All Chapters of Kuizinkan Suamiku Menikah Lagi : Chapter 1 - Chapter 10
55 Chapters
1. Meminta Izin Menikah Lagi
Tepat pukul setengah lima sore, Vira sudah siap menyambut kedatangan suaminya yang sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya. Wanita beranak satu itu tampak cantik dengan gamis berwarna pastel dan hijab instan yang berwarna senada.Lalu, tidak lama kemudian terdengar deru mobil yang berhenti di samping rumahnya. Dengan senyum yang mengembang, Vira langsung keluar dari ruang tamu untuk menyambut Lukman."Assalamualaikum." Suara lembut Lukman, disertai dengan senyuman manis di wajah lelahnya."Waalaikumsalam," sahut Vira yang langsung mencium tangan suaminya, lalu beralih meraih tas dan jas yang diberikan Lukman."Aku siapkan airnya dulu, Mas," ujar Vira seraya berjalan menuju kamar mereka, sedangkan Lukman hanya mengangguk seraya mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.Lalu tidak lama kemudian, Vira keluar seraya membawa nampan berisi secangkir teh hangat. "Diminum dulu, Mas." Setelah menaruh teh itu di meja, Vira langsung berlutut untuk membantu melepaskan sepatu dari kaki Lukman
Read more
2. Menunggu Jawaban Vira
Lukman refleks menggenggam tangan Vira, ketika ia melihat raut wajah istrinya berubah muram."Mas, maaf jika Vira masih banyak kekurangannya, hingga membuat Mas ingin menikah lagi. Tapi, apakah Vira memang sudah terlambat untuk memperbaiki kekurangan itu?" tanya Vira sendu dengan mata yang berkaca-kaca.Hati Lukman langsung berdenyut nyeri ketika ia mendengar Vira malah berpikir bahwa istrinya itu memiliki kekurangan, hingga ia memutuskan ingin menikah lagi, padahal kenyataannya istrinya itu sudah sangat sempurna baginya."Dik, jangan berbicara seperti itu. Mas kan belum selesai bicara, jadi dengarkan dulu ya?" ujar Lukman panik."Bagiku kamu tidak memiliki kekurangan sedikit pun, Sayang. Allah sudah begitu baiknya padaku, karena telah mengirimkan bidadari yang sempurna sepertimu, tapi masalahnya ini bukan ada di kamu. Namun ...." Lidah Lukman terasa kaku untuk melanjutkan ucapannya."Lalu apa, Mas? Dan, siapa wanita itu?" desak Vira tidak sabar.Lukman sejenak mengatur napasnya, lalu
Read more
3. Bertemu Lagi
Hembusan angin membelai lembut wajah cantik Vira, yang sedang duduk di kursi taman panti asuhan Kasih Bunda. Di depannya, segerombolan anak berlarian saling kejar-kejaran satu sama lain, mereka tampak tertawa bahagia, seperti tidak ada beban yang mereka pikul. Padahal, rasa sepi karena tidak memiliki orang tua, selalu menggelayuti hati mereka."Vira." Suara lembut Asih, membangunkan Vira dari lamunannya."Bunda, apa kabar?" Vira langsung memeluk Asih dengan erat. Ia begitu merindukan wanita yang sudah merawatnya dari sejak ia masih bayi ini."Alhamdulillah, baik. Kamu sendiri bagaimana?" sahut Asih seraya tersenyum."Alhamdulillah, Vira juga baik, Bunda.""Syukurlah, Bunda sangat merindukanmu. Tapi, kamu tidak pernah mengunjungi Bunda."Vira meringis memamerkan gigi putihnya. "Maaf, Bunda. Insya Allah lain kali Vira akan lebih sering datang ke sini.""Iya, Bunda tunggu," sahut Asih seraya tertawa, lalu kemudian mereka berdua berjalan menuju teras samping rumah tersebut."Bunda, sekara
Read more
4. Nasihat Dari Asih
Setelah obrolan ringan yang panjang, Vira kemudian mengutarakan apa yang mengganjal di hatinya."Bun, ada yang mau Vira ceritakan pada Bunda," ujar Vira setelah hening sejenak.Asih yang melihat raut wajah Vira yang berubah serius, ia jadi deg-degan sendiri menunggu cerita Vira. "Ada apa, Nak?"Vira menundukkan kepalanya. "Bun, semalam Mas Lukman meminta izin ke Vira, dia bilang ia ingin menikah lagi," ujar Vira sendu.Asih sontak menutup mulutnya terkejut, ia tidak menyangka jika Lukman bisa sampai seperti ini. Dalam ingatan Asih, Lukman adalah laki-laki yang sopan dan tidak aneh-aneh, ia dulu juga terlihat seperti sangat mencintai Vira. Lalu kenapa tiba-tiba ...."Vira, kenapa bisa seperti ini, Nak? Coba ceritakan semuanya sama Bunda," pinta Asih lembut.Lalu, Vira menceritakan semuanya tentang perkataan Lukman semalam. Vira juga mengatakan bahwa ia mengenal Ayu, dia adalah wanita yang baik. Vira pun juga tidak ragu mengatakan kepada Asih, tentang apa yang ia rasakan saat ini."Saya
Read more
5. Menanyakan Perasaan Naura
Sesuai dengan rencana awalnya, kini Vira melajukan motornya pergi ke pondok pesantren Al-Hikmah, yaitu tempat Naura menimba ilmu. Namun sebelum ke sana, Vira terlebih dahulu mampir ke salah satu warung makan untuk mengisi perutnya.Sebenarnya Vira sudah ditawari makan siang oleh Asih, namun Vira menolaknya karena alasan ingin segera bertemu dengan Naura. Padahal lebih tepatnya ia tidak enak jika harus bertemu dengan Yusuf lagi, dan entah mengapa ia menjadi secanggung ini dengan laki-laki yang sudah dianggapnya sebagai kakaknya itu.Sedangkan di rumahnya Asih. Yusuf yang baru saja masuk ke ruang makan, ia segera menanyakan keberadaan Vira kepada ibunya tersebut."Vira ke mana, Bun? Kenapa tidak ikut makan siang juga?" Asih tersenyum mendengar pertanyaan Yusuf. Lalu kemudian ia menjawab, "Dia sudah pergi, katanya mau mampir ke pondoknya Naura juga.""Oh ...." sahut Yusuf datar."Emm, Yusuf. Tadi Vira cerita ke Bunda, katanya semalam suaminya meminta izin untuk menikah lagi, Bunda jadi
Read more
6. Bertemu Dengan Della
Setelah selesai menjenguk Naura, Vira langsung melajukan motornya pulang. Namun, saat di tengah perjalanan, Vira melihat sosok wanita yang dikenalinya."Della." Vira memanggil sahabatnya yang sedang berdiri memunggunginya seraya menelpon seseorang."Oh, hai ...." balas Della hanya dengan gerakan bibirnya saja, seraya melambaikan tangan dengan penuh senyuman. Lalu kemudian ia terdengar mengatakan sesuatu dan akhirnya mengakhiri telepon tersebut."Kenapa berhenti di sini? Mobilmu bermasalah?" tanya Vira setelah mereka berpelukan dan saling cipika-cipiki layaknya sahabat yang bertemu pada umumnya."Iya, tapi aku sudah menghubungi orang bengkel, mungkin sebentar lagi mereka datang.""Oh, ya sudah kalau begitu aku temani." Vira memperhatikan sekitarnya. "Bagaimana kalau kita minum es kelapa muda di situ, sembari menunggu orang bengkel datang?" Vira menunjuk sebuah warung kaki lima yang tidak jauh dari tempat mereka berada."Ide bagus. Ayo, kalau begitu kita ke sana," balas Della yang tak k
Read more
7. Menyetujui
Beberapa hari kemudian, setelah cukup lama memikirkan keputusan apa yang akan Vira ambil, hari ini akhirnya Vira hendak memberikan jawabannya kepada Lukman."Sayang, kenapa melamun?" tanya Lukman seraya memeluk Vira. Vira yang sedang duduk melamun di teras belakang rumahnya, ia tersentak ketika tiba-tiba saja Lukman memeluknya dari belakang."Eh, Mas. Kok tumben sudah pulang?" Vira tentu terkejut, pasalnya ini masih jam dua siang, namun suaminya sudah sampai di rumah."Iya, tadi Mas disuruh nemenin Pak Yuda menemui klien dari luar negeri, lalu katanya setelah pulang, Mas tidak perlu kembali ke kantor lagi.""Oh ... Kalau begitu mau aku siapkan air mandinya sekarang?" tawar Vira.Lukman mengangguk seraya tersenyum, lalu kemudian ia mendaratkan ciuman di keningnya Vira.Setelah mengucapkan terima kasih, Vira langsung masuk ke dalam, sedangkan Lukman memilih duduk di kursi yang ada di teras tersebut.Sembari menunggu Vira selesai menyiapkan air mandinya, Lukman kembali memikirkan perkata
Read more
8. Pernikahan Lukman dan Ayu
Setelah mengadakan acara lamaran yang hanya disaksikan oleh keluarga inti saja, lalu seminggu kemudian Lukman dan Ayu menggelar acara pernikahan mereka di kediaman Ayu sendiri.Mereka berdua tidak menggelar pesta pernikahan yang mewah, namun cukup meriah untuk menyambut para tamu undangan yang sebagian besar adalah teman dekat, tetangga, dan keluarga besar mereka saja.Di atas pelaminan, kedua orang yang baru saja dinyatakan sah sebagai pasangan suami istri, mereka berdua tampak tersenyum semringah menyambut ucapan selamat dari para tamu undangan yang datang.Sedangkan di sisi lain, Vira pun juga tengah sibuk menyambut para tamu undangan yang baru saja datang. Senyuman manis Vira tidak pernah luntur, seolah-olah ia juga ikut merasa bahagia dengan pernikahan suaminya. Namun, tidak ada yang tahu semuram apa hati Vira saat ini. Apalagi ketika Vira mulai mendengar bisik-bisik orang yang bergosip tentang rumah tangganya."Eh, Jeng. Ternyata mendapat istri yang cantik dan salihah saja, tidak
Read more
9. Lukman Yang Semaunya Sendiri
Setelah kepergian Vira dan Naura, hati Lukman menjadi tidak tenang. Ia memang masih bisa menanggapi obrolan dari keluarganya Ayu dengan baik, namun hati dan pikiran Lukman hanya terpaut ke Vira, sang istri pertamanya.Malam semakin larut, akhirnya satu persatu keluarga besarnya Ayu mulai pulang ke rumah masing-masing, sedangkan kedua orang tuanya Ayu sudah meninggal cukup lama. Jadi selama ini Ayu hanya tinggal berdua dengan anaknya, namun Ayu masih beruntung karena memiliki seorang tante yang rumahnya dekat dengan tempat tinggalnya, jadi jika ada apa-apa, tantenya itulah yang biasanya membantu Ayu.Kini hanya ada Lukman, Ayu, dan juga Winda anaknya Ayu yang sudah berada di dalam kamar.Ayu yang baru saja membersihkan make up nya, ia langsung keluar dari kamar mandi. Namun, Ayu sejenak menghentikan langkahnya ketika ia melihat wajah Lukman terlihat sedang cemas."Mas ...."Lukman tersentak ketika Ayu memanggilnya seraya memegang bahunya."Eh iya, ada apa?""Apa yang sedang Mas pikirka
Read more
10. Paginya Pengantin Baru
Jam masih menunjukkan pukul empat pagi, namun sudah ada orang yang mengetuk pintu rumahnya Ayu.Ayu yang mengira itu Lukman, maka ia pun langsung bergegas membuka pintu rumahnya. Ayu langsung tersenyum manis, ketika ia membuka pintu rumahnya dan melihat Lukman yang sedang tersenyum di wajah kantuknya."Maaf karena sudah membangunkanmu," ujar Lukman seraya menguap. Lukman hanya tertidur selama dua jam saja, lalu kemudian ia buru-buru datang ke rumahnya Ayu. Lukman hanya tidak ingin tetangga Ayu melihat dia semalam tidak menginap di rumah Ayu, jadilah Lukman memaksakan diri untuk segera datang ke rumah Ayu, walaupun ia sangat lelah dan mengantuk. "Nggak apa-apa, Mas. Mas kelihatan ngantuk sekali, kalau begitu Mas istirahat saja di kamar."Lukman mengangguk, lalu kemudian ia langsung menuju ke kamarnya Ayu untuk tidur kembali. Sedangkan Ayu yang masih berada di tempatnya, ia tersenyum senang. Ayu merasa senang karena Lukman juga terlihat mementingkan perasaannya juga, buktinya Lukman
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status