All Chapters of Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Chapter 31 - Chapter 40
689 Chapters
Diterima atau?
Bab31"Seminggu setelah kejadian itu, Delima datang ke rumah orang tua saya, dan mengatakan bahwa saya membunuh suaminya. Delima menceritakan semuanya dengan detail. Dia juga memperlihatkan foto proses pemakaman suaminya dan bukti cctv, bahwa saya lah orang yang mendorong suaminya jatuh ke kolam renang."Ayah menundukkan wajah dan terus mengusapnya. "Semua hancur seketika. Apalagi, Delima mengancam akan memenjarakan saya, Ayah saya langsung syok dan terkena serangan jantung. Ibu histeris, dan mengusir saya dari rumah."Aku sekarang paham, hal inilah yang rupanya membuat Ayah tidak berani menemui Ibunya."Paman, sekaligus pengacara keluarga kami membantu saya untuk berbicara dengan Delima secara kekeluargaan. Hingga akhirnya menemui kata kesepakatan. Saya harus menikahi Delima, untuk menggantikan sang suami sebagai tulang punggung keluarganya.""Apakah ini tidak terasa aneh? Dari mana Ibu Delima tahu alamat rumah orang tua Ayah? Dan mengapa harus menikahinya, padahal kan cukup memberi
Read more
Menghilang
Bab32"Apakah kamu meragukan saya?" Ayah bertanya balik padaku."Tentu saja," jawabku cepat tanpa ragu. Ayah mengernyit, ekspresi wajahnya menuntut jawaban jelas."Saya lelaki matang yang tidak suka bermain perasaan.""Tapi bermain hati." Aku menimpali. "Ayah ingin menjadikan aku istri kedua? Wanita simpanan Ayah kan?"Lelaki itu terdiam. "Jika memang itu yang Ayah mau, maaf aku tidak bisa. Karena apa? Posisiku lemah, kapanpun Ayah bisa menyingkirkanku dari kehidupan Ayah, seperti Mas Andre yang membuangku begitu saja.""Saya tidak sejahat itu.""Aku tidak semudah itu untuk percaya," tegasku juga. "Kita akan menikah secara sah, di mata hukum dan agama.""Oh, dengan meminta izin Ibu Delima? Ayah yakin?" "Bukan, kita tidak perlu meminta izinya. Karena saya dan Delima, hingga detik ini, hanya menikah siri.""Apa?" Aku terkejut mendengar penuturan Ayah."5 tahun pernikahan, hanya nikah siri? Sungguh penuh kejutan, Ayah."Lelaki itu mengusap rambutnya sembari menunduk."Faktanya meman
Read more
Lamaran
Bab333 mobil di belakang mobil Erina. Aku mematung dengan heran, kemudian gadis cantik itu keluar dengan tersenyum sumringah.Aku masih bingung dan hanya tersenyum kecil menyambut kedatangannya."Kak Elea, terimakasih ...." Begitulah ucapannya, yang membuat aku semakin bingung.Aku masih kaku, bahkan tanpa kusadari, kini Ibu Helena juga tiba- tiba memelukku. Mereka ini kenapa sih? "Sayang, terimakasih sudah mau menerima anak Ibu."Hah? Jadi, rupanya Ayah serius dan sudah memberitahu keluarganya."El ...." Terdengar suara berat menyebut namaku. Ibu Helena melepaskan pelukannya sembari tersenyum manis.Aku melihat ke arah suara yang menyebut namaku tadi.Lelaki itu sangat tampan sekali hari ini, bukan hanya tampan, rapi dan mempesona. Di tambah dengan tuxedo putih, membalut tubuhnya, juga celana putih menutupi kaki panjangnya. Astaga Ayah, mengapa lelaki matang sepertimu masih sangat tampan begini? "El," serunya lagi, membuyarkan lamunanku."Ah iya."Semua tersenyum, ketika mataku m
Read more
Pernikahan
Bab34 "Wah, ini ya, Bu? Cantik sekali." Aku kagum, melihat baju pengantin yang akan aku kenakan. "Iya sayang, kamu suka nggak?" tanya Ibu Helena sembari memeluk lenganku. "Suka sekali, Bu. Ya Allah, terimakasih, Bu." Ibu Helena tersenyum. "Ayo cobain, Nak." Aku pun mulai mencoba baju pengantin itu dengan binar bahagia. Di bantu pegawai Butik, aku mengenakan baju pengantin berwarna putih indah dan mewah itu. Kain sutra charmeuse, membuat gaun pengantin ini sangat nyaman, mewah dan elegan. Ah, aku sangat suka sekali. "Ayo kita keluar, biar nyonya Zubair melihat hasilnya dengan sempurna, Anda cantik sekali, Nona." Aku tersenyum, ketika pegawai perempuan itu memujiku. "Terimakasih, Mbak." Pegawai cantik itu tersenyum dan menuntunku keluar dari ruang ganti. "Ya ampun ...." Erina membekap mulutnya dengan mata membesar, ketika melihatku. Apaan coba. "Cantik banget kamu, sayang." Ibu Helena mendekat sembari tersenyum bahagia melihatku. "Ah Ibu, terimakasih," sahutku tak kalah se
Read more
Honeymoon
Bab35Di dalam kamar, aku merasa canggung, dengan perasaan sedikit gelisah, menunggu Ayah selesai mandi.Aku merebahkan diri, dengan perasaan sungguh deg- deg'an. Ya Allah, kok gini banget rasanya, ya. Aku merasa seperti pertama kali menikah, perasaan yang sungguh sulit kuartikan.Apalagi saat terdengar pintu kamar mandi terbuka, perasaanku semakin tidak karuan.Aroma sabun menguar di indera penciumanku.Kututup mata, kucoba menetralkan perasaan gugup yang sangat berlebihan sekali rasanya."El," panggilnya sembari duduk, mendekat ke arahku berbaring. Aku menoleh, sosok tampan itu semakin membuatku salah tingkah.Wajahnya bersih, rambutnya masih terlihat basah dan aroma maskulin tubuhnya, seakan menghipnotisku."Capek?" tanyanya, ketika tatapan mata kami bertemu."I--iya ...." Dengan gugup aku menjawab. Ayah tersenyum manis padaku."Kamu gugup?" tanya Ayah lagi, sembari memegangi tanganku yang sedikit bergetar."El nervous, Ayah."Lelaki itu terkekeh. "Kok sama," sahutnya. Aku pun ikut
Read more
kota Ubud
Bab36"Hahaha, ada- ada saja," kata mas Arya sembari menggeleng."Ibu, astaga ...." Aku melemah, pilu memandangi isi koper."Masa aku pake ini doang sih," gumamku dalam hati, memandangi beberapa lembar lingeri berbagai warna dan gaya. Aku melirik mas Arya yang masih tertawa terbahak, karena tingkah Ibunya yang memasukkan semua ke koperku pakaian seperti ini."Mas, masa aku pake ini doang?" protesku. "Ya mau bagaimana lagi, kan adanya cuma itu," sahutnya terkekeh."Ih, apaan sih, Mas." Wajahku masam."Sudah ah, ayo sini, istirahat dulu ...." Mas Arya menepuk kasur di sampingnya, memintaku untuk beristirahat."El pengen mandi dulu, Mas. Rasanya gerah ini, masa langsung ke tempat tidur aja.""Yasudah, ayo mandi bareng," ajaknya, membuatku langsung merasa malu."Ayo ...." "Mandi duluan aja sih, Mas ....""Yaudah, mas mandi duluan," katanya. Aku tidak menyahut, masih delema dengan pakaian di depanku. Hingga 10 menit berlalu, mas Arya telah selesai dengan ritual mandinya."Mas, El giman
Read more
Mengejeknya
Bab37Erina kembali menghubungi kami. Aku pun langsung menjawab panggilan telepon itu, dengan perasaan sedikit deg-deg'an."Assalamuallaikum, Kak.""Walaikumsallam, Er. Gimana- gimana, ayo cerita," pintaku sedikit tak sabar."Hahaha, sabar dong, pengantin baru ciee ....""Er, serius. Itu kapan sih, dia datang ngapain?""Ya begitulah, nangis- nangis kehilangan suaminya," kata Erina terkekeh."Erina, serius atuh!" kataku lagi gemas."Hehe, iya deh iya. Jadi gini, dia datang pagi tadi nangis- nangis gitu di depan pagar. Ibu awalnya nggak mau tuh bukain, tapi nggak enak sama tetangga, akhirnya pagar dibuka dan Tante Delima di persilahkan masuk.""Terus ....""Ya, malang sekali nasibnya, mata angkuhnya itu melihat foto pernikahan kalian, yang Ibu pasang di ruang tamu. Foto itu lumayan besar dan, tante Delima syok melihatnya, hahahaha .....""Serius, baru 5 hari pernikahan, Ibu dah pasang foto pernikahan kami? Masya Allah ...." timpal mas Arya, yang juga mendengar jelas dengan cerita Erina.
Read more
Ditampar
Bab38Begitu banyak rupanya panggilan masuk yang tidak terjawab di ponsel Arya dari Delima.Di dalam taksi, berkali- kali Arya menghela napas berat. Hatinya sedikit gelisah, mengingat pesan terakhir Delima yang penuh dengan ancaman. Meninggalkan Elea begitu saja di depan rumah Ibunya. Ada perasaan sesal di hati Arya, tapi dia juga harus segera menemui Delima.Di depan rumahnya yang cukup mewah, taksi berhenti. Arya membayar ongkos dan segera keluar dari taksi tersebut.Satpam menyapanya dan membukakan pagar."Nyonya barusan keluar," seru Satpam memberitahu. Langkah Arya terhenti, ketika mendengar ucapan Satpam."Kemana katanya?" Satpam menggeleng. "Saya tidak tahu, Tuan. Tadi Nyonya keluar bersama tuan Andre dan istri barunya."Apa maksud Delima ini, Arya sudah buru- buru pulang ke rumah, dia malah keluar. Arya merasa sedikit kesal dan berlalu masuk ke dalam rumah saja.Di dalam rumah, Arya di sambut Bi Ijah."Tuan," sapa Bi Ijah tersenyum. Arya membalas tersenyum kecil."Tuan, apa
Read more
Kasar
Bab39Setelah berkenalan dengan Asisten rumah tangga Ibu Helena, yang baru datang dari kampung, aku pun masuk ke dalam rumah.Di dalam rumah, Ibu Helena menyambut kedatanganku dengan senyuman."Bagaimana kabarnya, Ibu rindu banget sama kamu," ungkapnya sembari memelukku.Allah, alhamdulilah, kini aku bisa merasakan cinta seorang Ibu, selain almarhumah Ibu panti."Alhamdulilah baik, Bu." Ibu Helena mengurai pelukan dan membawaku ke meja makan, setelah meminta Bi Siti membawakan koperku ke kamar."Suami kamu langsung pergi ya, El?""Iya, Bu. Buru- buru tadi," jawabku apa adanya."Biarlah, mungkin wanita itu sedang melayangkan ancaman lagi.""Dari semua cerita mas Arya, Ibu Delima itu memang suka mengancam ya, Bu?" tanyaku memastikan."Ya begitulah, dia gila. Kemarin saja di sini nangis- nangis begitu. Ibu sampe pusing dibuatnya.""Wajar sih, Bu." Aku menunduk. "Wanita mana yang tidak patah hati, mengetahui suaminya menikah lagi.""Alah biarin, dia sendiri dzolim begitu sama orang. Sudah
Read more
Mesum
Bab40"Ayah, lagian apa yang Ayah harapkan dari wanita sisa ini? Dia bahkan mandul, Yah," kata Ibu Delima, sembari menatap remeh ke arahku."Mas, kenapa Ibu Delima selalu mengejekku," lirihku sengaja. Haha, biar makin panas."El sudahlah, jangan kamu dengarkan dia. Kamu sudah makan?" tanya mas Arya padaku, bahkan kedua tangannya dia tangkupkan di wajahku. Ah, so sweetnya suamiku ini."Ayah ...." Ibu Delima berteriak. "Ceraikan dia, kumohon," pinta Ibu Delima, dan berniat menarik mas Arya yang sedang memelukku."Pulang sekarang!" bentak mas Arya sembari menepis kasar tangan Ibu Delima."Ayah jangan kasar," seru mas Andre, tak terima Ibunya diperlakukan begitu."Kenapa protes? Bukankah kamu biasa melakukan hal itu pada Elea," jawab mas Arya dengan tatapan dingin."Elea itu dulunya istriku, tanggung jawabku, wajar aku mendidik dia seperti itu, karena Elea ini sedikit bodoh," hina mas Andre sambil menatap marah padaku."Nah, begitu juga dengan Ibumu! Paham kan?" tekan Ayah menatap tajam
Read more
PREV
123456
...
69
DMCA.com Protection Status