All Chapters of Under The Skies of Yokohama: Chapter 1 - Chapter 10
33 Chapters
1. Wajah dari masa lalu
                   Sepuluh hari sudah berlalu sejak kepergian wanita itu. Izumi masih belum sembuh dari rasa kehilangan tapi dunia menyeretnya untuk bangkit. Air matanya baru saja ia seka, Ia mengusap kaca tempat abu ibunya di semayamkan dan membuat kaca itu basah oleh air mata. Setelah berpamitan, Izumi melangkah keluar. Ia di sambut oleh langit biru Yokohama  yang membentang. Rambut hitam sebahunya beterbangan tertiup angin. Musim semi tetap secantik ini seolah ia tidak peduli dengan apa yang Izumi rasakan. Langkah kecilnya memasuki pelataran kuil. Ia membunyikan lonceng disana lalu berdoa. Sembilan hari kemarin ia terus saja menyalahkan Tuhan karena telah mengambil Ibunya. Hari ini pun ia berencana demikian, tapi ia baru saja mendapat kabar kalau dirinya lolos sebagai penerima beasiswa di Keio University. Apa Tuhan sedang bernegosiasi dengannya agar tidak melulu ia salahkan?Gadis itu menuruni bus, memasuki jal
Read more
2. Kenangan yang menjadi mimpi buruk, kembali lagi
               “Apa kau benar-benar akan berhenti membantuku? Cafeku cukup ramai berkat wajahmu, kau tahu.” Kenichi Hasegawa menghembuskan nafas dengan kasar. Ia sudah menduga temannya akan mengomel seperti ini. “Kuliahku akan lebih sibuk karena sudah memasuki tahun kedua. Jadi, aku hanya bisa membantumu sesekali. Bisnismu ini tidak begitu buruk. Kau harus mencari pekerja paruh waktu yang tampan alih-alih terus merepotkanku” “Aish, jika bukan sahabatku, aku pasti sudah meninju wajah itu.” Tanaka Hideyoshi melakukan gerakan seperti ingin memukul tetapi kepalannya hanya sampai di samping telinganya sendiri. Ia mengacak-acak rambutnya menatap punggung sahabatnya yang keluar dari cafe.                  Pandangan Izumi memutari seisi ruangan yang gelap gulita. Di depannya seorang lelaki mengarahkan cahaya ponsel ke wajah sambil tersenyum menyeram
Read more
3. Lagu yang mengantarmu pada seseorang
               Setelah upacara penyambutan mahasiswi baru selesai, kini senior membagi mahasiswa baru ke beberapa kelompok kecil. Izumi bergabung dengan kelompok delapan dengan sepuluh anggota di dalamnya termasuk dua orang senior sebagai pembimbing.“Jika aku melihatmu memakai seifuku aku akan percaya kau masih sekolah menengah.”“Wajahmu imut sekali, aku ingin punya wajah sepertimu.”“Skincare bisa membuatmu glow up, tapi tidak bisa membuat wajahmu imut. Kau pasti sangat bersyukur memiliki wajah itu.”“Kau benar-benar beruntung mempunyai wajah imut dan otak yang pintar.”Teman-teman di kelompok delapan memuji Izumi secara bergantian. Ini bukan kali pertama izumi mendapat perlakukan seperti itu. Ia juga sangat paham bagaimana rasanya lebih menonjol di antara yang lain dan itu sangat mengganggunya. Semakin banyak mata yang memperhatikanmu, semakin banyak pula ya
Read more
4. Suara yang dirindukan seseorang
               Ishida Hasegawa baru saja keluar dari toilet. Suara itu membuatnya melangkah sedikit lebih cepat. Beberapa kali terakhir ia menyadari yang ia dengar tiap kali mendengar lagu itu adalah ilusi bahwa ia juga mendengar suara itu. Apakah kali ini ilusi lagi? Ishida duduk di antara anggota kelompoknya. Ia menatap lekat-lekat gadis yang sedang bernyanyi. Suara itu, senyum itu, tatapan itu. Sedetik kemudian ia sadar sepenuhnya kalau akhirnya ia kembali bertemu dengan gadis dari dua tahun yang lalu. Penampilan Izumi di tutup dengan tepuk tangan. Ia kembali ke kelompoknya dan disambut dengan gembira oleh semua anggota di sana.“Sugoi! Kenapa kau menyembunyikan bakat besar itu? Semua orang disini bahkan terpesona melihat penampilanmu”“Kau tidak perlu menjadi pemalu. Kau cantik dan berbakat.”Ucapan anggota kelompoknya membuat Izumi tersenyum. Setelah sekian lama tidak bernyanyi sepertinya suarany
Read more
5. Minuman Buah Plum
               Kenichi tampak tidak bersemangat mengikuti acara orientasi. Selain karena Ishida ada di kelompok yang sama dengannya, Kenichi juga tidak menyukai kegiatan kampus seperti ini.“Kenichi-senpai, jika aku kesusahan di mata kuliah tertentu bolehkan aku minta bantuanmu?”“Bantu aku juga dong, aku akan semakin bersemangat jika Kenichi senpai yang membantuku.”Minoru menyadari mood Kenichi yang sedang tidak bagus, sebelum moodnya semakin buruk Minoru sudah pasang badan terhadap kalimat-kalimat membosankan itu. Siapa yang tidak bosan mendengar gadis-gadis ini terus-terusan memuji Kenichi sepanjang waktu?“Adik-adikku yang manis, kalian bisa bertanya padaku jika kesusahan. Kenichi kita yang keren ini sedang fokus untuk perlombaan di pekan olahraga kampus nanti jadi tidak punya waktu untuk menanggapi kalian.”Setelah berkata demikian Minoru semakin mendapat serangan per
Read more
6. Teman-teman pertamaku
               Kana Kobayashi melambaikan tangan dengan senyum lebar yang memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Ia membuat gerakan tangan yang menunjukkan kalau dirinya sudah mempersiapkan tempat duduk untuk Izumi. Izumi menyambutnya dengan senyum sambil berlari kecil mendekati Kana. “Terima Kasih, Kobayashi-san.” Izumi menarik bangku dan mulai duduk disana. “Panggil Kana saja. Kita sudah cukup dekat sejak masa orientasi bukan?” Ucapan itu cukup menarik perhatian Miyu Maeda yang sudah duduk lebih dulu di sebelah Kana. “Kau juga boleh memanggilku Miyu, izumi-chan.” Ucap Miyu yang membuat izumi sedikit tersipu. “Berhenti membuatnya tidak nyaman.” Kana berkata sambil menatap Miyu dengan kesal. Sedetik kemudian ekspresi Miyu berubah cemberut. Gadis yang menyebalkan itu ternyata juga punya sisi imutnya sendiri. Tingkah mereka berdua membuat Izumi menahan tawanya. “Aku tidak apa-apa kok.” Izumi akhirnya me
Read more
7. Sensei baik hati
               Tatapan Minoru terlihat jengkel. Kenichi langsung mengetahui alasannya setelah mengikuti mengikuti arah pandangan Minoru. “Apa kau tidak bisa memperingati adikmu agar memberiku ruang untuk mendekati belahan jiwaku itu?” Minoru memasukkan satu suapan besar ke mulutnya dengan kasar. “Ia terus menempel pada gadis itu seperti perangko.” Minoru melanjutkan ucapannya sambil mengunyah – membuat serpihan kecil dari mulutnya berhamburan keluar. “Aish! Kau harus pilih akan mengunyah atau menggerutu lebih dulu. Kalau begini lalat saja enggan menghinggapimu apalagi seorang gadis.” Minoru hanya bergumam tidak jelas sambil mengunyah setelah mendapat omelan dari Kenichi. Diam-diam Kenichi masih memperhatikan Ishida. Ia mengetahui semua teman ishida – setidaknya sampai sebelum hubungannya dengan Ishida memburuk sejak enam bulan terakhir. Ia yakin belum pernah melihat Ishida sedekat ini dengan seorang gadis. Apakah masa p
Read more
8. Gadis Permen Karet
Langkah Izumi terhenti setelah dua sosok pria memotong langkahnya. Ia ingat pernah melihat wajah mereka saat masa orientasi. Raut muka Izumi berubah cemas. Apakah dia melakukan kesalahan sampai-sampai dua senior itu menghentikannya?“Konnichiwa. Perkenalkan, aku Minoru Sato” Pria dengan tinggi tubuh sekitar 175cm itu menyapanya dengan ramah. Rambut hitamnya memunculkan aksen warna biru saat terkena sinar matahari. Model rambut Comma hair-nya benar-benar mirip idol tapi wajahnya tidak mirip idol sama sekali. Dilihat dari caranya memperkenalkan diri sepertinya mereka menghentikan izumi bukan karena niat yang buruk.“Aku Kenichi Hasegawa.” Pria dengan raut wajah yang dingin tapi tampan itu memperkenalkan diri. Izumi harus mendongak untuk menatap wajah pria yang tingginya mungkin sekitar 188cm. Berbeda dengan temannya yang model rambutnya mirip idol, pria itu memiliki model rambut pompadour dengan warna ginger brown. Jika
Read more
9. Seterang Sinar Bulan di Langit
Mahasiswa baru dan beberapa senior fakultas Ekonomi duduk berkeliling di sebuah meja yang cukup panjang. Acara itu diselenggarakan untuk merayakan masuknya mahasiswa baru dan kesuksesan acara orientasi beberapa hari lalu.“Aku tidak menyangka yang datang lumayan banyak.” Kana berkata sambil membetulkan helaian rambutnya yang menutupi wajah. Izumi baru menyadari unsur penting yang membuat penampilan Kana terlihat dewasa adalah model rambut sleek glam-nya. Gadis itu punya pupil berwarna hitam serta mata yang lebih besar dari kebanyakan wanita jepang pada umumnya. Di antara mereka bertiga, Kana adalah wanita paling tinggi dengan tinggi 165cm.“Aku juga berfikir begitu.” Kata Izumi yang sebenarnya sejak tadi mencari seseorang. Mata gadis itu menoleh hampir disetiap pintu bar terbuka. Apakah lelaki itu benar-benar tidak datang?“Kana-chan, Lihat! Kak Hasegawa tampan sekali jika dilihat dari jarak sedekat ini ya.” Miyu berbisik tapi
Read more
10. Hasegawa si hangat atau Hasegawa si dingin?
Izumi mengerang sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. Badannya sudah tak selemas semalam tapi masalah baru muncul. Ia terhuyung-huyung menuju toilet dan mengeluarkan isi perutnya di wastafel. Ini pertama kalinya ia mengikuti acara minum-minum. Tidak. Bahkan ini pertama kalinya ia meminum minuman alkohol. Ia kira ia masih bisa mempertahankan kesadarannya meski hanya minum sedikit. Kini ia sadar kalau dia peminum yang buruk. Izumi duduk di meja belajar setelah mempersilakan sinar matahari masuk lewat jendela yang ia buka. Ia meminum air mineral hangat berharap perutnya akan segera membaik. Izumi baru saja hendak menuju toilet untuk mandi dan bersiap menuju tempat kerjanya, tapi langkahnya terhenti saat seonggok jacket pria menarik perhatian. Ia mendekat dan menyentuh jacket itu. Ekspresinya berubah panik. Ia menutup mulutnya yang terbuka tiba-tiba. Jika semalam ia mabuk, lalu siapa yang mengantarnya pulang? DAN JACKET SIAPA INI??? Izumi masih terus berusaha mengingat-i
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status