Share

4. Langsung di Acc Bos

"Anak baru itu kayaknya nggak bakal datang," sahut Oliv yang lagi menaruh kue bolu coklat ke dalam kotak dengan sangat hati-hati.

"Nggak boleh berpikiran buruk gitu, Liv. Mungkin di perumahannya masih hujan." Raka mengelap meja pelanggan yang sudah kinclong tapi di ulang berkali-kali karena malas melakukan pekerjaan yang lain.

"Haduh, Ibu pusing dengar kalian ngomong. Kalau dia datang langsung aja kasih tau apa yang harus dikerjakan," tukas Ibu Wina sang bos toko yang sedang kebingungan karena hujan deras tokonya jadi sepi.

suara motor berhenti di parkiran lantas mereka bertiga langsung menoleh serentak saat itu perempuan dengan kemeja kotak-kotak, rambut panjang yang urak-urakan karena di terpa angin. Mata Oliv membulat saat tau yang datang adalah anak baru kemudian dengan semangatnya  berkata, "eh ibu! ibu!"

"IYA! IYA! Ibu juga liat Oliiv..," kesal Ibu Wina

Achi pun masuk dengan kikuk sambil membawa map berwarna coklat. "Permisi Ibu Wina, saya yang.." Kalimatnya terpotong karena Ibu Wina membalas, "sudahlah tidak perlu panjang lebar. Saya pikir kamu tidak jadi datang. kalau gitu..." 

Ibu Wina mengedarkan pandangannya ke arah lain, sampai mata Oliv tak sengaja bertabrak pandang dengan Ibu Wina. "Oliv! kemari!"

Oliv dengan manggut-manggut berjalan ke tempat Ibu Wina, "ada apa bu Wina?"

"Nah Achi, sekarang kamu akan di temani rekanmu ke dapur," ucapnya dengan nada ramah tapi Achi mengkerutkan alisnya dokumennya saja belum di cek bahkan diminta pun tidak tapi sudah di ajak ke dapur saja.

"Oliv kasih tau Achi ruang ganti dan hal-hal yang perlu dikerjakan!" titah Ibu Wina

"Baik. Bu," kata Oliv kemudian.

"Oh iya! map itu CV kamu kan?" tanya Ibu Wina yang segera dianggukan Achi, "sini biar saya cek. syarat yang kamu lihat di website hanya formalitas saja, saya butuh yang niat bekerja dan punya skill memasak."

Achi mengangguk paham tidak tahu harus menuturkan kalimat apa tapi karyawan yang bernama Oliv itu segera menggandeng tangan Achi tanpa basa-basi menariknya ke ruangan khusus karyawan. Achi sempat melihat ke Raka yang melempar senyum dan Oliv justru membuang muka karena takut.

Kini Achi dan Oliv berada di ruang petak putih dengan dua kamar mandi terpisah laki-laki dan perempuan. Lalu ada kaca besar lengkap westafel. Disamping itu ada meja kayu dengan 4 buah kursi yang juga terbuat dari kayu. Diatas meja ada seragam putih seperti yang dikenakan Oliv juga Raka, yang terlipat rapi di sisi pinggir meja.

"Achi, ini ruang ganti baju. Disitu ada kamar mandi dan meja ini buat istirahat. Kalau kamu kesulitan panggil aku ya," katanya lagi-lagi tersenyum lebar diakhiri kekehan di akhir. Achi sampai tak bisa berkata-kata karena kulit Oliv yang putih dan bersinar, matanya besar, bulu matanya panjang juga lentik, alisnya tebal, hidung mancung, dan wajah mulus, rambutnya gelombang di bawah. Wah! definisi cantik.

Segera setelah Oliv keluar, Achi pergi ke kamar mandi berganti pakaian. Rambutnya sengaja dikucir satu ke atas, mukanya bersih tanpa bedak. Hanya sedikit polesan lip tint di bibirnya. 

"Eh! kayaknya si anak baru itu cupu deh," ucap Oliv datang melihat kerjaan Raka membersihkan sisa tepung yang berserakan di meja dapur.

Raka menarik napas kasar dan secara tegas mengatakan. "Punya mulut itu di jaga, bukan asal cerocos aja ngeluarin pendapat ini itu. Belum tentu apa yang kamu lihat benar." 

"Ih! kamu kok gitu. Gak sependapat sama aku. Nggak asik." 

Raka melempar kain lap dari tengannya ke meja kemudian mengelap keringat menggnakan punggung telapak tangan, "ih! kamyu kok gitchu. Gak sependapat syama akyuh." Raka mengejek omongan Oliv karena sudah lelah bekerja dari siang sampai sore hari.

"HIH! Apaansi Raka. Jijik," ketus Oliv kemudian pergi ke pemanggang kue.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status