All Chapters of Nafkah Istri Pertama: Chapter 21 - Chapter 30
54 Chapters
Bab 21
Bab 21 "Maksudnya?" Naura sedikit kaget.     "Sebenarnya, kamu mengenaliku Naura."     "Emangnya mbak siapa?" Naura heran.     "Ini aku, Naura," wanita empunya butik membuka maskernya, dan ...      "Mbak Ika ...? Kamu ... Kamu ...?" Naura dan Arsyad terkaget-kaget.     Kedua mata mereka melotot. Tidak percaya dengan siapa yang dilihat.       "Maksudnya yang punya butik ini Mbak Ika, begitu?" Tanya Naura.     "Ya tepat sekali." Jawab Ika.     "Tidak mungkin. Mbak pasti bohong. Mbak mengaku-ngaku demikian, karena tidak ingin kalah saing dengan bukan? Dengan pura-pura punya butik." Naura menggeleng-gelengkan kepala.      "Ya sudah kalau kamu tidak percaya, tidak apa-apa. Lagipula, meski kau percaya atau tidak, itu tidak akan mempengaruhi butik ini." Bala
Read more
Bab 22
Bab 22     Entah sudah berapa lama Arsyad tidak mengunjungi dan juga tidak memberi kabar kepada Ika. Terakhir kemarin Ika bertemu dengan Arsyad dan Naura, itupun karena ku etidaksengajaan. Namun Ika tidaklah peduli akan hal itu. Pikirannya tidak lagi dipengaruhi oleh ada atau tiadanya Arsyad di sisinya.     Perlahan usaha Ika kian maju. Ruko kreditannya telah disulap menjadi sebuah butik yang elegan.      Sedikit demi sedikit butik tersebut mulai dikenali oleh kalangan atas.Dan tentu saja banyak dikunjungi oleh para pengunjung dari kalangan elit.     Secara perlahan Ika juga mengubah penampilan. Ia tidak ingin lagi terlihat kucel dengan daster kebesarannya ketika berada di rumah.      Secara rutin Ika melakukan perawatan ke salon. Semua itu tentu saja ia lakukan dengan perhitungan yang tepat. Tidak terlalu berlebih-lebihan.   &nbs
Read more
Bab 23
Bab 23     "Barangmu aku kembalikan karena kualitasnya di bawah standarku." Imbuh Naura.     "Haha... Standarmu ya tidak jauh-jauh dari yang kau pakai, Naura. Kau pikir aku tidak tahu berapa kisaran harga pakaian dan perlengkapan yang kau pakai? Tapi ah, sudahlah aku banyak kerjaan sekarang. Masih banyak yang harus kulakukan ketimbang berselisih denganmu di sini..."     Ika teringat kalau ia harus menemui pengacara Edwar Galih dalam waktu yang tidak lama lagi.          "Akan ku adukan perlakuanku pada Arsyad, Ika. suamiku mendukungku dan akan membelaku. Dia pasti akan membalasmu." Naura mengancam.     "Adukan saja, aku tidak takut. Aku tunggu kedatangan suamimu." Balas Ika sambil memasuki mobil. Ika meninggalkan Naura yang tengah bersungut-sungut di depan butik.     Ika tidak menyangka akan bertemu dengan Naura kembali har
Read more
Bab 24
Bab 24      Agar tidak menjadi masalah di kemudian hari, Ika berencana akan mengutus pengacara Edward Galih untuk mendatangi Arsyad ke rumah kediaman Bu Melia. Ada hal yang ingin harus di sampaikan pada mantan suaminya itu.     Oleh karena malas berhadapan langsung dengan Arsyad dan Bu Melia, serta Naura yang terlalu bersikap lebay, Ika memutuskan untuk meminta pertolongan pengacara Edward Galih.     ***     Pagi ini Bu Melia terlihat lebih sibuk dari biasanya.Sengaja Bu Melia bangun lebih pagi dari biasanya. Ini di karenakan Bi Ijah pembantu satu-satunya meliburkan diri. Terpaksa semua pekerjaan rumah Bu Melia yang menghandle. Mulai dari menyiapkan sarapan hingga mengurus cucian yang menumpuk.     Setelah matahari mulai menampakan diri, barulah Naura keluar tergopoh-gopoh dari kamarnya.      "Aduh sedang beres-
Read more
Bab 25
Bab 25    "Dan amplop yang kubawa ini adalah bagian untuk Anda dari hasil penjualan rumah yang telah Mbak Ika jual melalui cara Over Kredit. Hasil penjualan rumah itu di bagi sama rata menjadi dua bagian. Jadi kedepannya Anda tidak boleh berpikir kalau Mbak Ika mengambil hasil penjualan rumah itu secara keseluruhan, apalagi jika beranggapan Mbak Ika menikmati uang Anda secara cuma-cuma. Mbak Ika pembisnis hebat, dia mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Sampai di sini Anda mengerti bukan?"     Huuffhh... Lagi-lagi ini ini adalah sebuah kenyataan yang mengejutkan bagi Arsyad. Ada rasa marah, geram, dan kehilangan.      Arsyad mengacak-acak rambut. Lalu mengusap-usap wajahnya kasar.     "Kalau semua sudah jelas saya permisi dulu pak Arsyad." Pengacara Edwar Galih bangkit dari duduknya.     Arsyad tidak menjawab apapun. Ia hanya diam dengan muka b
Read more
Bab 26
Bab 26         "Pa, Mama pergi dulu ya." Naura pamit sembari meraih dan mencium punggung tangan suaminya.     "Ya, Ma. Hati-hati di jalan. Jangan lupa, jaga anak kita. Jangan banyak tingkah." Ucap Arsyad meng*cup kening istrinya..     "Iya, Pa. Oh ya, Mama perginya tiga hari ya, Pa. Nggak lama-lama amat, kok," Ujar Naura.     "Tiga hari? Katanya cuma pengen nginep satu malam doang?" Protes Arsyad.     "Sekali-kali, Pa. Berkunjung ke rumah orang tua. Masa cuma semalam. Mama udah rindu berat sama Ibu."     Arsyad memaklumi jika Naura berkata merindukan sosok ibunya. Memang hubungan Naura dan ibunya cukup dekat.     "Ya baiklah kalau begitu. Kembali Papa ingatkan untuk berhati-hati." Arsyad men
Read more
Bab 27
Bab 27     Malam hari begitu dingin dan sepi. Arsyad masih sibuk mengutak-atik laptop di depannya. Namun perbedaan begitu terasa tanpa kehadiran seorang istri.     Tadi ia sudah mencoba mengusir kesunyian dengan cara menelpon Naura, tapi karena Naura beralasan ngantuk, dengan berat hati Arsyad mengakhiri panggilannya.      "Mungkin benar, dia kecapean." Arsyad memaklumi keadaan istrinya yang tengah berbadan dua.     Biasanya, waktu-waktu seperti ini selalu di hiasi oleh celotehan-celotehan Naura. Meskipun terkadang perintah yang sedikit-sedikit keluar dari bibir mungilnya. Namun aneh sepertinya Arsyad malah menikmati kebiasaan wanita cantik yang berhasil merebut posisi di hatinya itu. Hingga menyingkirkan posisi Ika yang telah berdiam diri di sana sejak lama.      Ya, kecantikan seorang wanita memang mempunyai kesaktian luar biasa. Arsyad luluh di peluka
Read more
Bab 28
Bab 28     Dengan pikiran yang merambat ke mana-mana, seputar dua wanita yang ada di hatinya, akhirnya Arsyad sukses melalui siang ini hingga waktu tugasnya usai.   Ia pulang ke rumah dengan  keadaan kurang semangat.     Hari telah menjelang sore, di rumah keadaan begitu senyap. Bu Melia belum pulang.     Ingin menghubungi Naura, tapi takut dikira mengganggu seperti tadi siang.     Untuk mengusir rasa kesepian hatinya, Arsyad mencoba untuk mencari suasana baru. Ia berpikir untuk berkeliling seputar kota tempat tinggalnya.     Sebelum meninggalkan rumah, terlebih dahulu Arsyad memberitahu ibunya dengan cara mengirim pesan singkat.     "Bu aku keluar sore ini, ingin mencari udara segar. Jangan khawatir apabila Arsyad p
Read more
Bab 29
Bab 29      "Lagipula kalau kau benar-benar melihat aku di sana mengapa tidak kau sergap saja? Bukannya cuma berani lewat telepon mana buktinya ada aku di sana? Mana?"     Arsyad tercekat dengan tuduhan balik dari Naura.      "Ayo jawab, Pa! Aku tidak suka kau menuduh-nuduh aku seburuk itu. Aku masih punya harga diri. Mana ada aku berjalan sama laki-laki lain. Palingan kamu yang berperilaku seperti tuduhanmu. Buktinya saja tanpa bilang-bilang sama aku kamu malah keluar, ini sudah menjelang malam. Kemana lagi tujuanmu keluar dari rumah di jam-jam seperti ini?"     "Ayo sekaranglah kamu mau bilang apa, Pa? Yang patut dituduhkan itu kamu, bukan aku. Oleh sebab itu jagalah bicaramu. Sakit hatiku di tuduh-tuduh tidak jelas seperti ini. Laki-laki tidak tahu diri. Masih untung aku mau jadi istri kamu. kalau aku tahu sedari dulu sifatmu begini mah aku nggak bakalan mau di jodoh-jodohin sam
Read more
Bab 30
Bab 30          Setelah beberapa lama menyusuri jalan, akhirnya sampai juga Arsyad di depan rumah mertua.    Di sana Arsyad membunyikan bel.     Seorang perempuan paruh baya berjalan tergopoh-gopoh. Membukakan pintu.     "Nak Arsyad, malam-malam ke sini ada apa? Mana Naura?"     What? Arsyad menatap Bu Ema dengan tatapan bertanya-tanya.     "Apa Naura tidak ada disini?"     "Bukankah Naura berpamitan untuk berkunjung ke rumah ibu?"     "Kesini?"      Bu Ema nampak menyipitkan mata.     Bu Ema nampak memikirkan sesuatu.     "Naura bilang ia kesini?"     Arsyad membatin dalam hati, "Wah, sepertinya ini ada yang tidak beres."     "Bu, tolong jangan bercanda deh! Nau
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status