"tidak perlu dilepas, bawa saja pria itu kesini, kakakmu ini ingin melihat perawakannya." aku berkata santai sembari menyantap makananku.
"sayang, tolong jangan ikut campur masalah asmara Tania," sahut Zico. Ia terlihat sangat kesal.raut wajah suami laknat ku ini membuatku ingin tertawa saja."memangnya salah? aku hanya ingin melihatnya, apa kau juga tidak penasaran? dan lagi, kalau sampe pria itu memberikan barang langka begitu pada Tania, bukankah artinya dia sangat serius pada Tania?" kataku masih dengan senyuman santai."Cukup kakak! Ini urusanku!" Tania meninggikan suaranya sembari menggebrak meja.kalau dulu pasti aku akan merasa bersalah, dan membujuknya untuk meminta maaf. namun, tentu saja tidak kali ini."aku sudah selesai, silahkan kalian lanjutkan makannya," sambung Tania berdiri kemudian berlalu pergi."Lihat perbuatanmu Bella, mengapa kau membahas yang tidak penting?" sindir Zico.mengapa dulu aku gak sadar ya, suamiku sendiri sering membela adikku secara berlebihan.dulu aku pikir, mungkin karena Zico menganggap Tania seperti adik kandungnya sendiri.ah, pikiran yang terlalu naif. seharusnya aku lebih peka biar gak kecolongan kayak gini."Tania sudah berumur 25th, sudah waktunya dia menikah, aku kakaknya, aku lebih mengkhawatirkan nya dibanding kamu Zico." tuturku santai.mendengar itu wajah Zico berubah geram."sudahlah, tidak selera aku makan." Zico berdiri dan meninggalkan kursinya, makananya saja belum habis.aku tersenyum kecut."Hah, mungkin saja dia sedang mengejar Tania untuk menghibur nya ... Aku tidak peduli, rasaku sudah mati pada kalian, silahkan tuai akibat perbuatan kalian," batinku sembari menyunggingkan senyum kecil....Setelah makan, aku menyuruh pelayan membersihkan meja, aku menuju keatas mencari keberadaan mereka.Kulihat mereka sedang berada di balkon.karena penasaran, akupun diam-diam mengintip dan menguping pembicaraan mereka."apa kau dengar tadi yank, pasti kakak sengaja berkata begitu. Pasti ia menyindir ku yang tidak juga kunjung menikah, padahal kakak tidak pernah membahas nya sebelumnya, mengapa tiba-tiba?" terlihat Tania sedang menangis di pelukan Zico.benar-benar pemandangan menarik."tenanglah sayang, mungkin itu efek obat yg kita berikan padanya, jadi otaknya sedikit terganggu. bukankah kau tau salah satu gejalanya adalah sakit kepala dan halusinasi, mungkin saja sebentar lagi dia akan depresi. Bersabarlah sayang." Zico membelai halus kepala Tania, seakan menghiburnya.hah, otakku terganggu katanya. tanpa sadar tanganku mengepal.suami macam apa sebenarnya yang sudah ku pungut ini."sangat mengejutkan! ternyata benar racun itu bukan rencana Tania saja. Tapi rencana mereka berdua!" aku menggeleng tak habis pikir."Bukankah aku lebih baik dari kak Bella sayang, bukan kah kau lebih mencitaiku? Tapi mengapa ia begitu percaya diri, aku benci melihat nya seolah merendahkan ku!" Tania memajukan bibirnya sembari memelas manja.Aku menyeringit, berpikir, " tak pernah sedikitpun aku merendahkan Tania, mengapa ia bisa berfikir begitu?" batinku.terlihat Zico menyentil lembut hidung Tania,"Iya sayang kamu lebih dari sempurna dibanding Bella, aku sangat sangat mencintaimu, kau pun juga lebih sangat pandai memuaskanku. Aku sangat mencitaimu," ucap Zico lembut.Mereka berdua terlihat saling menatap kemudian wajah mereka juga ikut saling mendekat.ya, akhirnya mereka berciuman di balkon selayaknya raja dan ratu dalam dongeng.sedikit terasa nyeri di dada, tapi aku tak ingin mengakuinya.bukankah nyeri ini wajar, aku sangat tulus mencintai suamiku. melihatnya begini tentu akan menyakitiku.namun aku tak akan terlarut, aku sudah bilang rasaku untuk mereka sudah mati.rasa nyeri ini hanya sesaat, aku tidak ingin mengakuinya."pertunjukkan yang menjijikan!" gumanku pergi....aku berjalan ke arah kamarku dan merebahkan diri.Aku berpikir, mengapa aku bisa terlalu bodoh? mengapa aku bisa tidak curiga sama sekali sebelumnya?mereka bisa bermesraan dengan begitu terbuka dirumah ini, mengapa aku tidak menyadarinya?Dan lagi, ini sangat mencurigakan mengapa para pelayan dan tukang kebun, juga penjaga keamanan tidak ada yang melaporkan apapun padaku.apa semua orang didalm rumah ini membohongiku?kalau dipikir-pikir, bukankah mereka para pekerja yg direkrut oleh Zico dan Tania?Mungkinkah mereka beneran tidak tau atau menutup mata pura-pura tidak tahu?seketika aku tertawa lepas, menertawakan kebodohanku selama ini.aku terlihat seperti boneka polos yang bodoh, bagaimana bisa hahaha.aku tertawa, namun air mataku keluar. apa aku sudah gila sekarang.tidak, sepahit apapun kenyataan, tidak akan menggeserkan kewarasanku.aku menarik nafas dan menghembuskannya perlahan mencoba menenangkan pikiranku.baiklah, aku akan segera mengganti semua pekerja.aku adalah nyonya dirumah ini, anjinh yang diam-diam menggigit majikannya harus diganti.Untung saja surat tanah dan rumah masih atas nama ku.Jadi mudah bagiku untuk mengganti orang-orang yang ada didalamnya."tunggulah kalian, penyesalan kalian akan dimulai sekarang," gumanku tersenyum licik.'tok! tok!' ketukan pintu menarik perhatianku."kakak, ini aku Tania," seru Tania dibalik pintu.untuk apa lagi dia kesini, apa dia sudah selesai bermesraan dengan suami kakaknya?aku membersihkan wajahku terlebih dahulu dan dengan malas aku berjalan membuka pintu."ada apa?" tanyaku sedikit dingin."kakak, kau sedang apa? tidak sengaja aku mendengar suara tertawamu yang begitu kencang." Tania melirik ke dalam kamarku. matanya seolah mengamati sesuatu."aku sedang bosan, kadi aku menonton film komedi.""oh benarkah? boleh aku ikut nonton bersama kakak? sudah lama kita tidak menonton film komedi bersama!" seru Tania ingin menyerobot masuk.dengan cepat aku menahannya."maaf Tania, aku sudah selesai menontonnya. kau bisa nonton sendiri Nanti."raut wajah Tania berubah, ia seperti terkejut melihatku melarangnya masuk.biasanya ia bisa bebas keluar masuk dikamarku. aku tidak pernah melarangnya.bahkan jika ia menorobos masuk tanpa izin, aku akan tertawa dan mengelus kepalanya."kembalilah ke kamarmu Tania, ini sudah larut," kataku mengusir."kakak, tunggu.""ada apa?" aku masih menahan kekesalaku, tidak bisakah ia pergi saja."kenapa lemonteanya belum diminum?"aku menoleh kebelakang, es lemontea yang dibuat sebelumnya kini sudah mencair.ternyata tadi dia memperhatika gelas itu, sepertinya Tania ingin memastikan apakah aku sudah menghabiskan racun itu."ah, karena keasikan nonton aku jadi lupa meminumnya," ucapku berakting.aku kembali mengambil gelas yang berisi racun itu."sekalian taruh gelasnya di dapur ya." aku menyerahkan gelas itu ditangan Tania."bagaimana kalau aku buatkan yang baru kak?" tawarnya dengan senyuman."tidak perlu.""apa kakak ingin minum yang lain? aku akan membuatkannya kak," tawarnya sedikit membujuk."tidak, kembalilah Tania.""tapi kak-"tanpa mendengarkannya aku langsung menutup pintu dan menguncinya.ia begitu gigih ingin memberiku asupan racun.Tania menggedor-gedor pintu sembari berteriak.aku mengabaikannya, hingga beberapa saat akhirnya ia menyerah."akhirnya pergi juga tuh adik lacnat," gumanku berbaring.POV Tania...di kamar Zico."sayang besok adalah perayaan anniversary kita sekaligus ulang tahun kak Bella. Boleh gak aku memonopoli mu sayang? Aku hanya ingin merayakan anniv kita dengan panas." tanganku mengelus lembut dada bidangnya."Iya sayang, akupun hanya ingin bersama mu. Untuk besok aku hanya akan bersama mu," balasnya mengelus pipiku.aku tersenyum puas mendengar jawabannya."Tapi sayang, aku tak ingin membuat kak Bella curiga, bagaimana pun kita harus berhati-hati jangan sampai kak Bella curiga pada hubungan kita. Ingat Ayahku sangat menyayangi kak Bella jadi dia pasti akan memihak kak Bella," ucapku dengan raut sedih."Tenang sayang, Bella sangat mencintai ku, ia takkan mudah curiga padaku." Zico tersenyum penuh arti padaku.aku menyerit lalu mendorongnya pelan, "apa kau sudah merencanakan sesuatu sayang?" tanyaku penasaran.Zico berjalan memutar ke belakangku lalu memelukku mesra, bisa ku rasakan sentuhan bibirnya mendekat keleherku."tentu saja, aku berencana jam 12 mala
tak lama aku keluar dari kamar Zico, aku melihat Kak Bella sedang menuruni tangga."Kak Bella udah pulang?" sapaku basa-basi, aku memberikan senyuman termanis untuknya. karena kak Bella sangat suka melihatku tersenyum."Iya barusan kok, aku langsung mandi karena gerah," jawabnya juga dengan senyuman.bukankah hubungan kakak beradik kami terlihat sangat rukun."Yaudah, tunggu sebentar yah. aku akan buatkan lemontea kesukaan kakak." sesaat aku ingin ke dapur, kak Bella mencegahku."Ga perlu, kakak lagi ga pengen minum lemontea soalnya."Aku menyeritkan dahi, ini pertama kalinya kak Bella menolak tawaranku."ada apa kak? apa lemontea buatanku sudah tidak enak lagi?" tanyaku dengan mata sedikit berkaca. aku ingin menarik simpatinya."bukan begitu, hanya saja-""mungkin kah kakak bosan dengan lemontea? Yaudah aku buatkan susu yah, gak boleh nolak yah pokoknya," ucapku memotong.aku merayu memegang dan berayun dilengan kak Bella, seperti sorang adik kecil yang merengek pada kakaknya.Kak Bel
PoV Arbella...Setelah drama di ruang tamu tadi. Aku langsung kembali ke kamar pribadiku, terlalu lama bersama mereka membuatku mual.sebelumnya, saat pulang kerja. aku tak sengaja menangkap basah mereka berdua sedang bermesraan di kamar Zico, awalnya aku aku ingin mengabaikan lalu pergi.tetapi mendengar obrolan mereka, menarik sedikit perhatianku. aku mendengar tentang rencana annive romantis mereka besok dan tentang kado ulang tahunku.aku terkejut dan kembali merasa sakit hati, bagaimana tidak? ternyata annive penghianatan mereka bertepatan dengan ulang tahunku.sejak kapan?Mengapa selama ini aku tak pernah curiga?apa mereka begitu pandai menyembunyikannya?ataukah aku yang terlalu bodoh sehingga menjadi badut dirumah sendiri.walau sakit namun sudah tidak sesakit saat awal aku mengetahui nya.sepertinya hati ini sudah sedikit kebal.bagaimana jika aku mulai membalas mereka sekarang?aku tidak ingin menjadi orang bodoh lagi, sudah cukup mereka tertawa diatas penderitaanku.dan w
Aku tiba dirumah pukul 11.15 malam. mataku berkeliling memperhatikan keadaan rumah yang begit.u sunyi.hmm ... tumben Tania tidak menyambut ku, biasanya ia akan muncul dan bertanya banyak hal, mungkinkah dia sedang sibuk mempersiapkan annive-nya yang romantis itu?karena penasaran, akupun diam-diam segera menuju kamar gaming Zico, perlahan mengintip mencari sosok Tania atau Zico.namun saat ku perhatikan, kamarnya sudah kosong. tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka."kira-kira kemana mereka?" gumanku berfikir."Sayang." Aku terkejut mendengar suara pria yang ku kenal.Zico? kenapa dia tiba-tiba ada dibelakangku?"Ada apa sayang? kenapa kau seperti pencuri yang sedang mengendap-ngendap? Apa kau sedang mencariku?" raut wajah Zico terlihat heran."ah, y-ya aku sedang mencarimu diam-diam lalu berencana akan mengagetkanmu gitu," cengirku."apa kau ingin membuatku terkejut?" Zico merangkul pinggangku sembari mendekatkan wajahnya.kalau dulu mungkin aku akan merona dan berdebar, tapi sekaran
"satuuu ... duaaa ... tigaaa ..."penutup mataku akhirnya terlepas."Supricee ... !!!!" Tania dan Zico berseru bersamaan sembari meniup terompet kecil.inikah kejutan yang mereka maksud?terlihat kue ulang tahun cantik yang bertenggerkan banyak lilin diatasnya."Selamat ulangtahun kak Bella, semoga panjang umur, sehat selalu. Juga semoga kakak lekas dapat momongan yah biar rumah kita rame dengan suara anak kecil." Tania mengatupkan kedua tangannya seakan berdoa dengan tulus."selamat ulangtahun sayang, semoga apapun yang kamu inginkan cepat tersampaikan ya." Zico mengelus rambutku lalu mengecup keningku.Aku tersenyum diam.andaikan aku tidak tahu pengkhianatan mereka, walau hanya kejutan kecil begini. mungkin aku akan terharu dan sangat bahagia."Jangan diam aja dong kak, tiup tuh lilinnya, jangan lupa berdoa dulu," celetuk Tania.Aku memejamkan mata dan berdoa dengan tulus.semoga aku bisa membalas kejatahan dan membuat mereka lebih menderita.ku tiup semua lilin itu dengan harapan d
"Kamu kok tega banget, suami sakit gini malah lebih mentingin kerjaan," lirih Zico dengan wajah melas.lihatlah si brengsek ini, ia membuatku seakan menjadi istri durhaka yang tega membiarkan suaminya.padahal dia sendiri suami durhaka, yang tidak bisa memberi nafkah dan malah seenak jidat berselingkuh."Maafkan aku sayang, bukannya kamu selalu bilang kalau perusahaan kita itu penting! Lagian ada Tania yang akan menjagamu nanti. Ini semua juga demi kamu! Aku pergi ya." tanpa memikirkan perasaanya, aku pergi meninggalakan kamarnya.Didetik terakhir sebelum pintu kamarnya tertutup, terlihat jelas guratan kesal dan menyedihkan diwajah Zico.....baiklah, selanjutnya mari kita cek Tania, jika semalam mereka berdua menghabiskan malam yang panas. pasti Tania akan terkontaminasi bubuk itu juga kan, aku penasaran bagaimana keadaanya.dengan senyum simpul, aku melangkah pasti ke arah kamar Tania.beberapa kali aku mengetuk pintu tidak ada sahutan darinya, mungkinkah ia juga terbaring lemah sepe
“Bel! ... Bella!” sentuhan Viona seketika menyadarkan ku.“Kok melamun? Jangan-jangan kamu ada sesuatu ya dengan pak Edward? Soalnya abis nyebut nama pak Edward kamu langsung terdiam gitu, Pasti ada sesuatu.” Viona mengangkat telunjuknya padaku dengan mata menyelidik.“En-enggak ah, apaan sih." ku tepis pelan jari telunjuknya.“hm, massa? kok mencurigakan ya?""apanya yang mencurigakan? Kami beneran gak ada apa-apa Vio, itu hanya asumsimu," bantahku."lagian kita itu sedang di jam kerja, Aku atasanmu jadi lebih baik kau jaga perilakumu! Oke?” lanjutku menekan dengan nada tegas. biasanya kalau udah mode tegas gini, Viona akan mundur.Viona terdiam dan mengerutkan bibirnya. "baiklah, maafkan saya bos."“kembalilah bekerja sekretaris Vio!""Hmm ya ... ya." dengan tenang Viona pun kembali ke ruangannya. tak lupa ia meninggalkan expresresi mata memicing sebelum menutup pintu.begitulah dirinya, ia selalu penasaran dengan hal kecil apapun padaku, itu adalah salah satu sifat lucu darinya. sa
Aku tiba dirumah saat sore.rumah terlihat sepi, tidak ada suara Tania yang menyambutku, ataupun suara suamiku yang menanyakan bagaimana pekerjaan ku.Suasana yang begitu familiar, mengingatkanku saat pertama kali mengetahui perselingkuhan mereka.bedanya saat itu mereka sedang bergerumul mesra namun saat ini mungkin mereka sedang menahan gatal dan sakit di kamar masing-masing.ku langkahkan kaki menuju kamarku bergegas mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi aku berganti baju dan mengeringkan rambut, tak sengaja mataku beralih pada tas hitam diantas ranjang.ku raih tas itu dan mengeluarkan sebuah kotak kado dan membukanya.kalung yang bersinar itu kini berpindah ke jemariku, aku ingin mencobanya dan memakaikan kalung itu dileherku.“lumayan juga," gumamku memandangi pantulan cermin.“Pintar sekali dia memilih kado," sambungku.tanpa sadar senyum terukir dibibirku.tidak, tidak ... aku tidak boleh terhanyut.kalung ini adalah hadiah sebagai partner kerja saja.tanganku menggengga