Share

6. Teman-teman pertamaku

               Kana Kobayashi melambaikan tangan dengan senyum lebar yang memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Ia membuat gerakan tangan yang menunjukkan kalau dirinya sudah mempersiapkan tempat duduk untuk Izumi. Izumi menyambutnya dengan senyum sambil berlari kecil mendekati Kana.

“Terima Kasih, Kobayashi-san.” Izumi menarik bangku dan mulai duduk disana.

“Panggil Kana saja. Kita sudah cukup dekat sejak masa orientasi bukan?” Ucapan itu cukup menarik perhatian Miyu Maeda yang sudah duduk lebih dulu di sebelah Kana.

“Kau juga boleh memanggilku Miyu, izumi-chan.” Ucap Miyu yang membuat izumi sedikit tersipu.

“Berhenti membuatnya tidak nyaman.” Kana berkata sambil menatap Miyu dengan kesal. Sedetik kemudian ekspresi Miyu berubah cemberut. Gadis yang menyebalkan itu ternyata juga punya sisi imutnya sendiri. Tingkah mereka berdua membuat Izumi menahan tawanya.

“Aku tidak apa-apa kok.” Izumi akhirnya menyerah dan melepaskan tawa kecilnya.

“Sepertinya kau harus siap melihat tingkah-tingkah menyebalkan wanita yang satu ini. Aku sudah terbiasa dengan perilakunya karena aku sudah bersamanya sejak sekolah dasar.” Mendengar Kana berkata begitu, sepertinya Miyu gadis yang baik.

“Tapi kau merindukanku kan saat aku harus pindah sekolah menengah di tahun ketiga ku?” Miyu segera membalas ucapan Kana yang baru saja berhenti seperti sekian detik.

“Terserah kau saja.” Kana menggeleng dan memasang wajah putus asa sambil menatap Izumi seolah memberi tahu Izumi untuk mengabaikan ucapan Miyu. Saat itu suara pintu terbuka menarik perhatian hampir seisi ruangan. Orang yang datang itu membuat hampir seisi kelas hening dan menatap ke arah sumber suara tak terkecuali Izumi. Beberapa gadis di kelas ada yang merapikan rambutnya seketika memastikan penampilannya cukup sempurna untuk di tatap sosok yang datang itu. Beberapa lagi ada yang memberanikan diri untuk menawarinya tempat duduk termasuk Miyu. Izumi sendiri tidak melakukan sesuatu yang berarti, ia hanya menatapnya kemudian mengalihkan pandangannya ke white board. Meski sebelumnya pernah mengobrol ia tidak berfikir untuk menyapanya lebih dulu atau membuat hubungan mereka lebih dekat. Baginya pria itu cukup baik untuk sosok yang baru pernah ia temui tapi wajah pria itu membuat Izumi enggan menatapnya lama-lama. Ia masih belum bisa menghilangkan perasaan takut itu tiap kali menatap wajahnya. Izumi sedikit terkejut saat kursi di sampingnya berdecit. Semerbak aroma parfum yang manly menyeruak memasuki rongga hidung Izumi. Ia tidak perlu memalingkan wajahnya untuk tahu siapa yang duduk di sampingnya, ia sudah tahu siapa sosok itu.

“Bolehkah aku duduk disini, Marigold-san?” Dipanggil dengan cara seperti itu membuat izumi otomatis tersenyum. Ia baru sadar kalau keduanya belum mengetahui nama satu sama lain. Izumi hanya bergumam mengangguk sambil tersenyum.

“Padahal aku yang menyapanya tapi tapi dia malah duduk di samping Izumi.” Gerutu Miyu sambil mengeluarkan buku dari tas dengan gerakan yang sedikit kasar.

“Maafkan aku. Aku lebih suka duduk di tempat yang lebih mudah aku jangkau. Mungkin lain kali aku akan duduk di sampingmu, Nona rambut pirang” Miyu tersentuh mendengar permintaan maaf seperti itu datang dari pria tampan seperti Ishida. Alasan itu cukup masuk akal melihat posisi Miyu ada di tengah barisan sementara kursi yang Ishida duduki ada di sisi paling ujung.

“Baiklah, aku maafkan.” Miyu bersikap seolah-olah acuh. Ia terlalu gengsi mengakui kalau moodnya tiba-tiba membaik setelah mendengar permintaan maaf Ishida.

                Ishida melirik Izumi sesekali selama kelas berlangsung. Dari sisi Ishida, ia hanya bisa melihat rambut hitam Izumi yang tergerai menutupi bagian samping wajahnya. Wanita itu sangat tekun mencatat. Pantas saja ia dapat nilai tertinggi diujian masuk tahun ini. Ishida segera sadar dan menggelengkan kepalanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Sejauh ini ia hanya menyukai Izumi yang sedang bernyanyi tapi kenapa gadis di sampingnya itu masih menarik perhatiannya meski sedang tidak bernyanyi? Apakah ini hanya implementasi dari rasa gembiranya setelah akhirnya ia bisa mendengar Izumi bernyanyi lagi tempo hari?

                “Kana-chan kau sudah membaca grup angkatan departemen kita? Kita akan ikut Nomikai besok malam, kan?.” Miyu menatap penuh permohonan pada Kana.

“Kau juga ikut kan, Izumi? Kita bisa berangkat bersama setelah kelas selesai.” Kana mengabaikan Miyu yang memohon padanya. Ia sudah pasti akan menuruti ucapan Miyu atau gadis itu akan mengamuk saat apa yang ia mau tidak dituruti oleh Kana. Ketiganya berjalan melewati jalan setapak yang di sekelilingnya berdiri pohon-pohon yang cukup rindang.

“Kalau aku jadi kalian, aku akan memilih tidur di rumah.” Miyu melirik Ishida dengan kesal. Lagipula kenapa lelaki itu terus mengikuti mereka bertiga, sih?

“Lihat! Kak Hasegawa juga datang! Pokoknya kita harus ikut.” Miyu yang tadi ada di fase memohon sudah berubah menjadi memaksa.

“Baiklah. Aku akan datang.” Sahutan Izumi disambut gembira oleh Miyu. Kini giliran raut wajah Ishida yang terlihat bimbang. Niatnya untuk tidur di apartemen sedikit goyah saat mendengar jawaban Izumi. Mereka berempat duduk di satu meja setelah selesai mengantre untuk mendapatkan makanan masing-masing. Miyu duduk di samping Kana, di hadapannya Ishida duduk di samping Izumi.

“Sepertinya tadi di kelas aku mendengar Hasegawa-san akan duduk di sampingku. Yah, memang sedikit sekali lelaki yang menepati ucapannya.” Miyu menyindir Ishida secara terang-terangan.

“Hasegawa?” Izumi memasang wajah bingung.

“Hasegawa Ishida. Bagaimana bisa kau belum mengetahui nama lelaki yang dari tadi mengikutimu?” Wajah Kana jauh lebih bingung.

“Ternyata kau tidak sepopuler yang aku kira, Hasegawa.” Miyu tertawa puas sekali. Mood gadis itu benar-benar cepat berubah.

“Maafkan aku. Dari tadi Miyu terus membicarakan Kak Hasegawa jadi yang muncul di fikiranku saat mendengar nama itu adalah Kak Hasegawa dan itu membuatku agak bingung.” Wajah Izumi menunjukkan ekspresi tidak nyaman.

“Tidak apa-apa, Marigold-san. Aku akan memperkenalkan diriku. Aku Ishida Hasegawa. Maaf karena terlambat memperkenalkan diri.” Ishida memutar posisi duduknya menghadap ke Izumi. Ia bahkan sedikit membungkukkan badannya. Izumi menatap Kana dan Miyu bergantian masih dengan wajah tidak nyaman.

“Aku Izumi Nakano. Senang berkenalan denganmu.” Izumi melakukan gerakan yang sama. Hal ini mengundang tawa kecil Kana yang sudah tak bisa lagi ia tahan. Tidak hanya Kana, Ishida juga berusaha menahan tawa kecilnya. Wajah Izumi saat ini benar-benar imut. Kedua pipinya memerah karena tersipu diperlakukan seperti itu oleh Ishida.

“Perkenalan macam apa ini.” Kana menutup kalimatnya bersamaan dengan ia menghentikan tawanya.

“Aku tidak menyangka pria tampan sepertimu bisa melucu.” Miyu menimpali sambil memasukan satu suapan kecil ke mulutnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status