All Chapters of Dilema: Diperebutkan Bos dan Ketua Geng Motor: Chapter 21 - Chapter 30
35 Chapters
Alina Melihat Ethan dan Yunda Bertunangan
Alina baru saja bangun dan merenggangkan setiap otot yang ada di tubuhnya. Lalu ia berguling ke kanan dan ke kiri di atas kasurnya. Ia sangat malas bangun pagi itu walaupun ia ada janji temu dengan Fathan dan Retno di apartemen Retno.“Oh sial, aku sangat malas,” gumamnya. Dengan enggan Alina terpaksa bangun dan bersiap untuk pergi.Setelah siap, penulis itu berjalan menuju gerbang rumahnya. Dan tepat di depan rumahnya Fathan sudah menunggunya. Raut wajah Alina berubah menjadi dingin dan jutek.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Alina.Fathan turun dari motornya dan mendekati pintu gerbang yang belum terbuka itu. “Retno memintaku untuk menjemputmu,” jawabnya.“Aku akan mengendarai mobil sendiri, kamu tidak perlu repot-repot,” cetus Alina. Tapi sesaat setelah ia berbicara, ia mendapatkan pesan dari Retno yang memintanya untuk datang bersama Fathan karena di basement apartemen Retno sudah penuh untuk parkir mobil. Jadi mau tidak mau Ali
Read more
Ternyata Alina Cewek Gila
“Makasih untuk hari ini ya, hati-hati di jalan!” Lambaian tangan Retno mengiringi kepergian Alina dan Fathan.Setelah Alina dan Fathan tidak terlihat lagi, ia pun kembali masuk ke dalam gedung itu. Dan di saat itu Retno melihat Ethan berada di dekat pintu masuk gedung menatap ke arahnya.***Retno dan Ethan kini tengah duduk di cafe.“Apa yang ingin kamu tahu atau kamu tanyakan padaku?” tanya Retno.“Apakah yang baru saja pergi adalah Alina?” “Apa pedulimu siapa dia? Mau Alina atau bukan, tidak ada urusannya denganmu.”“Apa kamu juga membenciku Retno?”“Aku tidak membencimu tapi aku kesal padamu, terus kenapa juga kamu harus bertunangan di gedung ini ha?” jawab Retno sekaligus bertanya dengan kesal.“Jadi benar itu Alina, sepertinya wanita yang tadi aku lihat adalah dia dan pria itu,” gumam Ethan.“Hah, terus kenapa? Apa kamu sekarang merasa bersalah pada Alina? Baru sekarang kamu sadar? Sudah terlambat, sudah ada yang siap menjadi mengganti kamu untuk menjaganya,” cetus Retno dengan
Read more
Aku Tidak Sempurna
Fathan melambaikan tangannya begitu ia melihat Harun yang semakin dekat. Harun segera menghampiri ketua gengnya dan mereka langsung bergerak melacak kemana perginya Alina.“Gimana sih kok bisa cewek itu tiba-tiba berubah sembilan puluh derajat?” tanya Harun.Fathan diam saja tidak ingin menjawab pertanyaan temannya itu. Ia tidak ingin membongkar kesedihan Alina karena Ethan manusia tidak bertanggung jawab itu.“Kenapa diem aja? Kamu juga nggak tau ya?” tanya Harun lagi. Fathan hanya menjawab dengan anggukan pelan dan terlihat di kaca spion.***Beberapa saat kemudian mereka tiba di salah satu toko pakaian yang memperlihatkan banyaknya pakaian seksi untuk wanita. Keduanya sama-sama terkejut melihat ke toko itu lalu melihat satu sama lain.“Oh tidak, firasatku buruk Run,” ucap Fathan.“Aku juga gitu Fathan,” sahut Harun.‘Aish, aku harap cewek itu nggak melakukan hal-hal yang akan merugikan dirinya sendiri,’ benak Fathan.“Apa kamu yakin di sini lokasi terakhirnya?” tanya Harun.“Iya in
Read more
Melantur Karena Minum
Fathan kembali mencari Alina yang baru saja terlepas dari genggamannya. Dan tidak lama baginya menemukan Alina. Ia melihat penulis itu berjalan sempoyongan ke arah pintu keluar klub.Fathan segera memasukkan kembali ponselnya dan mengejar Alina agar ia tidak terjatuh karena jalannya yang sempoyongan.“Alina kamu mau kemana, motorku ada di sana!” Fathan berusaha menghentikan langkah kaki Alina yang jalan berlawanan dari dimana motornya terparkir.“Oooh, motor kamu ya. Ini (Alina mengeluarkan kunci motor dari sakunya) ini dia kunci motor kamu dan kamu bisa pulang sekarang. Maaf ya aku udah bawa kabur motor kesayangan kamuuuu,” ucap Alina melantur.Fathan mengambil kunci motor itu dari tangan Alina. Lalu penulis itu kembali berjalan jalan ke arah yang entah dimana. Fathan terus saja mengiringi wanita itu.“Eeeey, kenaaapaa kamu ikutin aku? Kamu mau ngerampok ya??” Alina lagi-lagi melantur dengan tidak jelas. Fathan hanya geleng-geleng kepala.Lalu tiba-tiba Alina terduduk di jalan itu. Ia
Read more
Rencana Vacation
Penulis cantik itu terbangun dari tidur panjangnya karena wajahnya terkena sinar matahari dari jendela kamar yang gorden nya tidak tertutup. Ia pun menggeliat di atas kasurnya karena masih merasa ngantuk. Setelah itu ia melamun dan memikirkan apa yang telah terjadi padanya.“Aduh sakit banget kepalaku,” keluh penulis itu. Setelah berkata seperti itu ia tiba-tiba saja merasa mual dan segera berlari ke kamar mandi.Setelah beberapa kali ia mengeluarkan isi perutnya karena mual. Ia pun duduk di sofa dengan minuman hangat yang sudah ia ambil dari dapur.“Oh sial, aku baru inget. Aku kemaren pergi ke klub malam dan minum alkohol. Nggak mau lagi aku minum alkohol, ternyata efeknya menyakitkan,” ucap Alina. Karena memang baru kali itulah ia nekat ke klub malam dan minum alkohol yang selama ini belum pernah ia sentuh.“Lemes banget aku,” keluhnya lagi. “Eh, gimana aku bisa pulang ya?” pikirnya baru sadar kalau ia lupa bagaimana caranya ia pulang semalam.Penulis cantik itu diam dan mengingat
Read more
Fathan Menyukai Alina
Alina telah tiba di resort yang dekat dengan danau labuan cermin. Pemandangannya sangat indah dan asri. Udara segar yang terhirup sangat menenangkan. Hembusan angin yang sepoi-sepoi sangat nyaman terkena oleh kulit.Alina duduk dan melihat ke arah langit yang sangat cerah tapi tidak terlalu panas. Ladang di sana tertata rapi dan sangat nyaman dipandang.Penulis cantik itu pun mulai merapikan barang-barang yang ia bawa. Karena dia memutuskan untuk liburan selama satu minggu.“Hari ini aku mau istirahat aja dulu di resort, capek banget,” gumamnya.Alina pun memesan makanan melalui layanan kamar di resort malam itu. Setelah makan malamnya selesai, penulis itu membuka laptopnya dan mulai menulis satu bab untuk cerita barunya sebelum tidur.Hatinya sangat tenang dan senang, ide-ide muncul dengan mudah di dalam pikirannya. Ia juga sudah melupakan kegugupan atas kehadiran sepupunya di Balikpapan dan juga rasa malunya atas dirinya yang mabuk waktu itu.Tidak terasa satu jam telah berlalu, pen
Read more
Ethan Hendak Menemui Alina
“Aku tidak ingin pergi ke luar negeri,” keluh Yunda pada Ethan.Ethan dan Yunda kini sedang berada di rumah mewah milik keluarga Yunda. Hari ini wanita kaya itu di jadwalkan pergi ke Singapura untuk urusan bisnis keluarganya dan harus menetap di sana selama enam bulan.“Haaaa, Ma,,, aku tidak ingin menjadi perwakilan perusahaan,” rengek Yunda pada Elisa Mamanya.“Sayang, lagi pula pernikahan kamu dan Ethan kan masih tahun depan. Karena tahun ini masih banyak pekerjaan baik di keluarga Ethan maupun keluarga kita,” ucap Elisa memberi pengertian pada anaknya itu.Yunda menatap kedua mata Ethan dengan sangat dalam. Seperti ia sedang berbicara lewat telepati pada pria tampan itu. Ia seperti sedang mengancamnya agar jangan sampai bertemu dengan Alina.Ethan hanya diam dan tidak merespon tatapan Yunda. Ia terus saja memasang wajah ramah pada Elisa agar tidak ada kecurigaan.“Kamu ini lo Yun, tidak malu pada Ethan? Kita ini sudah biasa dengan semua kegiatan ini dan di kedepannya juga pasti se
Read more
Pria Mabuk
Fathan baru tiba di Berau sehari setelah ia mendapatkan informasi dari Lisa. Ia baru bisa pergi karena ada urusan lain di geng motornya.Tapi karena Fathan pergi tanpa rencana apapun, pria tampan itu belum pesan kamar di resort yang cukup dekat dengan wisata danau labuan cermin. Pria itu pun masuk ke salah satu resort untuk melakukan pemesanan kamar.Begitu ia hendak memesan kamar, ada seorang pria mabuk menabraknya. “Kamu kalau berdiri liat-liat dong,” cetus pria asing itu.“Maaf bro, bukan salahku. Kamu yang salah, siang bolong kok mabok,” celetuk Fathan tidak terima.“Ealah, cecengut ini malah nyolot. Ngajak berantem kamu ha? Ayo sini lawan aku kalau kamu jantan!” tantang pria asing itu.“Aduh Pak, jangan bertengkar di sini,” keluh resepsionis.“Mbak, saya mah nggak mau ribut. Tapi pria ini yang nyolot,” tutur Fathan dalam posisi siaga jika saja pria asing itu menyerangnya.“Kenapa kamu diam? Takutkan kamu sama aku?” “Udah Kak, jangan diladeni dia,” ujar resepsionis.“Saya mah ba
Read more
Lima Ladang
Fathan tidak menjawab perkataan Alina cukup lama. “Ya udah kalau nggak mau … kamu tidur aja di luar ini,” ucap Alina lalu berdiri dari duduknya dan hendak pergi. Fathan kemudian menahan tangan penulis itu.“Apa lagi?”“Kalau memang kamu mengizinkan, aku mau,” jawabnya.“Baiklah kamu bisa satu kamar denganku, eeem kalau begitu ikutlah denganku,” ajak Alina.Alina mengajak Fathan untuk tidur satu kamar dengannya bukan tanpa alasan. Ia merasa khawatir akan keadaan pria tampan itu nantinya. Fathan memang sangat pandai dalam berkelahi, akan tetapi Alina baru saja mengetahui bahwa pria mabuk tadi adalah anggota preman yang cukup terkenal di sana, dan ia pun menjadi khawatir.Wanita itu pun mau tidak mau harus mengajaknya karena kasihan dan ditambah lagi ketika Alina mendengar alasannya datang ke sana karena ingin terus melihat penulis itu. Entah kenapa Alina merasa ia tidak bisa membiarkan Fathan begitu saja.Setelah beberapa saat mereka berjalan, Alina dan Fathan tiba. “Kamu bisa meletak
Read more
Bagaimana Caraku Menembus Tembok Itu
Alina dan Fathan sudah kembali ke resort setelah hari hampir senja. Canda tawa mengiringi perjalanan mereka menuju ke resort. Dan dari kejauhan Ethan melihat mereka berdua berjalan sangat natural seperti sepasang kekasih yang telah lama menjalin kasih. Hati CEO tampan itu terasa seperti sedang disayat-sayat. Wajahnya merah padam dan tangannya mengepal dengan erat. Rio dan pengawal lainnya melihat reaksi Ethan. Dan mereka pun hanya bisa diam tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka juga takut pada Ethan jika CEO itu mulai marah.“Rio, besok pagi kamu harus jauhkan Alina dari pria gila itu darinya. Aku akan menemui Alina ketika pria itu tidak ada, agar tidak ada pengganggu nantinya!” perintah Ethan.“Baik Pak,” jawab Rio patuh. ‘Aduh malam ini aku harus cari ide yang bagus untuk itu, kalau gagal bisa bahaya aku. Karena ini adalah masalah percintaan,’ batin Rio.***“Kamu mau aku masakin mie instan nggak?” tawar Alina.Fathan yang sedang membalas pesan grup geng motornya pun menoleh ke ara
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status