyuguhkan Lemontea padaku."Iyaa, sebelumnya tolong buatkan spageti ya, kamu kan sering buatin mas zico spageti, buatkan aku juga dong aku tiba-tiba ingin mencicipi nya," pintaku."habisin dulu minumnya kak, mandi dulu gih, nanti aku buatin.""kakak maunya sekarang Tania, buatin sekarang yah!" rayuku dengan muka agak memelas."baikalah sebentar ya," ucapnya mengalah.Taniapun pergi ke dapur untuk membuatkan permintaanku.Saat kurasa aman, aku langsung mengambil botol bekas minumku di tas yang kebetulan tadi aku ambil saat acara makan-makan kantor, ada airnya sedikit dibotol segera ku habiskan dan ku isi botol itu dengan lemontea buatan Tania.Setelah itu segera beranjak pergi."Tania, kakak ga jadi makan ya, kakak mau istirahat aja, lemontea nya udah kakak habiskan. Kakak ke kamar yaaa," teriakku pergi ke kamar."Hmm... aku akan membawa ini ke lab Danu, dan menyuruhnya memeriksanya, semoga ini hanya kecurigaanku," gumanku.Keesokan paginya aku bersiap berangkat, tak lupa aku membawa botol lemontea itu untuk dicek ke lab Danu, semalam aku sudah janjian dengan nya pagi ini."Sayang semalam kok tumben ga datangin aku dulu? biasanya kamu datangin aku dulu sebelum tidur!" tanya Zico memelukku dari belakang.Aku tersentak, reflek aku lepaskan pelukannya."Loh ada apa?" Tanyanya kaget."Ga apa sayang, aku kaget aja. Ohiya semalam aku cape banget, jadi ga sempet nyamperin kamu. maaf ya sayang, tolong ngertiin istrimu yang mudah lelah ini," kilah ku berbohong."Yaudah deh gapapa, kamu juga cape gara-gara gantiin aku di perusahaan, makasih ya sayang kerja kerasnya. Aku sayang banget sama kamu," puji Zico mengecup keningku."iya sayang, aku aku berangkat dulu ya," pamitku pergi.Aku tak ingin berlama-lama aku mulai muak dengan sentuhannya yang menjijikan.Aku janjian dengan Danu di kafetaria dekat kantor Danu, segera ku parkikan mobil dekat kafe dan bergegas masuk mencari Danu.Ku lihat ia duduk dekat jendela denga
"Begini bel, lemontea yang kamu beri kamaren mengandung bubuk pollonium, itu adalah sejenis racun yg dapat membunuh secara perlahan kalau dikonsumsi secara rutin ..." Danu menghentikan ucapnya sejenak menatapku. wajahnya tampak lebih serius."dan racun itu tidak ada obatnya, racun itu pun tidak dapat dideteksi oleh dokter sekalipun, racun itu melumpuhkan syaraf secara perlahan dan mematikan otak. Gelaja awalnya adalah pusing, depresi,Gejala berat rambut rontok, hilang penciuman, syaraf kadang befungsi kadang tidak." aku membeku mendengarnya.Danu kemudian menarik nafas dan melanjutkan kalimatnya, "Gejala akhir anggota badan mulai lumpuh, syaraf otak mulai mati. Dan akhirnya meninggal dengan diagnosa penyakit mematikan," Jelasnya panjang lebar.Aku kembali terpaku mendengar penjelasan Danu.Tiba-tiba aku merasa takut, setega itukah mereka ingin melenyapkan ku.tanpa sadar air mataku jatuh, mengingat dua orang yang sebelumnya ku cintai merencakan pembunuhanku.sanggupkah aku menerima ke
"tidak perlu dilepas, bawa saja pria itu kesini, kakakmu ini ingin melihat perawakannya." aku berkata santai sembari menyantap makananku."sayang, tolong jangan ikut campur masalah asmara Tania," sahut Zico. Ia terlihat sangat kesal.raut wajah suami laknat ku ini membuatku ingin tertawa saja."memangnya salah? aku hanya ingin melihatnya, apa kau juga tidak penasaran? dan lagi, kalau sampe pria itu memberikan barang langka begitu pada Tania, bukankah artinya dia sangat serius pada Tania?" kataku masih dengan senyuman santai."Cukup kakak! Ini urusanku!" Tania meninggikan suaranya sembari menggebrak meja.kalau dulu pasti aku akan merasa bersalah, dan membujuknya untuk meminta maaf. namun, tentu saja tidak kali ini."aku sudah selesai, silahkan kalian lanjutkan makannya," sambung Tania berdiri kemudian berlalu pergi."Lihat perbuatanmu Bella, mengapa kau membahas yang tidak penting?" sindir Zico.mengapa dulu aku gak sadar ya, suamiku sendiri sering membela adikku secara berlebihan.dul
POV Tania...di kamar Zico."sayang besok adalah perayaan anniversary kita sekaligus ulang tahun kak Bella. Boleh gak aku memonopoli mu sayang? Aku hanya ingin merayakan anniv kita dengan panas." tanganku mengelus lembut dada bidangnya."Iya sayang, akupun hanya ingin bersama mu. Untuk besok aku hanya akan bersama mu," balasnya mengelus pipiku.aku tersenyum puas mendengar jawabannya."Tapi sayang, aku tak ingin membuat kak Bella curiga, bagaimana pun kita harus berhati-hati jangan sampai kak Bella curiga pada hubungan kita. Ingat Ayahku sangat menyayangi kak Bella jadi dia pasti akan memihak kak Bella," ucapku dengan raut sedih."Tenang sayang, Bella sangat mencintai ku, ia takkan mudah curiga padaku." Zico tersenyum penuh arti padaku.aku menyerit lalu mendorongnya pelan, "apa kau sudah merencanakan sesuatu sayang?" tanyaku penasaran.Zico berjalan memutar ke belakangku lalu memelukku mesra, bisa ku rasakan sentuhan bibirnya mendekat keleherku."tentu saja, aku berencana jam 12 mala
tak lama aku keluar dari kamar Zico, aku melihat Kak Bella sedang menuruni tangga."Kak Bella udah pulang?" sapaku basa-basi, aku memberikan senyuman termanis untuknya. karena kak Bella sangat suka melihatku tersenyum."Iya barusan kok, aku langsung mandi karena gerah," jawabnya juga dengan senyuman.bukankah hubungan kakak beradik kami terlihat sangat rukun."Yaudah, tunggu sebentar yah. aku akan buatkan lemontea kesukaan kakak." sesaat aku ingin ke dapur, kak Bella mencegahku."Ga perlu, kakak lagi ga pengen minum lemontea soalnya."Aku menyeritkan dahi, ini pertama kalinya kak Bella menolak tawaranku."ada apa kak? apa lemontea buatanku sudah tidak enak lagi?" tanyaku dengan mata sedikit berkaca. aku ingin menarik simpatinya."bukan begitu, hanya saja-""mungkin kah kakak bosan dengan lemontea? Yaudah aku buatkan susu yah, gak boleh nolak yah pokoknya," ucapku memotong.aku merayu memegang dan berayun dilengan kak Bella, seperti sorang adik kecil yang merengek pada kakaknya.Kak Bel
PoV Arbella...Setelah drama di ruang tamu tadi. Aku langsung kembali ke kamar pribadiku, terlalu lama bersama mereka membuatku mual.sebelumnya, saat pulang kerja. aku tak sengaja menangkap basah mereka berdua sedang bermesraan di kamar Zico, awalnya aku aku ingin mengabaikan lalu pergi.tetapi mendengar obrolan mereka, menarik sedikit perhatianku. aku mendengar tentang rencana annive romantis mereka besok dan tentang kado ulang tahunku.aku terkejut dan kembali merasa sakit hati, bagaimana tidak? ternyata annive penghianatan mereka bertepatan dengan ulang tahunku.sejak kapan?Mengapa selama ini aku tak pernah curiga?apa mereka begitu pandai menyembunyikannya?ataukah aku yang terlalu bodoh sehingga menjadi badut dirumah sendiri.walau sakit namun sudah tidak sesakit saat awal aku mengetahui nya.sepertinya hati ini sudah sedikit kebal.bagaimana jika aku mulai membalas mereka sekarang?aku tidak ingin menjadi orang bodoh lagi, sudah cukup mereka tertawa diatas penderitaanku.dan w
Aku tiba dirumah pukul 11.15 malam. mataku berkeliling memperhatikan keadaan rumah yang begit.u sunyi.hmm ... tumben Tania tidak menyambut ku, biasanya ia akan muncul dan bertanya banyak hal, mungkinkah dia sedang sibuk mempersiapkan annive-nya yang romantis itu?karena penasaran, akupun diam-diam segera menuju kamar gaming Zico, perlahan mengintip mencari sosok Tania atau Zico.namun saat ku perhatikan, kamarnya sudah kosong. tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka."kira-kira kemana mereka?" gumanku berfikir."Sayang." Aku terkejut mendengar suara pria yang ku kenal.Zico? kenapa dia tiba-tiba ada dibelakangku?"Ada apa sayang? kenapa kau seperti pencuri yang sedang mengendap-ngendap? Apa kau sedang mencariku?" raut wajah Zico terlihat heran."ah, y-ya aku sedang mencarimu diam-diam lalu berencana akan mengagetkanmu gitu," cengirku."apa kau ingin membuatku terkejut?" Zico merangkul pinggangku sembari mendekatkan wajahnya.kalau dulu mungkin aku akan merona dan berdebar, tapi sekaran
"satuuu ... duaaa ... tigaaa ..."penutup mataku akhirnya terlepas."Supricee ... !!!!" Tania dan Zico berseru bersamaan sembari meniup terompet kecil.inikah kejutan yang mereka maksud?terlihat kue ulang tahun cantik yang bertenggerkan banyak lilin diatasnya."Selamat ulangtahun kak Bella, semoga panjang umur, sehat selalu. Juga semoga kakak lekas dapat momongan yah biar rumah kita rame dengan suara anak kecil." Tania mengatupkan kedua tangannya seakan berdoa dengan tulus."selamat ulangtahun sayang, semoga apapun yang kamu inginkan cepat tersampaikan ya." Zico mengelus rambutku lalu mengecup keningku.Aku tersenyum diam.andaikan aku tidak tahu pengkhianatan mereka, walau hanya kejutan kecil begini. mungkin aku akan terharu dan sangat bahagia."Jangan diam aja dong kak, tiup tuh lilinnya, jangan lupa berdoa dulu," celetuk Tania.Aku memejamkan mata dan berdoa dengan tulus.semoga aku bisa membalas kejatahan dan membuat mereka lebih menderita.ku tiup semua lilin itu dengan harapan d