"Begini bel, lemontea yang kamu beri kamaren mengandung bubuk pollonium, itu adalah sejenis racun yg dapat membunuh secara perlahan kalau dikonsumsi secara rutin ..." Danu menghentikan ucapnya sejenak menatapku. wajahnya tampak lebih serius.
"dan racun itu tidak ada obatnya, racun itu pun tidak dapat dideteksi oleh dokter sekalipun, racun itu melumpuhkan syaraf secara perlahan dan mematikan otak. Gelaja awalnya adalah pusing, depresi,Gejala berat rambut rontok, hilang penciuman, syaraf kadang befungsi kadang tidak." aku membeku mendengarnya.Danu kemudian menarik nafas dan melanjutkan kalimatnya, "Gejala akhir anggota badan mulai lumpuh, syaraf otak mulai mati. Dan akhirnya meninggal dengan diagnosa penyakit mematikan," Jelasnya panjang lebar.Aku kembali terpaku mendengar penjelasan Danu.Tiba-tiba aku merasa takut, setega itukah mereka ingin melenyapkan ku.tanpa sadar air mataku jatuh, mengingat dua orang yang sebelumnya ku cintai merencakan pembunuhanku.sanggupkah aku menerima kenyataan yang sangat pahit ini?Viona memelukku, mencoba menenangkanku."kamu kuat Bella, jangan tunjukan kelemahanmu, ada aku disini dan Danu yang akan membantu mu. Kamu harus balas perbuatan mereka," hibur Viona."bener Bel, kami ada buat lo, tapi untuk sekarang lebih penting untuk cek kesehatan lo, sudah berapa banyak racun itu masuk ke tubuh lo. Itu memang gada obatnya tapi kalau belum masuk gejala berat masih belum terlambat untuk disembuhkan Bel. Jadi lebih baik kita cek kesehatan dulu," saran Danu.aku berfikir sejenak, tidak ada waktu untuk menangisi mereka, lebih baik aku mengecek kesehatanku."Baiklah, tapi vio bisakah kamu gantiin tugas aku dulu dikantor? Aku takut kalau aku ga selesaikan tugas itu, Zico bakal curiga aku kerumah sakit, tolong jangan beri tahu siapa pun kalau aku kerumah sakit," pintaku pada Vio.Viona tersenyum sembari mengelus pundakku, "tenang Bel, aku ngerti. Ga usah mikirin masalah kantor, aku pasti bakal selesai kan tanpa ada yang curiga bahwa kamu ga ada dikantor," ucap viona.mendengernya membuatku merasa tenang."terimakasih vio," balasku memeluknya.saat itu juga, seperti saran Danu. Aku bergegas pergi ke rumah sakit....Di Ruang dokter."Gejala yang ibu alami hampir mendekati gejala awal, untung saja ibu sudah menyadarinya sebelum gejalanya lebih parah. Tapi walau begitu racun yang sudah lama tertumpuk itu tetap dapat memicu penyakit lain seperti kemandulan, migrain akut, hingga memperngaruhi masalah hormon." penjelasan dokter mirip dengan yang diberitahu Danu."Masih belum terlambat untuk memulihkan kesehatan ibu, Saya akan membuatkan resep obatnya, resep ini harus dikonsumsi secara teratur tidak boleh terlambat atau lupa. Juga saya sarankan cek up dua minggu sekali untuk memastikan kesehatan ibu." Jelas dokter panjang lebar.Aku sedikit lega mendengar penjelasan dokter, setidaknya aku masih ada kesempatan untuk sembuh."Baik dok, asal saya bisa sembuh saya tidak akan lupa pesan dokter, saya permisi dulu" pamitku keluar."syukurlah aku mencurigai lebih awal sehingga penyakit ini dapat diatasi, apa jadinya jika aku terlambat menyadari? Tidak ada yang bisa ku lakukan kecuali pasrah jika terlambat," pikirku.Aku terus berjalan di koridor rumah sakit, pikiranku kacau.Tidak cukup membuatku sakit hati, para pengkhianat itu juga sudah meracuniku!Tanpa sadar aku mengepalkan tangan dengan kuat."perselingkuhan dan racun! Tega sekali mereka padaku! Bagaimana bisa aku masih berfikir untuk memaafkan mereka, tidak! Tunggulah kalian sampah!" geramku setengah berteriak."kau diselingkuhi?" ucap seseorang dari belakang, suara itu terdengar familiar. Aku berbalik."Pak Edward!" mataku terbelalak melihat kehadirannya, bagaimana bisa Pak Edward ada disini."Maaf jika aku ikut campur, aku hanya tak sengaja mendengar teriakan mu, apa benar kau diselingkuhi?" langkahnya perlahan mendekatiku.Aku menatap tatapannya yg penasaran."Ya bahkan mereka sudah meracuniku!""Meracunimu? Apa kau baik-baik saja?" keningnya berkerut menanyakan keadaanku.Aku sedikit terheran, "ya aku baik-baik saja, untung saja aku tidak terlambat menyadarinya," jelasku."Syukurlah."Hening beberapa detik, aku terlarut dalam kesedihanku sendiri."Jangan sedih, ia tak pantas kau tangisi! Untuk apa kau memikirkan pria brengsek itu!" ucapan itu terdengar seperti menghiburku.lagi-lagi aku merasa heran, apa dia benar-benar mencoba menghiburku.namun setelah dipikir perkataannya tidak salah."pak Edward benar, untuk apa aku bersedih memikirkan si brengsek itu dan selingkuhannya. Lebih baik aku membuat rencana untuk membalas mereka!" geramku mengepalkan tangan.Edward tersenyum kecil."baguslah kau wanita yang kuat, aku mendukung balas dendammu. jika perlu bantuan bilanglah padaku," sarannya memegang pundakku."Terimakasih," balasku menatap matanya. Aku masih merasa aneh dengan perilaku pak Edward sekarang ini. Ia terlihat sangat berbeda dari biasanya."Sudah sore, ikutlah denganku, aku akan mengantarmu pulang," tawarnya.apa dia memang orang yang seperti ini?"Tidak pak, saya bawa mobil sendiri." tolakku halus."mobilmu biar Benz yang bawa, aku tak ingin wanita yang pikirannya kacau mengemudikan mobil," ucapnya lagi.Aku memikirkan ucapannya sebentar, kalau dipikir tidak sopan menolak ajakan parnert besar. lebih baik aku menerima kebaikan hatinya."baiklah, terimakasih."...Dirumah."kak, sudah pulang? Mau aku buatin lemontea?" sapa Tania dengan tawaran lemonteanya seperti biasa.lagi-lagi lemontea, ternyata perhatian yang ia berikan hanyalah racun untukku.Aku hanya meliriknya sekilas, "Taruh saja dikamar nanti aku minum, kebetulan aku sedang pusing banyak kerjaan," aku melangkah pergi tanpa memperhatikannya."kakak harus banyak istirahat, jaga kesehatan, karena aku tak sabar ingin punya keponakan."Aku terhenti sesaat.apa sekarang dia sedang mencibirku mandul?padah itu semua karena kelakuannya."dasar iblis!" aku menarik nafas pelan dan melanjutkan langkahku....Makan Malam."sayang ayo makan," ajak zico padaku.Aku turun melihat Tania dan Zico sudah ada di meja makan.Sebenarnya aku ragu untuk makan bersama mereka, tapi ku pikir tidak mungkin Tania meracuni makanan yg akan dia makan juga."Iya sayang," balasku sebiasa mungkin, aku tak inhin terlihat mencurigakan.Hening, hanya terdengar suara sendok dan piring saring beradu."Tania apa kau punya pacar?" tanyaku memecahkan keheningan."uhuk!!" tania dan zico kaget seketika,"apa maksud kakak?"Aku melirik cincin dijari manis Tania."itu, bukankah itu cincin berlian edisi terbatas dari brand LoveG, itu hanya ada 17 buah didunia, cukup sulit untuk mendapatkannya. pasti pacarmu orang kaya raya ya?"Padahal aku tahu itu cincin itu adalah cincin yang aku lihat beberapa hari lalu dikamar Zico, aku pikir Zico akan memberi kejutan tiba-tiba padaku.siapa yang menyangka ternyata suamiku memberi benda mewah itu pada adikku semdiri, Tania."haha umh, ntah-lah k-kak, aku hanya berkencan 2kali, dia langsung memberiku hadia ini. " dengan senyuman canggung Tania menjawab gugup."dan aku juga baru tau ini barang mewah, sepertinya di orang yang sangat royal. Apa aku kembalikan saja ya? Aku jadi tidak enak!" sambungnya seakan ingin melepas cincin itu."tidak perlu dilepas, bawa saja pria itu kesini, kakakmu ini ingin melihat perawakannya." aku berkata santai sembari menyantap makananku."sayang, tolong jangan ikut campur masalah asmara Tania," sahut Zico. Ia terlihat sangat kesal.raut wajah suami laknat ku ini membuatku ingin tertawa saja."memangnya salah? aku hanya ingin melihatnya, apa kau juga tidak penasaran? dan lagi, kalau sampe pria itu memberikan barang langka begitu pada Tania, bukankah artinya dia sangat serius pada Tania?" kataku masih dengan senyuman santai."Cukup kakak! Ini urusanku!" Tania meninggikan suaranya sembari menggebrak meja.kalau dulu pasti aku akan merasa bersalah, dan membujuknya untuk meminta maaf. namun, tentu saja tidak kali ini."aku sudah selesai, silahkan kalian lanjutkan makannya," sambung Tania berdiri kemudian berlalu pergi."Lihat perbuatanmu Bella, mengapa kau membahas yang tidak penting?" sindir Zico.mengapa dulu aku gak sadar ya, suamiku sendiri sering membela adikku secara berlebihan.dul
POV Tania...di kamar Zico."sayang besok adalah perayaan anniversary kita sekaligus ulang tahun kak Bella. Boleh gak aku memonopoli mu sayang? Aku hanya ingin merayakan anniv kita dengan panas." tanganku mengelus lembut dada bidangnya."Iya sayang, akupun hanya ingin bersama mu. Untuk besok aku hanya akan bersama mu," balasnya mengelus pipiku.aku tersenyum puas mendengar jawabannya."Tapi sayang, aku tak ingin membuat kak Bella curiga, bagaimana pun kita harus berhati-hati jangan sampai kak Bella curiga pada hubungan kita. Ingat Ayahku sangat menyayangi kak Bella jadi dia pasti akan memihak kak Bella," ucapku dengan raut sedih."Tenang sayang, Bella sangat mencintai ku, ia takkan mudah curiga padaku." Zico tersenyum penuh arti padaku.aku menyerit lalu mendorongnya pelan, "apa kau sudah merencanakan sesuatu sayang?" tanyaku penasaran.Zico berjalan memutar ke belakangku lalu memelukku mesra, bisa ku rasakan sentuhan bibirnya mendekat keleherku."tentu saja, aku berencana jam 12 mala
tak lama aku keluar dari kamar Zico, aku melihat Kak Bella sedang menuruni tangga."Kak Bella udah pulang?" sapaku basa-basi, aku memberikan senyuman termanis untuknya. karena kak Bella sangat suka melihatku tersenyum."Iya barusan kok, aku langsung mandi karena gerah," jawabnya juga dengan senyuman.bukankah hubungan kakak beradik kami terlihat sangat rukun."Yaudah, tunggu sebentar yah. aku akan buatkan lemontea kesukaan kakak." sesaat aku ingin ke dapur, kak Bella mencegahku."Ga perlu, kakak lagi ga pengen minum lemontea soalnya."Aku menyeritkan dahi, ini pertama kalinya kak Bella menolak tawaranku."ada apa kak? apa lemontea buatanku sudah tidak enak lagi?" tanyaku dengan mata sedikit berkaca. aku ingin menarik simpatinya."bukan begitu, hanya saja-""mungkin kah kakak bosan dengan lemontea? Yaudah aku buatkan susu yah, gak boleh nolak yah pokoknya," ucapku memotong.aku merayu memegang dan berayun dilengan kak Bella, seperti sorang adik kecil yang merengek pada kakaknya.Kak Bel
PoV Arbella...Setelah drama di ruang tamu tadi. Aku langsung kembali ke kamar pribadiku, terlalu lama bersama mereka membuatku mual.sebelumnya, saat pulang kerja. aku tak sengaja menangkap basah mereka berdua sedang bermesraan di kamar Zico, awalnya aku aku ingin mengabaikan lalu pergi.tetapi mendengar obrolan mereka, menarik sedikit perhatianku. aku mendengar tentang rencana annive romantis mereka besok dan tentang kado ulang tahunku.aku terkejut dan kembali merasa sakit hati, bagaimana tidak? ternyata annive penghianatan mereka bertepatan dengan ulang tahunku.sejak kapan?Mengapa selama ini aku tak pernah curiga?apa mereka begitu pandai menyembunyikannya?ataukah aku yang terlalu bodoh sehingga menjadi badut dirumah sendiri.walau sakit namun sudah tidak sesakit saat awal aku mengetahui nya.sepertinya hati ini sudah sedikit kebal.bagaimana jika aku mulai membalas mereka sekarang?aku tidak ingin menjadi orang bodoh lagi, sudah cukup mereka tertawa diatas penderitaanku.dan w
Aku tiba dirumah pukul 11.15 malam. mataku berkeliling memperhatikan keadaan rumah yang begit.u sunyi.hmm ... tumben Tania tidak menyambut ku, biasanya ia akan muncul dan bertanya banyak hal, mungkinkah dia sedang sibuk mempersiapkan annive-nya yang romantis itu?karena penasaran, akupun diam-diam segera menuju kamar gaming Zico, perlahan mengintip mencari sosok Tania atau Zico.namun saat ku perhatikan, kamarnya sudah kosong. tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka."kira-kira kemana mereka?" gumanku berfikir."Sayang." Aku terkejut mendengar suara pria yang ku kenal.Zico? kenapa dia tiba-tiba ada dibelakangku?"Ada apa sayang? kenapa kau seperti pencuri yang sedang mengendap-ngendap? Apa kau sedang mencariku?" raut wajah Zico terlihat heran."ah, y-ya aku sedang mencarimu diam-diam lalu berencana akan mengagetkanmu gitu," cengirku."apa kau ingin membuatku terkejut?" Zico merangkul pinggangku sembari mendekatkan wajahnya.kalau dulu mungkin aku akan merona dan berdebar, tapi sekaran
"satuuu ... duaaa ... tigaaa ..."penutup mataku akhirnya terlepas."Supricee ... !!!!" Tania dan Zico berseru bersamaan sembari meniup terompet kecil.inikah kejutan yang mereka maksud?terlihat kue ulang tahun cantik yang bertenggerkan banyak lilin diatasnya."Selamat ulangtahun kak Bella, semoga panjang umur, sehat selalu. Juga semoga kakak lekas dapat momongan yah biar rumah kita rame dengan suara anak kecil." Tania mengatupkan kedua tangannya seakan berdoa dengan tulus."selamat ulangtahun sayang, semoga apapun yang kamu inginkan cepat tersampaikan ya." Zico mengelus rambutku lalu mengecup keningku.Aku tersenyum diam.andaikan aku tidak tahu pengkhianatan mereka, walau hanya kejutan kecil begini. mungkin aku akan terharu dan sangat bahagia."Jangan diam aja dong kak, tiup tuh lilinnya, jangan lupa berdoa dulu," celetuk Tania.Aku memejamkan mata dan berdoa dengan tulus.semoga aku bisa membalas kejatahan dan membuat mereka lebih menderita.ku tiup semua lilin itu dengan harapan d
"Kamu kok tega banget, suami sakit gini malah lebih mentingin kerjaan," lirih Zico dengan wajah melas.lihatlah si brengsek ini, ia membuatku seakan menjadi istri durhaka yang tega membiarkan suaminya.padahal dia sendiri suami durhaka, yang tidak bisa memberi nafkah dan malah seenak jidat berselingkuh."Maafkan aku sayang, bukannya kamu selalu bilang kalau perusahaan kita itu penting! Lagian ada Tania yang akan menjagamu nanti. Ini semua juga demi kamu! Aku pergi ya." tanpa memikirkan perasaanya, aku pergi meninggalakan kamarnya.Didetik terakhir sebelum pintu kamarnya tertutup, terlihat jelas guratan kesal dan menyedihkan diwajah Zico.....baiklah, selanjutnya mari kita cek Tania, jika semalam mereka berdua menghabiskan malam yang panas. pasti Tania akan terkontaminasi bubuk itu juga kan, aku penasaran bagaimana keadaanya.dengan senyum simpul, aku melangkah pasti ke arah kamar Tania.beberapa kali aku mengetuk pintu tidak ada sahutan darinya, mungkinkah ia juga terbaring lemah sepe
“Bel! ... Bella!” sentuhan Viona seketika menyadarkan ku.“Kok melamun? Jangan-jangan kamu ada sesuatu ya dengan pak Edward? Soalnya abis nyebut nama pak Edward kamu langsung terdiam gitu, Pasti ada sesuatu.” Viona mengangkat telunjuknya padaku dengan mata menyelidik.“En-enggak ah, apaan sih." ku tepis pelan jari telunjuknya.“hm, massa? kok mencurigakan ya?""apanya yang mencurigakan? Kami beneran gak ada apa-apa Vio, itu hanya asumsimu," bantahku."lagian kita itu sedang di jam kerja, Aku atasanmu jadi lebih baik kau jaga perilakumu! Oke?” lanjutku menekan dengan nada tegas. biasanya kalau udah mode tegas gini, Viona akan mundur.Viona terdiam dan mengerutkan bibirnya. "baiklah, maafkan saya bos."“kembalilah bekerja sekretaris Vio!""Hmm ya ... ya." dengan tenang Viona pun kembali ke ruangannya. tak lupa ia meninggalkan expresresi mata memicing sebelum menutup pintu.begitulah dirinya, ia selalu penasaran dengan hal kecil apapun padaku, itu adalah salah satu sifat lucu darinya. sa