All Chapters of Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Chapter 21 - Chapter 30
689 Chapters
Aneh
Bab21Aku bingung dan melihat ke arah Erina. Kemudian aku menjauhkan sedikit ponselku."Er, kakakmu nanyain aku dimana, gimana nih jawabnya?" tanyaku pelan."Bilang saja kita masih jalan- jalan, kak."Aku kembali mendekatkan ponsel."El ...." Dasar tidak sabaran."Lagi jalan- jalan sama Erina, Yah.""Ini sudah mau magrib, El.""Nanti juga kuantar, Kak. Elea aman kali, sama aku juga!" timpal Erina. Dan, langsung panggilan telepon Ayah matikan."Er, di matikan langsung," kataku, membuat Erina tertawa."Itu mantan mertua apaan sih? Kok gangguin kamu aja," seru Erina. "Jangan- jangan, tuh Bapak mertuamu ada hati lagi," lanjutnya tertawa keras."Iya juga ya, aneh aja mantan mertua segitunya perhatian," timpal Ibu Helena Zubair, itu nama Ibunya kata Erina tadi."Mungkin hanya kasihan sama saya, Bu. Mana mungkin Ayah menyukai saya," sahutku cepat, malu rasanya mendengar ucapan mereka."Yey, mana ada orang kasihan seperti itu! Sudah ah, rebut aja kak Arya dari wanita itu! Mari kita selamatk
Read more
Mari Tidak Bertemu
Bab22Mobil Ayah melaju pergi. Aku kembali menutup pintu, dan menguncinya. Perasaan lelah menghinggapi diri.Aku berjalan gontai, dan membuka kamar. Waw .... kamarku didekorasi seindah ini. Ada kue ulang tahun di atas nakas, buket bunga mawar, 5 kado dan ucapan selamat ulang tahun.Taburan mawar di atas tempat tidur, lampu kelap- kelip menghiasi kamarku yang semula sangat sederhana.Tak lama, aku terpana ketika membaca pesan yang Ayah tinggalkan di atas kasur.[ Selamat ulang tahun, semoga masa depan yang baik bisa kamu capai, berjalan lancar sesuai keinginanmu wanita kuat. ]Kemudian, pesan singkat masuk ke ponselku. Gegas, aku membuka pesan itu.[ Maaf, jika saya berlebihan, telah berani menduplikat kunci kontrakkan kamu. Semua itu saya lakukan, demi memberikan kejutan kecil itu. Semoga kamu senang dan selalu bahagia. ]Oh Tuhan, laki- laki ini membuat perasaanku semakin tidak karuan. Please Elea, sadar .... jangan sampai kamu jatuh hati kepadanya, ini sangat berbahaya.Berkali-
Read more
Berbohong
Bab23Perasaanku semakin gundah, sepertinya aku sudah sangat berlebihan. Lagi pula, apa hubunganku dengan ayah? Seharusnya, aku bersyukur karena lelaki itu sudah sangat baik padaku.Sudah satu bulan berlalu, Ayah benar- benar tidak pernah datang berkunjung lagi. Aku pun mulai berusaha menata hidupku.Biarlah, aku fokus dengan kuliahku saja selama dana masih ada di rekening. Aku juga mulai mencari kerjaan untukku bertahan hidup.Kulihat mobil Erina memasuki pekarangan rumah kontrakkanku. Semenjak kami satu kampus, Erina memang sering menemuiku akhir-akhir ini."Kak, mantan kamu nyebar undangan nih," kata Erina membuka percakapan kami. Dia juga mengeluarkan kartu undangan dari dalam tas nya.Aku mengajaknya duduk dan meraih kartu undangan yang lumayan mewah itu."Minggu ini rupanya," gumamku ketika membaca isinya."Iya, panas nggak?" tanya Erina tertawa."Yey, ngapain panas? Aku mah sudah ikhlas, insyaAllah," jawabku mantap."Bagus deh! Lagi pula ngapain juga harus bersedih? Rugi banget
Read more
Kedatangannya
Bab24Mobil Ayah sudah berhenti, kami berdua membeku di tempat duduk depan rumah.Kemudian Ayah keluar, dengan pakaian kantor yang masih lengkap dengan sepatunya.Ada yang berbeda dari penampilannya kini. Wajah Ayah nampak bersih dari jambang manisnya. Wajah lelaki matang itu nampak fresh dan membuatku semakin terpana."Dia tampan, kan?" bisik Erina, yang menyadari tatapanku begitu intens kepada Kakaknya."Astagfirullah," sebutku pelan sembari mengalihkan pandangan. Erina terkekeh dengan sikapku yang salah tingkah."Dasar nakal," desis Arya menatap kesal pada Erina. Gadis mungil di depanku ini cengengesan melihat raut kesal Kakaknya.Lelaki itu kemudian duduk di sampingku dan menatap kami bergantian."Apa maksud kalian? Jelaskan padaku!" pintanya dengan tegas dan penuh penekanan."Itu ide Erina, Yah.""Aku bukan Ayahmu," jawabnya cepat tanpa ekspresi.Aku menghela napas. Biasanya, aku juga panggil dia Ayah, kan?"Ehem, aku pamit dulu ya, El." Erina berdiri."Tetap disitu! Jangan lari
Read more
Pernikahan Mantan
Bab25"Kak, ngelamun aja," cetus Erina sembari menyentuh tanganku."Ah, maaf." Aku tersenyum."Pasti mikirin kak Arya, kan.""Yey, apaan coba.""Ngaku aja deh," kekehnya, membuatku mengernyit."Seneng? Sepertinya, kamu benar- benar ingin aku jadi pelakor ya," seruku kesal."Itu bagian dari doaku," sahutnya mantap."Apa?" Aku melotot membuat Erina terkekeh. "Seru kali, Kak. Jika Kakak jadi pelakor di rumah tangga mantan mertua, aku dukung! Semangat," serunya sembari mengangkat tangan tanda dukungan."Ogah," kataku.Erina terkekeh. "Awas saja kalau doaku ini jadi beneran, aku ini anak yang baik, pasti doaku akan dikabulkan.""Ya kira- kira juga kali, Er. Masa aku didoakan jadi pelakor mantan mertua," protesku tak terima."Nggak apa- apa, kan bakal jadi bagian dari keluarga Wijaya juga. Aku senang tau kalau akhirnya Kak Arya sama Kak Elea.""Suka- suka kamu aja deh," jawabku.Erina terkekeh.Ponselku kembali berdering, nama Mas Andre terpampang di layar."Mantan telepon tuh, angkat." Er
Read more
Pulang
Bab26"Ah, Kakakku!" seru Erina memecah kecanggungan. Aku terdiam, malu mendadak yang sudah sangat terlambat.Kulihat sekilas, Ibu Delima mengepalkan tinju dengan tatapan mematikan ke arahku.Erina langsung memeluk Ayah dan membawa lelaki itu mengobrol banyak. Sedangkan aku, kuputuskan untuk bersama Ibu Helena memasuki tempat acara."Bu, makan dulu, biar Delima temani," kata Ibu Delima, menyusul langkah kami."Ibu sudah punya teman, nih." Langkah Ibu Delima terhenti. "Menantu Ibu itu aku, bukan dia," lirih wanita itu, tidak berani mengeraskan suaranya."Oh." Hanya itu sahutan Ibu Helena, aku menutup mulut, mengejek Ibu Delima.Wanita itu mendengkus dan kembali ke depan, untuk menyambut tamu undangan lainnya."Awas saja dia macam-macam, aku tidak segan-segan mempermalukannya," celetuk Ibu Helena."Sabar, kita kan kesini untuk memenuhi undangan saja," kataku pelan. "Iya, tapi raut wajahnya yang songong begitu, rasanya bikin Ibu emosi, El." Aku hanya tersenyum menanggapinya."Wah, ada
Read more
Sakit Hati
Bab27Belum selesai keterkejutanku dengan pesan dari Ayah, masuk juga pesan dari mas Andre.Semakin membuatku heran.[ Kamu sengaja ya, ganjen sama cowok lain di depanku?] Aku mengernyit sembari melihat ke arah pelaminan.Terlihat mas Andre sibuk memainkan ponselnya. Sedangkan Ayah, tidak ada di samping Ibu, entah kemana perginya Ayah."Ada apa?" tanya Erina, yang melihat dengan bingung."Aku harus pulang Er. Kamu sama Ibu, masih lama kah? Jika lama, aku duluan ya.""Loh kenapa, Nak? Ada apa?" tanya Ibu Helena bingung."Kamu marah sama aku, kah?" Ajay juga ikut bertanya."Bukan, bukan itu. Aku lupa, ada sedikit urusan pribadi yang harus aku selesaikan hari ini.""Kakak yakin?" selidik Erina."Yakin. Aku duluan ya," kataku. Erina pun mengangguk walau ekspresi bingung terlihat jelas di wajahnya."Aku antar ya," kata Ajay menawarkan. Aku terdiam sejenak menimbang."Tidak usah, biar saya yang antar Elea," timpal suara yang terdengar dari belakangku.Kami semua menoleh, sosok Ayah terliha
Read more
Bertengkar
Bab28"El, biar aku aja yang antar kamu," kata Erina. Aku mengangguk."Kakak urus saja wanita itu, bikin mood hilang saja," cerocos Erina nampak kesal.Kulirik wajah Ibu, matanya berkaca- kaca, nampak sekali dia menahan air matanya sekuat tenaga. "Bagaimana rasanya, Bu? Enak kan? Enak dong!" gumamku dalam hati dan tersenyum kecil ke arahnya. Senyum yang penuh dengan ejekkan.Ayah tidak bersuara sama sekali, dia pergi begitu saja meninggalkan ruangan resepsi.Kami pun pulang, tanpa menyapa Ibu Delima sama sekali. Sedangkan kedua orang tua Delia, hanya menatap sinis pada kami saat itu. Nggak peduli juga sih aku.Di kontrakkan, Erina dan Ibu Helena tidak mampir, hanya mengantarku saja.Tidak lama kemudian, rupanya Ayah datang dan mengetuk pintu sedikit keras.Aku membuka daun pintu, setelah memastikan, yang datang itu memang Ayah."Ayah," seruku tersenyum. Namun wajahnya nampak tidak bersahabat dan langsung masuk begitu saja."Tutup pintunya," titahnya dengan dingin. Aku merasa heran de
Read more
Aku Mencintaimu
Bab29"Pulanglah, Ibu Delima pasti sedang mencari Ayah," kataku dengan dingin."Saya mencintai kamu, El." Aku terhenyak, mendengar ucapannya yang tiba- tiba."Saya sayang sama kamu, cinta sama kamu, sungguh," tekannya dengan wajah serius.Aku menyeka air mataku. "Ayah lebih baik pulang ke tempat acara, El tidak ingin membuat masalah apapun pada Ibu Delima," kataku."El, apakah kamu menolak perasaan saya? Katakan sama saya, El. Kalau kamu, tidak suka sama saya," katanya sedikit maksa."Ayah please! Ini nggak lucu. Ayah datang marah- marah, berkata kasar, dan kini? Oh, ini aneh sekali.""Saya serius! Saya tidak pernah main- main dengan perasaan.""Ini gila. Ayah ingat, Ayah itu suami orang.""Saya ingat dan saya sangat sadar. Tapi kamu juga harus tau, saya tidak main- main. Saya mencintai kamu, El."Aku menggeleng. "Percuma cinta, faktanya Ayah adalah suami orang," sahutku kesal. Perasaanku menjadi tidak karuan lagi oleh pengakuan Ayah."Katakan kamu tidak menyukai saya, katakan dengan
Read more
Cerita Ayah
Bab30Aku membuka daun pintu dengan cepat. Sosok Ayah berdiri tepat di depanku, dengan buket bunga mawar merah yang sangat indah."Astaga, mengapa Ayah tiba- tiba jadi sangat tampan begini?" gumamku dalam hati. Aku terpesona, seakan tersihir dengan senyuman tipis yang terlihat cool dan akh, susah aku jelaskan."El," serunya, membuatku sedikit terkejut."Ah, iya." Aku tersenyum kaku, mendadak canggung dan sedikit gemetar.Kedua lelaki di belakangnya tiba- tiba mengibarkan sebuah poster besar yang bertuliskan."Menikahlah denganku ELEANOR."Aku tercengang, melihat semua itu. Kedua lelaki itu tersenyum, melihatku yang kebingungan.Kemudian, Ayah menyerahkan bucket bunga mawar itu kepadaku."El, saya tidak pernah main- main dalam hal perasaan, dan saya harap, kamu pun begitu," pintanya dengan lembut.Aku menyambut bucket mawar itu sembari tersenyum."Menikah, apakah ini serius juga?" tanyaku memastikan."Tentu saja." Ayah kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam jasnya. Kotak kecil berwar
Read more
PREV
123456
...
69
DMCA.com Protection Status