Share

Warisan Pacar 3 Bulan
Warisan Pacar 3 Bulan
Author: IvonyRose

BAB 1: KECELAKAAN

Ciitttt…. BRAKKKKK.. 

Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak motor yang sudah berhenti di depannya karena lampu lalu lintas sudah berubah menjadi merah. Motor tersebut terlempar sekitar 1 meter, sang pengendara motor jatuh tertimpa motornya, dan wanita yang duduk dibelakang motornya terlempar ke trotoar jalan.

Pria pengendara motor, Donny, berusaha menggeser motornya agar bisa membantu kekasihnya yang sudah sudah tergeletak bersimbah darah sekitar 2 meter dari tempatnya jatuh. 

Orang orang disekitar mereka mulai panik, ada yang memanggil ambulance dan sebagian lagi membantu Donny untuk menggeser motornya agar pria itu bisa bangun. Donny bangun dengan tertatih tatih tanpa mempedulikan sakit teramat sangat di kaki kirinya, dibantu oleh orang yang membantu menggeser motornya, Donny berjalan kearah Mariska, kekasihnya.

“Mariska…” panggil Donny saat dia  tiba dan langsung duduk di sisi wanita itu, kaki kirinya sangat sakit, dia tidak sanggup berdiri lebih lama lagi. wanita yang dipanggilnya tidak bergeming. Dia menyentuh lengan wanita itu, mencoba menyadarkan wanita itu.

“Mariska.. sayang… bertahanlah… bantuan segera datang” suara Donny mulai serak, dia hampir mengguncang tubuh Mariska agar wanita itu sadar.

Mariska berusaha membuka matanya. Matanya begitu berat, sangat sulit untuk wanita itu membukanya, tapi dia terus berusaha. Sayup sayup dia mendengar suara orang memanggilnya, dia mengenali suara itu. Itu Suara Donny, kekasihnya. 

Setelah beberapa lama, akhirnya Mariska berhasil membuka matanya. Dia menatap ke arah Donny, tapi pandangannya berkabut, dia tidak bisa melihat jelas rupa Donny, hanya berupa bayangan kabur. 

“oh Mariska, syukurlah kamu sudah sadar. bersabarlah, sebentar lagi ambulance datang”

Wanita itu berusaha meraih tangan kekasihnya, tetapi dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, dia sudah tidak bisa merasakan sakit di bagian manapun tubuhnya, dan kegelapan mulai mengambil alih kesadarannya, lagi. Dengan sisa-sisa kekuatannyanya, dia berusaha  untuk tetap tersadar, dia harus bicara pada Donny, hanya Donny lah satu satunya yang bisa membantunya jika dia harus menyusul suaminya ke alam sana.

“Don.. ny..,  to.. long..  ja.. ga..  Mo… rin…,  to.. lo.. ng…” kata Mariska dengan terbata bata.

“..….“ Mariska mencoba bicara lagi, tetapi tidak ada kata kata yang keluar, padahal masih ada yang harus dia beritahukan kepada Donny tentang rahasia keluarganya, agar bisa menjamin kesejahterahan putri satu satunya itu.

Dan kegelapan kembali mengambil alih, perlahan mata itu mulai menutup kembali, Mariska benar benar kehilangan kesadarannya..

“Mariska!!”

“Mariska!!”

“tidak.. tidak.. tidak.. Mariska, kumohon buka matamu” Donny histeris memanggil-manggil nama Mariska saat terdengar suara sirene ambulance dari kejauhan.

****

Sekarang sudah jam pulang kantor, apalagi di hari jumat menyebabkan kondisi lalu lintas sangat padat. Untuk ambulance mencapai rumah sakit terdekat yang hanya berjarak tiga kilometer saja membutuhkan waktu 30 menit. 

Begitu ambulance tiba di rumah sakit, dokter dan perawat sudah menunggu. Rumah sakit sudah mempersiapkan segalanya dengan baik, karena sebelumnya sudah menerima telepon  dari pemilik rumah sakit yang tidak lain adalah pemilik mobil yang menabrak motor Donny.

Donny dibawa ke UGD dan Mariska langsung dibawa ke ruang tindakan, dikarenakan kondisinya yang sudah tidak sadarkan diri. 

Sekitar satu jam kemudian Donny sudah diperiksa oleh dokter. Selain tulang kaki kirinya retak, bagian tubuh yang lain hanya memar dan lecet-lecet. Setelah kakinya di gips dan lukanya selesai diobati, dia menggunakan kruk yang sudah disiapkan dokter untuk mencari tahu kondisi Mariska.

Donny sangat mengkhawatirkan kondisi kekasihnya itu. Dokter yang merawatnya memberi tahu bahwa Mariska sedang dioperasi karena luka dalam akibat kerasnya benturan tubuhnya ke aspal. Perawat membantu mengantar Donny menuju ruang operasi Mariska.

Di depan ruang operasi, Donny melihat seorang pria paruh baya duduk. Pria itu berpakaian necis, berkaca mata, rambutnya yang sekarang berantakan sebagian sudah berwarna kelabu, dengan wajah muram ia sedang memandang pintu ruang operasi. 

Pria itu menyadari kehadirannya saat mendengar bunyi gesekan di lantai, yg merupakan bunyi lantai yang beradu tarikan kaki Doni yang di gips. Pria itu langsung bangun dan menghampirinya.

“Malam Pak Donny, nama saya Andreas Hartanto. Saya minta maaf, supir saya tadi tidak memperhatikan jalan dengan baik sehingga menabrak kendaraan Bapak. Sekarang supir saya sudah dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan  perbuatannya.” kata Pak Andreas memperkenalkan diri.

“Malam Pak, saya Donny Christian Hartadi” jawab Donny. 

Donny merasa kalau wajah Pak Andreas terlihat familiar, tapi dia tidak ingat dimana pernah melihatnya? Mungkin nanti dia akan ingat setelah pikirannya tidak ruwet seperti sekarang.

“Saya sungguh minta maaf Pak Donny, saya akan bertanggung jawab atas semua ini” Pak Andreas mulai menjelaskan apa yang sedari tadi dipikirkannya.

“Saya akan menanggung seluruh biaya rumah sakit dan juga biaya rawat jalan Bapak dan Ibu, saya juga akan mengganti motor Bapak yang rusak.”

“Saya tahu ini tidak bisa meringankan rasa sakit yang Bapak dan ibu alami. Jika nantinya Bapak atau Ibu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk mengatakannya pada saya. Saya akan coba membantu sebisa saya.” 

Donny mengangguk. Dia bingung mau menjawab apa lagi? tapi yang pasti dia bisa bernafas lega. Pak Andreas mau bertanggung jawab, setidaknya dia tidak harus memikirkan biaya pengobatan dirinya dan Mariska. Karena dia tau biaya rumah sakit pastilah besar.

Donny masih terdiam, matanya menatap kosong ke arah pintu ruang operasi. Dia sangat mengkhawatirkan kondisi Mariska. Tadi wanita itu sudah tidak sadarkan diri. Di dalam ambulance, Donny masih terus memanggil Mariska, tapi tidak ada tanggapan apapun dari wanita itu. 

“Mari duduk dulu Pak Donny, anda juga baru diobati dokter dan kaki anda pasti masih sakit. Lebih baik kita menunggu operasi sembari duduk, mari saya bantu” tawar Pak Andreas.

“Iya Pak, terima kasih Pak Andreas”

“Sama sama Pak Donny”

Mereka berbincang ringan untuk meredakan ketegangan menunggu operasi selesai. Ternyata Pak Andreas memiliki beberapa showroom mobil dan perusahaan batu bara di Kalimantan, beberapa Hotel bintang lima dan restoran mewah yang bisa membuat gajinya sebulan melayang hanya untuk makan sekali dua kali disana. Belum lagi ternyata rumah sakit ini juga punya beliau. Pantas saja begitu mereka sampai rumah sakit, banyak sekali dokter dan perawat yang menyambut.

Akhirnya Donny ingat dimana dia pernah melihat wajah Pak Andreas. Pak Andreas adalah seorang pengusaha sukses yang wajahnya sering nongol di majalah majalah  bisnis yang sering ia baca.

Donny sendiri bekerja di salah satu bank terkemuka di Jakarta sebagai Supervisor bagian pendanaan usaha. karena pekerjaannya itulah dia diharuskan memiliki wawasan yang luas. Donny dan timnya harus melakukan survey komplit, mulai dari keadaan keuangan perusahaan, termasuk keadaan keuangan para petinggi perusahaan serta aset yang mereka miliki, sampai skandal yang mungkin dimiliki petinggi perusahaan, yang mungkin akan membuat saham perusahaan anjlok dan menyebabkan kredit macet. Jadi, Donny sangat update tentang pengusaha pengusaha di tanah air. Bukan maunya mengingat wajah pengusaha yang umumnya sudah berumur, tapi apa daya begitulah pekerjaannya.

****

hai hai.. ini buku pertama saya di Good Novel.

semoga sesuai dengan selera para pembaca yak

tolong di tambahkan di pustakanya ya sista cantik..

happy reading guys..

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Icha Lawani
lanjuut thoor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status