All Chapters of Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Chapter 41 - Chapter 50
689 Chapters
Tangisan Delima
Bab41"Bu," sapa Andre, ketika melihat Ibunya duduk di taman mini, yang tidak jauh dari teras rumah mewah mereka.Delima tidak menyahut, wanita itu terus memandangi pintu gerbang rumahnya, berharap Arya sang suami tercinta akan pulang. Sudah cukup lama dirinya di tinggal, ada perasaan rindu yang menyelimuti hatinya."Bu, ayo sarapan, jangan seperti ini, Andre mohon," pinta Andre dengan lembut, dan ikut duduk di samping Delima."Dia masih belum pulang juga, sudah seminggu, kapan Ayahmu akan pulang," lirih Delima. Andre bisa merasakan sakit hati Ibunya itu, tapi dia pun tidak bisa berbuat banyak saat ini."Bu, jangan terlalu mikirin Ayah, dia tega nyakitin perasaan Ibu. Dengan menyiksa diri seperti ini, apakah dia akan perduli? Nyatanya laki- laki itu lebih memilih tinggal bersama wanitanya," desah Andre, ada semburan kemarahan di wajahnya.Marah bercampur cemburu. Nyaris setiap malam, dirinya gelisah memikirkan Elea, yang kini resmi menjadi istri kedua Ayah sambungnya."Entah dimana ka
Read more
Bawa Aku, Mas
Bab42"Bu," panggil Delia, mendekati mertuanya itu. Dengan wajah lesu, mata sembab, Delima menoleh ke arah Delia."Bu, kita shopping, yuk. Mana tau dengan begitu, perasaan Ibu bisa sedikit tenang," usul Delia dengan tersenyum, kemudian duduk disisi kiri Delima."Ibu nggak kepengen, Del. Ibu hanya ingin Ayah, selama kami menikah, kami tidak pernah seperti ini." Wajah Delima tertunduk, kesedihan begitu dalam dia rasakan."Huh, rasanya kesal sekali jika mengingat wajah angkuh wanita itu, lama- lama kita santet saja sekalian," celetuk Delia asal.Delima yang tadinya menunduk, menoleh ke Delia dan menegakkan kembali kepalanya."Santet? Apakah ada Dukun yang bisa?" tanya Delima penasaran. Dalam hatinya, jika memang ada Dukun yang bisa melakukan hal itu, maka Delima akan lakukan apapun, agar sang suami kembali ke pelukannya."Itu, emmm ...." Delia tampak ragu. "Kenapa?" kejar Delima tak sabar."Delia kurang tau, Bu. Tapi kalau yang bisa ngasih pelet ada.""Biasanya kan Dukun bisa semua.""
Read more
Bertemu Delima
Bab43"Mas, kenapa cuma diam?"Elea merasa semakin kesal dengan sikap Arya malam ini. Entah kenapa, Arya nampak begitu gelisah."El, jika aku bawa kamu ke rumah itu lagi, kamu akan diserang Delima. Bagaimana aku bisa lindungi kamu? Sedangkan setiap hari aku harus ke kantor.""Pokoknya nggak mau tahu, aku harus kembali ke rumah itu. Aku pengen lihat nantinya, apakah Delia berani terus menghinaku seperti ini di sosial media.""El, kamu di sini saja, nggak usah kembali ke sana lagi. Setiap minggu, mas akan adil untuk berkunjung." "Mas," rengek Elea."Sudah, oke. Besok mas akan pulang ke rumah, kamu baik- baik sama Ibu."Arya merebahkan diri dan menarik selimut untuk tidur. Elea terdiam sejenak, sibuk dengan segala pikiran kacaunya."Entah mengapa, aku merasa ada yang berbeda," gumam Elea dalam hati. Wanita itu mencoba sabar dan tidak memaksakan kehendaknya secara berlebihan.Sejujurnya, Elea ingin sekali kembali ke rumah itu lagi, dan melakukan pembalasan kepada Delia yang selalu saja
Read more
Video
Bab44Delima menangis tersedu- sedu. Arya kemudian memeluk istri pertamanya itu, dan mencoba menenangkannya.Tanpa di sadari keduanya, Delia tersenyum di depan pintu dan memasukkan ponselnya ke dalam kantong celana.Dengan langkah cepat, Delia pergi menuruni tangga dan menuju kamarnya.Di dalam kamar, Delia mengedit hasil rekaman video percakapan Arya dan Delima."Yes selesai." Delia tersenyum jahat dan mengirimkan video hasil edit itu, ke W**** Elea."Mampus kamu, rasakan!!" maki Delia pada ponselnya, seolah- olah itu adalah Elea.Bukan cuma itu, Delia pun mengunggah video itu ke akun sosial medianya, melancarkan aksinya merusak nama baik Elea.Malam itu, Elea pun membuka ponselnya yang berdering.Dengan mata yang mulai berkaca- kaca, Elea menonton video itu sampai selesai."Rupanya kamu hanya mengasihani aku, Mas. Baiklah, jika itu memang isi hatimu yang sebenarnya. Maka aku tidak akan segan- segan lagi," gumam Elea.Dengan langkah tergesa, Elea memasukkan semua baju- bajunya ke dal
Read more
Aku Juga Berhak
Bab45"Bi, biarkan itu menjadi urusan saya," tegas Elea lagi dan berjalan memasuki rumah. Bi Ijah hanya terdiam, melihat Elea memasuki rumah. Bi Ijah bingung harus bagaimana, sehingga lebih memilih diam.Sedangkan di ruang makan, Delima, Arya dan Delia sedang menyantap makan malam.Sedangkan Andre sudah 2 hari ini di tugaskan keluar kota."Dimana mereka, Bi?" tanya Elea, sembari memasukkan kopernya ke kamar tamu."Di ruang makan, El.""Oke." "El.""Ya."Elea menoleh ke arah Bi Ijah dan menutup kamar tamu yang akan di tempatinya sementara.Tentu saja sementara, karena Elea berencana akan meminta dibuat kan kamar pribadi yang besar dan luas."Benar kamu menikah dengan tuan Arya? Maaf kalau Bi Ijah lancang."Elea hanya tersenyum dan berlalu tanpa menjawab apapun.Elea berjalan menuju ruang makan, dan terdengar suara bercengkrama ketiganya yang nampak asik."Apa maksudnya Mas Arya ini? Di depanku seolah dia tidak menginginkan Delima, tapi di belakangku, mereka nampak begitu harmonis," g
Read more
Ceraikan Aku, Mas
Bab46"Dan, lihat ini." Elea menyodorkan ponselnya.Air wajah Arya berubah, ketika melihat video itu."Terimakasih," seru Elea, sembari mengambil ponselnya dengan sedikit kasar."El, ini salah paham!" kata Arya."Salah paham bagaimana? Rupanya dugaanku itu tidak pernah salah. Kamu hanya menikahiku karena kasihan, karena aku sebatang kara. Tega ya kamu, Mas, aku nggak nyangka.""Kamu salah, El.""Salah bagaimana? Itu suara kamu, dan itu juga kamu! Semua jelas terdengar, Mas." El berkata dengan tubuh bergetar."Entah apa yang sedang Tuhan persiapkan untukku, mengapa rasanya sesakit ini. Kupikir perhatian dan ucapan kamu selama ini, adalah sebuah ketulusan. Nyatanya? Tidak lebih hanya dari rasa kasihan." Serak suara El berkata, kini dirinya mulai dikuasai perasaan sakit hati dan emosi."Maaf," lirih Arya, berusaha memegang tangan Elea. Namun wanita itu menepisnya."Jangan sentuh aku, Mas. Aku kecewa sama kamu," ungkap Elea, dengan satu tetesan air mata, yang kini meluncur bebas di pipiny
Read more
Mengancam
Bab47"Kenapa di matikan?" bentak Arya yang merasa sangat kesal, juga pusing dengan keadaannya.Disisi lain, ada rasa bersalah pada Delima, tapi disisi lainnya juga, Arya sudah terlanjur sangat mencintai Elea. Pikirannya kini sebenarnya sangat pusing, ingin menciptakan hal yang adil bagi keduanya, tapi melihat keadaan seperti ini, Arya menjadi bingung."Mereka ingin membunuhku," lirih Elea. Arya menatap dingin wajah Delima, yang nampak kaku."Kenapa dimatikan?" bentak Arya lagi, membuat Delima sedikit syok."Ayah, mengapa harus seemosi ini. Memangnya apa yang terjadi?" tanya Delima masih berusaha tenang."Telepon dia lagi," pinta Arya."Mas, sudah cukup!" seru Elea tak senang, melihat sikap Arya yang seakan mengintimidasi Delima."Tapi Delia keterlaluan! Biar Mas usir saja dia," ungkap Arya."Ayah, kamu ini kenapa? Jangan berat sebelah seperti ini, main usir- usir menantu seenaknya. Heh, Elea. Dasar pembawa sial dan petaka kamu di rumah kami."Delima murka, dia bahkan menatap Elea d
Read more
Melawan
Bab48Semua menoleh ke arah pintu. Tak lama, pintu terbuka, dan sosok Delia berada di depan pintu dengan wajah sedikit pucat."Bu," sapa Delia dengan perasaan khawatir.Sedangkan Delima hanya terdiam, menatap DeliaDelia tidak berani menatap Arya maupun Elea."Apa maksudmu, Delia? Mengapa kamu merekam pembicaraan saya dan Ibu Delima, kemudian mengirimkan rekaman itu ke Elea! Maksud kamu ini apa?" tanya Arya yang sudah tidak sabar."Agar Elea sadar dan tahu diri, bahwa Ayah hanya kasihan sama dia." Dengan berani tiba-tiba Delia menjawab pertanyaan Arya.Wajah perempuan itu yang semula menunduk, kini menatap tegap ke arah Arya."Apakah Ayah tidak memikirkan perasaan Ibu Delima? Apakah Elea begitu penting dan hebat bagi Ayah, sehingga bisa bersikap seperti ini kepada kami. Kalau Ayah berlebihan seperti ini, kami tidak akan baik sedikitpun pada Elea.""Siapa kamu di rumah ini, sehingga lancang dan berani mengatakan hal itu kepada saya? Kamu hanya numpang di rumah ini," tegas Arya menatap
Read more
Kumohon
Bab49Perasaan Delima sedang kacau, apalagi saat melewati kamar tamu, yang tidak kedap suara. Terdengar suara gelak tawa di dalamnya.Hati Delima terasa sakit, mengapa usai memarahi dia dan Delia, Arya dan Elea malah seakan berbahagia di dalam sana.Tidakkah Arya memikirkan perasaan Delima? Mengapa kini takdir begitu tidak adil padanya.Delima berjalan menuju kolam renang dan duduk di tepiannya. Memandangi air kolam yang tenang itu, seakan membuat Delima mengerti."Begitulah sifat Elea selama ini, diam, tenang dan membuat tenggelam." Delima bergumam seorang diri.Bagaimana dia harus bersikap? Melihat tadi bagaimana Arya begitu membela Elea, membuat Delima bingung harus bertindak seperti apa."Apakah ini karma?" Kembali Delima bergumam seorang diri. Tapi Delima sadar, dia tidak diceraikan, itu berarti dia masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki.Susah payah Delima mendapatkan Arya, hingga mengorbankan segalanya, dia tidak rela, jika Elea menjadi pemenangnya.Melihat kolam renang,
Read more
Terisak
Bab50Elea dan Arya terkejut. Dengan cepat, Arya melompat dari kasur dan berlari menuju keluar kamar."Ada apa?" tanya Arya berteriak, sembari berlari menuju ke dapur."Ya Allah nyonya, Tuan." Bi Ijah syok, melihat Delima berlumuran darah, dengan wajah memucat karena nekat melukai tangannya. "Delima, astaga, kamu nekat sekali." Arya langsung menggendong Delima yang sudah memucat."Ayah, kumohon jangan begini, kembalilah seperti dulu!" lirih Delima. "Sudah jangan banyak bicara! Kita ke rumah sakit, bertahanlah," seru Arya dengan cepat menggendong tubuh Delima."Bi Ijah, cepat ikut," seru Arya. "Baik, Tuan." Elea hanya terdiam di depan kamar tamu tanpa suara, melihat semua kericuhan yang Delima ciptakan."Nekat dan berani juga dia. Baiklah Delima, mari kita kuatkan posisi masing- masing. Aku tidak akan mundur kali ini, cukup sekali kamu hancurkan hidupku, kali ini kita gantian," gumam Elea sembari tersenyum menyeringai.Kepergian mobil Arya membuat rumah menjadi hening. "Semoga saj
Read more
PREV
1
...
34567
...
69
DMCA.com Protection Status