All Chapters of Cursed: Kutukan Kembar Tampan Season 3: Chapter 21 - Chapter 30
188 Chapters
S3: A Final Goodbye Kiss
Sebagian besar staf yang terdesak dan masih 'bertarung' dengan para pasien yang membanjiri ruang makan segera menyadari, saat-saat itu bisa jadi adalah saat-saat terakhir dalam hidup mereka.Pertarungan final mereka!Pasien-pasien yang mereka rawat, entah dengan sepenuh hati ataupun hanya demi kewajiban dan honor besar belaka, kini terlepas dan hanya ingin bebas.Mereka mungkin ingin 'sembuh' dan segera lulus dari sini, namun tak selamanya profesionalitas, keramahan dan kenyamanan berbalut kemewahan akan memberikan hasil yang diharapkan.Semua keinginan terpendam untuk bebas itu malam ini akhirnya 'terwujud' meskipun terpaksa mempertaruhkan nyawa masing-masing. Tentu saja, sebagian besar pasien-pasien itu masih belum sembuh benar, bahkan ada yang makin menjadi-jadi.Beberapa 'pyromaniac' alias pasien kasus mania jenis api, pernah menjadi tersangka sebagai 'firestarter' alias orang yang suka membakar sana-sini, segera tertarik pada nyala merah jingg
Read more
S3: Saat Semua Kembali Menyala...
Petugas wanita itu tadinya hampir saja menarik pelatuk senapan yang sedang ia genggam. Namun usaha Xander untuk 'menaklukkannya' sepertinya tak sia-sia. Walaupun dengan cara yang begitu mengejutkan dan 'berbeda'.Pemuda tampan tak dikenal itu mengecupnya lembut dan memeluknya erat-erat, pertama-tama hampir membuatnya marah besar. Berani-beraninya! Namun sungguh begitu aneh, mengapa orang asing ini begitu magnetik dan sanggup melumpuhkan keberadaannya hanya dengan sebuah keintiman dadakan?Seperti orang yang betul-betul jatuh cinta dan diberi kesempatan pertama untuk 'kencan kilat' yang tanpa basa-basi! Tanpa berbincang-bincang dan jalan-jalan atau pendekatan! Petugas itu terpana dan larut dalam momen yang biasanya hanya ia saksikan dalam drama-drama atau opera sabun di layar televisi saja! Satu-satunya hiburan selama bertahun-tahun bekerja dalam kebosanan di kompleks ultra modern yang sedang dalam kekacauan ini!Senapannya terlepas dari genggaman, keduanya terja
Read more
S3: Farewell, White Nest!
Mobil sewaan Xander dan Erato tak bergegas keluar dari pelataran parkir yang kosong. Sedikit terpana, mereka berdua terduduk di jok depan, menyaksikan detik-detik terakhir kejatuhan White Nest. Orang-orang yang berada di luar berusaha keras mengevakuasi rekan mereka yang tertinggal di dalam. Namun 'sistem keamanan' yang telah aktif lagi, didesain sedemikian rupa untuk melakukan prosedur keamanan terakhir. Menutup rapat-rapat semua yang tersisa di bawah atapnya, takkan bisa lagi terbuka hingga butiran debu terakhir!Sebentuk bangunan besar putih ultra modern minimalis itu semula begitu dingin, kokoh dan sepertinya takkan pernah tergoyahkan.Namun justru ketika lampu telah menyala saat virus komputer rancangan Xander telah berhasil dilumpuhkan antivirus White Nest, semua malapetaka malah berawal. Arus listrik yang kembali mengalir dari generator darurat bertemu dengan nyala api yang berasal dari dapur. Dengan gembira kedua jenis energi yang sama-sama bersifa
Read more
S3: Escape (or Not?)
Erato segera melakukan semua yang dititahkan Xander sementara pemuda itu terus menekan pedal gas, mengemudikan mobil sekencang-kencangnya menghindari bidikan membabibuta senapan-senapan beberapa petugas White Nest."PRANG!" butir-butir timah panas berhasil menembus kaca belakang mobil sewaan itu, menimbulkan pecahan dan beberapa retak kecil hingga besar. Namun Xander dan Erato tak peduli, yang penting mereka berhasil pergi dengan selamat!Teriakan marah para petugas dan usaha mereka mengejar kendaraan itu ternyata sia-sia belaka. Gerbang sepi itu berhasil Xander dan Erato terobos setelah nekat menabrak palang elektronik dan beberapa benda penghalang. Mereka tak peduli bila body mobil sewaan itu mulai penyok dan lecet-lecet. Yang penting segera pergi sejauh mungkin dari neraka terpencil ini lalu mencari jalan untuk berlayar ke Pulau Vagano!Mereka berlalu dalam kegelapan meninggalkan semua yang ada di belakang, tak lagi menoleh ke arah White Nest yan
Read more
S3 : Memori Masa Lalu Kai
Kai, yang kini sudah teringat sedikit demi sedikit pada jati diri aslinya sebagai Ocean Stallion Vagano, merenung seorang diri sepanjang siang hingga sore menjelang.Menghadap pantai permai berpasir putih dan berombak biru dimana Aina beberapa waktu silam menemukannya.Ia sendiri sedikit demi sedikit mulai teringat, di tempat serupa ini di sisi lain dunia ini, ia pernah mengalami kejadian yang hampir sama.Saat dirinya beberapa tahun silam berkuda seorang diri, sebentuk sosok tergeletak di atas pasir menarik perhatiannya. Ia tak ingin tahu dan ragu-ragu pada awalnya, bahkan sempat ingin meminta pertolongan kepada orang-orang lain saja.Ya, Kai perlahan mulai teringat, dalam kehidupan 'lama'-nya sebagai Ocean, ia memiliki perkebunan dan juga puri tua megah. Baginya hidup terasa begitu mudah. Apapun yang ia inginkan tersedia. Kecuali wanita, sebab tak ada sosok gadis muda di pulau kecil yang keluarganya huni secara turun temurun itu.Namun hari itu s
Read more
S3: "Aina, Kai itu..."
Malam sudah mulai larut saat Aina tiba di desa kecilnya. Melalui perjalanan seorang diri menembus hutan tropis hijau di bawah penerangan bulan purnama, akhirnya gadis itu tiba kembali di kampung halamannya yang damai.Semua orang belum ingin terlelap. Masyarakat desa nelayan tradisional yang belum terlalu terbuka pada peradaban modern itu masih sibuk mempersiapkan ritual pernikahan Aina yang akan digelar esok pagi. Beberapa wanita sibuk merias tempat upacara yang akan digunakan. Aroma sedap memenuhi udara. Beberapa pria bersemangat memasak berbagai hidangan lezat dalam jumlah besar untuk pesta besar-besaran. Anak-anak kecil bermain-main bebas di antara kesibukan orangtua mereka. Tampaknya seisi desa begitu gembira menyambut acara nuptial yang akan digelar tak lama lagi. Keluarga besar Aina memang cukup terpandang di suku yang berjumlah ratusan jiwa itu.Mereka semua dikejutkan dengan kedatangan sendirian sang calon mempelai wanita pada malam hari menjelang hari terpent
Read more
S3: Pernikahan Yang Terkutuk?
"Apa? Ramalan dari Anda tak biasanya begini buruk dan mengerikan, Kepala Suku Kamau'le! Tak mungkin apa yang Anda katakan selalu benar! Kecuali hal-hal baik yang memberikan harapan! Tak bisakah Anda memberikan solusi dan segera mengubahnya?" Aina sepertinya tak bisa menerima begitu saja semua yang terjadi.Kamau'le sedari tadi diam saja sambil menutup wajahnya, lalu perlahan menyingkirkan tangan, masih belum pulih dari keterkejutannya. Beliau jatuh terduduk di lantai tanah, menatap nanar pada pot besar berisi air mendidih yang masih meluap-luap seakan hendak tumpah keluar membanjiri ruangan."Sepertinya Yang Maha Besar takkan merestui hubungan kalian berdua, AIna! Sebaiknya kau batalkan saja hubungan yang akan kalian jalin besok pagi itu! Walaupun kau lanjutkan, namun pria asing itu takkan pernah bisa kaumiliki seutuhnya!" Kamau'le akhirnya bisa bicara juga, dengan suara bergetar dilanjutkannya kalimat peringatan, "Terkutuk, itulah status Kai melalui wahyu yang kuterim
Read more
S3: Hibiskus (18+)
"Tunggu dulu, Kai!" Sebelum bibir Kai sempat menyentuh mulut buli-buli berisi 'minuman segar' yang beraroma segar dan harum seperti wine tersebut, tetiba Aina berubah pikiran. Ditepiskannya benda itu dari tangan Kai hingga jatuh terguling-guling di atas lantai tanah, menumpahkan semua ramuan misterius Kepala Suku sekaligus Dukun Kamau'le itu di lantai tanah hingga terserap habis. "Hei, ada apa, Aina? Bukankah kau yang telah memberikan kepadaku minuman istimewa dari desamu, mengapa kau tak izinkan aku menyesapnya?" Kai tampak terkejut dan heran. "Aku.. maaf, sebenarnya aku curiga. Sedari aku pulang tadi, firasatku buruk sekali. Karena terjadi hal yang tak kita inginkan. Kurasa... kita harus membatalkan pernikahan kita ini," ungkap Kaina dengan suara lirih dan air mata yang hampir tumpah, "dan kita harus berpisah!" "Astaga. Mengapa bisa berkata begitu, Aina, setelah kau diam-diam sendirian pergi ke desamu lalu pulang dengan kabar buruk ini? Bukankah semua belum terjadi dan belum kit
Read more
S3: Hope (18+)
Malam itu cuaca cerah dan tetap hangat khas surga terpencil beriklim tropis, namun udara dalam pondok kecil itu terasa jauh lebih panas.Kedua tubuh indah dengan begitu banyak hal berbeda itu entah berapa kali bersatu dan berpisah, seakan-akan tak kenal lelah saling mengeksplorasi, menelusuri dalam keremangan. Walau penuh peluh dan lelah, keduanya menikmati setiap pasang surut dan gelombang yang datang dan pergi. Namun takkan pernah berlalu dan akan terpatri dalam ingatan untuk selamanya.Walau Kai, sang pemuda tampan namun 'asing', sebetulnya belum yakin pada langkah yang ia ambil. Ia yakin, dulu pernah melakukan hal yang sama pada suatu waktu yang belum jauh di masa silam. Entah bersama siapa, entah dengan cinta ataukah hanya dengan hawa nafsu belaka.Sedangkan Aina, sang gadis lokal berparas manis eksotis, terdiam dalam pelukan pemuda yang belum lama ini ia kenal. Kadang timbul penyesalan dalam hati, mengapa Kai harus datang dalam hidupnya. Mengapa harus ia y
Read more
S3: "Tanpa Aku..."
Keesokan paginya dalam keremangan menjelang merekahnya fajar di teluk pondok Aina yang permai, dua sosok tampak sedang mempersiapkan segalanya untuk keberangkatan diam-diam mereka. Tanpa lelah mereka berkemas menaikkan beberapa benda ke atas sebuah perahu kecil, bersiap-siap meninggalkan masa lalu di pulau tropis sepi nan indah yang sudah mempertemukan keduanya."Selamat tinggal tanah airku, tempat aku dilahirkan dan dibesarkan oleh orangtua, saudara-saudari dan sukuku. Maafkan aku yang kini harus pergi jauh demi cinta..."Aina memandang sedih sekaligus bahagia pada pondok kecil yang sudah ia bangun sendiri dan huni selama bertahun-tahun lamanya. Ia siap untuk memulai hidup barunya bersama Kai, yang juga mencoba untuk melupakan hidup lamanya dan hanya ingin menatap masa depan berdua saja bersama Aina.Walau mereka tahu, jalan di depan masih sangat panjang dan penuh dengan ketidakpastian. Aina masih memikirkan kata-kata Kepala Suku Kamau'le yang berulangkali berk
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status