Share

6. CLOUD

Begitu pesawat yang dinaikinya mendarat, pemuda itu langsung menerobos penumpang yang ada di depannya. Jantungnya berdegup sangat kencang sangking khawatirnya ia sampai lupa  dirinya membawa koper. Namanya beberapa kali di panggil memakai pengeras suara, mungkin sampai yang ke seratus kalinya barulah laki-laki itu tersadar dan berlari lagi ke dalam menuju sumber suara.

"Pak, lain kali hati-hati jangan terlalu tergesa-gesa karena kami yang akan kesusahan." Jelas petugas itu dengan nada jengkel begitu juga ekspresinya tapi biarpun demikian, laki-laki yang bernama Reno itu tidak bisa menyerap omongan petugas dengan baik karena pikirannya jauh ke tempat lain. Tanpa aba-aba saat koper itu sudah di tangannya, Reno berlari setelah mengucapkan terima kasih.

Reno mengorek saku celananya dan mengerluarkan sebuah kunci mobil. Mobil putih di garasi khusus penitipan kendaraan itu melaju kencang di jalan raya. Seperti pembalap, Reno bahkan melewati lampu merah tiga kali. Di perjalanan satu tangannya tak berhenti mengetik dan memencet nomor telepon, tapi yang dihubungi tidak kunjung mengangkat panggilan.

Mobil itu berhenti pada Rumah Sakit megah, Reno keluar dan berlari lagi ke resepsionis. Napasnya tersenggal-senggal, keringat dingin dan bibirnya beberapa kali ia basahi. Reno terus berdoa semoga pesan yang diterima dari obrolan chat itu salah, ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa perempuan itu baik-baik saja dan pesan itu hanyalah candaan biasa. 

Reno bertanya pada resepsionis atas nama Mia Kolly, resepsionis itu menjawab dan membenarkan bahwa Mia Kolly di bangsal 103. Reno membeku, matanya menatap tak percaya pada resepsionis, jantungnya seakan berhenti berdetak ia sekali lagi melihat nama di layar komputer, dan benar saja Mia Kolly berada di bangsal 103.

Lantas tanpa mengucap terima kasih atau permisi, ia berlari seperti orang yang kesetanan. Reno bahkan tidak peduli pada tatapan orang-orang di Rumah Sakit yang mungkin menganggapnya kesurupan, gila dan sebagainya. Reno menuju lift tapi lift itu penuh dan dia pun berlari lagi memilih menaiki tangga dari lantai satu ke lantai lima.

Reno sampai di lantai lima, ujung rambutnya basah karena pelipisnya penuh keringat. Kamar paling ujung bernomor 103, tanpa pikir panjang lagi ia berlari dan langsung membuka knop pintu. Jantungnya yang berdegup sangat kencang seakan berhenti saat netranya menangkap pemandangan yang tidak ingin dilihat. Selang oksigen dipasangkan pada seorang gadis bernama Mia Kolly.

Dunia seakan berhenti, tiba-tiba rasanya sunyi dan seperti tidak ada udara di kehidupan ini. Reno menutup pintu pelan dan menjatuhkan dirinya ke lantai. Mia Kolly ternyata sedang tidak bercanda. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status