Share

Adikku, Pelakorku.
Adikku, Pelakorku.
Author: Butterfly 98

Bab 1

Hari ini aku pergi ke kantor pagi-pagi sekali karena ada rapat penting. Setelah aku sampai diruanganku aku berniat memeriksa dokumen projects yang akan digunakan nanti.

"Loh kok gada!" tanganku sibuk mencari-cari didalam tas, namun tidak ketemu. ku coba mengingat kembali dimana aku letakkan dokumen itu.

"Astaga tertinggal diatas ranjang! Aku lupa membawanya," ucapku menepuk jidat.

tanpa tunggu waktu, segera ku raih ponselku dan menelfon Tania untuk memintanya mengantarkan dokumenku yang tertinggal dirumah.

beberapa kali aku mencoba menelfonnya tapi tidak kunjung diangkat. "Ah Tania kemana sih!"

Karena tak kunjung diangkat, aku berfikir untuk menghubungi suamiku, Zico.

Aku mencari kontaknya diponsel dan menghubunginya.

Beberapa kali aku mencoba menghubungi suamiku tapi tak juga ada jawaban, mungkin ia sedang sibuk bermain game jadi tak mendengar aku menelfonnya.

"Aduh Zico juga gak bisa dihubungi lagi!" keluhku memijit pelipis.

Aku berfikir sebentar dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah sebentar untuk mengambil dokumen penting itu, karena aku buru-buru, lebih baik

menggunakan ojol dibanding memakai mobilku.

Rasanya akan lambat jika aku memakai mobil.

Segera aku memesan ojol lewat aplikasi diponsel pintarku, beberapa menit kemudian ojol yang aku pesan akhirnya datang.

"Neng Bella ya?" tanya ojol itu memastikan.

"Benar mang, tolong antar saya sesuai titik tujuan ya!" Jawabku buru-buru.

"Siap neng!" ojol itu menyerahkan helem padaku.

"Yang cepat ya mang! Saya buru-buru soalnya." aku memakai helem dan naik ke motor.

"Oke neng!" mang ojol menjalankan motornya.

...

Beberapa menit kemudian akhirnya aku sampai dirumah. "Tunggu disini mang!" pintaku melepas helem dan berlari masuk kerumah.

Saat aku masuk, rumah terlihat sepi tidak ada pelayan yang berjaga, biasanya ada pelayan yang menyambut jika ada tamu. Tak ku hiraukan keanehan itu dan segera naik ke atas.

"sayang, pelan-pelan sedikit, ugh ... " suara seorang wanita yang tidak asing mengalihkan perhatianku.

sejenak aku terhenti.

bukankah itu suara adikku, Tania. sedang apa dia?

Aku melangkah mendekati asal suara tersebut, ternyata dari kamar gamingnya suamiku.

aku sedikit terkejut mengetahui tempat asal suara itu. sedang apa Tania di kamar gaming suamiku. ini aneh.

ku tepis semua pikiran buruk dari otakku, tak mungkin adikku itu melakukan hal buruk.

karena penasaran, akupun mencoba mengintip dari celah pintu karena kebetulan sekali pintu itu terbuka kecil.

Degh! Mataku memanas melihat sesuatu yang diluar dugaanku, sesaat aku membeku.

butiran air hangat membasahi pelupuk mataku, bibirku ikut bergetar sangking shocknya.

sesuatu yang menjijikan membuatku ingin berteriak.

melihat Tania tanpa busana sedang bergerumul dengan seorang pria yang berstatus sebagai kakak iparnya.

adikku dan suamiku? mereka berdua ...

ti-dak mungkin, a-apa ini mimpi?

"hari ini kamu lebih cantik, aku sampe gak bisa nahan hanya melihatnya. untung saja Bella ada meeting pagi ini, setelah kupastikan ia pergi aku langsung tak tahan ingin menyerangmu," ucap Zico sembari menciumi Tania.

"Benarkah aku sangat cantik? Apa aku lebih cantik dari kakakku?" Tania merangkul sembari mengelus punggung Zico.

terlihat dari wajah mereka, mereka sangat menikmatinya.

"Kau lebih cantik dari segi apapun dibanding Bella, kau bahkan lebih lihai memanjakanku diranjang." Zico menciumi leher Tania sambil memujinya.

"Dasar sayang aku, manis banget, ah!" desah Tania.

dalam ruangan itu, desahan mereka membuat jantungku kian sakit.  aku masih saja membeku dan berharap yang ku lihat itu bohong.

deru nafas dan erangan mereka menyadarkan ku bahwa semua yang ku lihat itu nyata. mereka  tengah ayik berlanjut bergerumul mesra tanpa tahu, aku disini menyaksikanya.

nafasku seakan mulai sesak, rasanya duniaku runtuh.

aku mundur perlahan ingin rasanya aku masuk dan membunuh mereka berdua,

tapi sangking shocknya aku hanya membeku.

aku lebih memilih pergi dan beralih ke kamarku yang tak jauh.  aku berjongkok menangis dengan menutup mulutku. Aku mencoba menahan suaraku.

hatiku sangat sakit, bagaima bisa ini terjadi?

mereka berdua adalah orang yang paling ku sayangi dan ku percaya. bagaima bisa mereka melakukan itu?

hati ini begitu tersayat saat melihat suami yg sangat kucintai berhianat dengan adik yang sangat kukasihi.

Aku menangis sejadi-jadinya tanpa suara, aku menangis meluapkan hatiku yang tidak baik-baik saja.

kenapa? bagaima bisa? apa salahku?

---

Zico Betrand adalah suamiku, kami baru menikah 2tahun dan belum dikaruniai anak, sebelum menikah kami sudah pacaran 2tahun jadi aku sudah menjalin kasih dengannya selama 4tahun.

Aku bertemu dengannya saat masih kuliah, temanku yang mengenalkan aku padanya. awalnya aku tidak tertarik dengannya, aku bahkan tidak meliriknya.

Waktu itu, di lain hari ban mobilku bocor saat dalam perjalanan ketempat kuliah, saat itu aku sangat bingung dan panik karena hari itu ada mata kuliah penting yang harus ku hadiri. Aku sibuk menghubungi bantuan, tapi tak kunjung tersambung.

Tiba-tiba Zico datang menghampiriku dan menawarkanku tumpangan dengan motor maticnya. Aku menimbang sebentar, karena aku buru-buru aku memutuskan untuk menerima tawarannya.

Dijalan yang tertiup angin, ia menceritakan berbagai kisah padaku. Awalnya aku tidak mendengarkanya, ia terus menceritakan sesuatu yang akhirnya aku tertarik dan mendengarkannya. Kami mulai berbincang di lama dimotor.

Karena hari itu, ia mulai menghubungiku lewat pesan, ntah darimana ia mendapatkan nomor ponselku. Aku membalas pesan-pesannya karena tidak enak dia pernah membantuku.

Semakin lama aku bertukar pesan dengannya, hubungan kami semakin dekat. Bahkan kami sesekali sering bertemu, Aku merasa ia berbeda dengan semua pria yang mendekatiku, ia tidak kaya, wajahnya pun biasa saja. Tapi setelah lama kelamaan aku mengenalnya aku mulai menyukai karakternya yang lembut, penyayang dan apa adanya itu.

Dan saat Zico menyatakan cinta padaku, aku yang mulai terpikat padanya menerima cintanya. Saat pacaran ia memperlakukanku sangat istimewa, perhatiannya padaku membuatku semakin mencintainya. Walau ia tak kaya Ia rela melakukan apa saja demi diriku, dan ia selalu menatapku penuh cinta. Walau dia pria yang cemburuan, aku sangat menyukainya.

Aku tidak terpengaruh dengan pria manapun kecuali dia, karena aku tidak ingin dia cemburu. Betapa aku sangat mencintainya karena mengira ia juga begitu mencintaiku hingga akhirnya ia melamarku dan aku menerimanya dengan cepat kamipun akhirnya menikah.

lalu kenapa sekarang ia tega mengkhianatiku? apa aku pernah melakukan kesalahan? mengapa Zico yang dulu ku kenal bisa berselingkuh dibelakangku.

kemana janji setia yang pernah ia ucapkan?

apalagi, wanita yang menjadi selingkuhannya tak lain adalah adikku sendiri. saudaraku satu-satunya, saudara yang paling ku percaya di dunia, Tania Fellias.

ia adalah adik kandungku. aku sangat menyanginya, apalagi setelah ibunda kami meninggal saat umurku 7tahun dan Tania 5tahun. aku semakin mencurahkan kasih sayangku pada Tania karena aku takut ia sedih kehilangan ibunda tercinta.

Aku sangat tulus menyayangi Tania, dimataku ia adalah adik kecil ku yang manis. aku selalu memanjakannya, mendengarkan sarannya, dan mengabulkan keinginannya.

Bahkan ketika ia meminta untuk tinggal denganku saat aku baru menikah dua tahun lalu, aku mengiyakan. Ia bilang ia tidak ingin pisah dariku, ia juga mengaku akan kesepian jika hanya tinggal bersama ayah, ia meminta tinggal denganku sampe ia menikah juga.

Aku yang sangat menyayangi adikku yang manis itu, tak ingin melihatnya sedih dan kesepian. Jadi tentu saja aku mengabulkan permintaan nya, walau bagaimanapun dia bukan orang lain. Dia satu-satunya adikku yang ku sayangi.

Ternyata kasih sayangku padanya tidak merata membuatnya juga menyayangiku. Ia selalu berkata ia sayang padaku Tapi apa faktanya? apa yang mereka lakukan sekarang? Mereka berdua menghianatiku!

perasaanku hancur berkeping-keping. apa yang harus ku lakikan sekarang?

menangkap basah sambil berteriak? memukul dan mengusir mereka?

tidak! itu terlaku mudah untuk mereka.

aku memang menyangi mereka, namun yang namanya penghianatan tidak bisa dimaafkan.

Aku menata hatiku kembali agar lebih kuat, aku takkan membiarkan mereka!

lebih baik aku bermain cantik dan diam-diam membalas penghianatan yang telah mereka lakukan dengan rasa sakit yang lebih menyakitkan, tenang dan tunggu saja brengsek!

Emh! ataukah ku lenyapkan saja ya mereka berdua?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status