Share

5. Introduce

Oliv dan Raka berhenti bersuara saat Achi dengan ragu-ragu berjalan masuk ke dapur. Matanya liar memandangi setiap sudut ruangan. Ada rasa kagum dibaluti rasa bersalah. Jantungnya berdegup kencang tidak tahu apa yang harus ia kerjakan. Tantangan hidup yang baru baginya bekerja sambil kuliah, tanpa sepengetahuan Ibu.

Achi menelan salivanya. "Ehm, hai. Perkenalkan namaku Achi. Mohon bantuannya dan tegur aku bila salah," jelasnya membuat suasana menjadi lebih canggung. 

haduh,, jadi makin canggung. Harus gimana dong?. Keluhnya didalam hati. 

Beberapa saat kemudian Oliv membalas, "Achi, kenalin aku Oliv," pungkas perempuan yang rambutnya pirang se punggung dan lebat itu mengulurkan tangan, berharap segera dijabat.

Achi pun masih terpesona dengan cantiknya Oliv, kemudian laki-laki yang  berada disebelakang Oliv berambut sedikit gondrong itu ikut bersuara.

"Hai Achi! aku Raka. Panggil aja Raka gausa pake kakak."

Oliv langsung memberi tatapan jijik. "Hidih! Pede banget lu! Achi aja nggak ada niat manggil kakak." Tukasnya "Iya kan, Chi?" Tanyanya menatap Achi yang bingung memilih jawaban. "Halah! bilang aja iya."

Achi menarik ujunh bibirnya kikkuk kemudian mengiyakan secara pelan. Tingkah Oliv yang blak-blakan begini mirip dengan Mas Bejo. Baguslah atmosfir disini cukup bagus untuknya mencari uang sekaligus belajar bersosialosasi.

"Achi, jangan tersinggung sama sikapnya Oliv ya. Mulutnya memang tajam setajam silet, suaranya nyaring senyaring power ranggers megaforce Gia Moran." Raka mengambil plastik bening bergambar yang sudah terpotong berbentuk persegi dari dalam laci.

Oliv juga menunjukkan reaksi yang sama. Dia berjalan dan mendekati tempat Achi berdiri kemudian merangkul bahu Achi, membuat si empunya bahu terheran. "Kita sebenarnya ada tiga orang. Aku, Raka, dan Reno-- Oliv menghitung dengan presentasi jari tangannya.

--"Tapi Reno lagi nggak ada jadwal dan dia itu manajer sini." 

Achi mendengarkan dengan seksama sambil sesekali mengangguk paham dan mulutnya spontan membentuk huruf setengah O. 

"Jadi, pada biasanya Ibu Wina datang mengechek dua atau tiga kali dalam seminggu. Reno selalu datang tiap pagi untuk buka toko dan datang lagi di malam hari ketika akan tutup toko, meskipun hari itu bukan jadwal kerjanya. Lalu Raka dan aku kebetulan dapat jadwal hari ini."

Sementara Oliv menjelaskan, Raka bergegas membersihkan tangannya di wetafel kemudian melihat arloji di tangan. "Teman-teman ku yang cantik jelita, mas Raka izin pamit. Mau bobok cantikzz ala-ala Elsa frozen." Raka menanggalkan topi kerjanya.

"Oh iya! tolong kerjaanku di lanjut dong. Bungkus kue yang cantik ya-- laki-laki itu sudah memegang kenop pintu lantas menoleh lagi ke belakang--

"Pesanan Ibu Wedang."

"Iyaiya hati-hati di jalan. Jangan ngebut, licin loh,  itu jalan."

"Hati-hati di jalan." Ujar Achi sekedarnya

"Yes babby." 

Raka menutup kenop pintu dan berganti pakaian lalu Oliv mengajak Achi membungkus kue coklat kering. Oliv mengajarkannya dengan sangat hati-hati.

"Bu Wina, saya pulang duluan." Teriak Raka dari luar ruangan kerja Bosnya.

"Ya! Terima kasih kerjaannya!" Teriak bos dari dalam ruang kerjanya.

"Sama-sama Bu!"  Raka berlenggang keluar dengan hati yang gembira.

Sore-sore begini apalagi sehabis hujan biasanya pelanggan tidak datang. Biasanya malam selalu ramai, jadi mereka punya waktu untuk berkenalan secara santai. 

"Achi, nanti aku gabungin ke grup kerja ya. Disitu kita biasanya saling komunikasi dan curhat-curhat. Grupnya ada dua sih. Yang satu ada Bu Wina yang satunya lagi nggak ada. Jangan kasih tau Bu wina ya awas loh! Ini rahasia rekan kerja."

"Oke..."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status