Share

BAB 6 : Smartphone Lain

"Kami kembali pulang dulu, kamu jaga Citra dengan baik!" titah Arya pada Demas. Tatapan pria tua itu masih garang. Hatinya masih marah pada menantunya yang tak berguna itu.

Demas hanya mengangguk pelan tanpa bicara. Seperti biasa, sikap dingin Demas selalu membuat Arya geram.

Orang-orang disekitar Arya selalu berusaha dekat dengannya, sibuk memuji dan menyenangkan hatinya. Namun satu-satunya pria yang menjadi menantunya, sama sekali tak melakukannya!

Alih-alih menyanjungnya, Demas malah bertindak acuh tak acuh. Bahkan terkadang bersikap sangat lancang.

Arya adalah pria yang gila akan sanjungan, Ia merasa dirinya pantas dan layak untuk menerima segala pujian. Dari harta dan status keluarga, tak usah diragukan lagi. Dia merasa ada di atas strata paling tinggi. Semua orang di dunia ini harus tunduk pada nya, begitu pikirnya!!

"CK!!" malas mengomeli sikap menantunya yang tak pernah berubah, Arya akhirnya mengajak istrinya untuk kembali pulang ke kotanya.

Rencananya, setelah mengurusi urusan dirumah dan perusahaan. Mereka akan kembali untuk memindahkan Citra ke rumah sakit yang lebih besar.

Menatap kepergian kedua mertuanya, Demas hanya mendengus pelan. Hatinya sedikit lega sekarang.

'Akhirnya dua orang yang merepotkan itu pergi juga!' batin Demas.

Demas duduk di kursi panjang di luar ruang ICU. Menatap kosong ke arah pintu ruang ICU.

Di dalamnya ada sepasang manusia dengan sebuah rahasia yang membuat Demas merasa begitu kebingungan.

Ia tidak pernah peduli pada kehidupan asmara istrinya sebelumnya. Karena Demas sadar bahwa ia hanyalah seorang suami di atas kertas. Yang tak memiliki hak untuk mengatur kehidupan pribadi Citra.

Namun sekarang itu sedikit berbeda, karena kisah asmara Citra berkaitan dengan Diah.

'Sebenarnya bagaimana?! Kenapa setelah lama berlalu, mereka kembali bertemu?!' batin Demas.

Ia mulai mengingat-ingat, apa yang terjadi belakangan ini pada Citra.

Sejak sebulan yang lalu, Citra telah bersikap sedikit aneh.

Citra memang jarang pulang, apalagi jika ada pemotretan atau syuting iklan. Bisa lima hari atau seminggu tidak pulang.

Tapi Citra akan selalu memberi kabar. Setidaknya saat orang tuanya tak bisa menghubunginya, Demas bisa mengabari orang tuanya.

Namun sejak sebulanan ini, Citra tak pernah melaporkan kegiatannya pada Demas. Demas yang tak ambil pusing juga tidak bertanya!! Tapi karena hal ini terjadi, mau tak mau Demas kembali memikirkannya.

'Apa yang dia lakukan terakhir kali sebelum bertingkah aneh?!' batin Demas.

Kalau tidak salah ingat, Demas pernah dikabari oleh Citra yang tengah menjalani pemotretan di K hotel yang baru dibangun di luar kota.

'Jangan bilang...' batin Demas. Ia mengingat perkataan Diah, bahwa Abian adalah asisten manager K hotel.

'Apa mereka bertemu disana?!' batin Demas. 'Mungkinkah mereka kembali menjalin hubungan setelah pertemuan itu?!'

'Tapi kenapa tidak ada percakapan lain dalam smartphone itu!?' Demas berpikir keras. 'Apa mungkin mereka menggunakan smartphone lain?!'

Seketika Demas mengingat gawai milik istrinya yang ia simpan dirumah. Ia tak mengecek sama sekali isinya dan hanya menyimpannya di dalam laci begitu saja.

Bergegas Demas hendak pulang ke rumah, mengecek barang-barang milik istrinya. Ia menjadi sangat penasaran dengan hubungan diantara Citra dan Abian!!!

Saat Demas hendak bangkit dari duduknya, ia dihampiri oleh Diah yang datang membawa satu kotak susu strawberry dan sebuah sandwich.

Menyodorkannya pada Demas, Diah berkata. "Makanlah! Sejak kemarin kamu belum makan!"

Demas terkesiap. Ia menatap Diah dengan tatapan tak percaya. Ia pikir dirinya tak akan pernah mendapatkan perhatian dari Diah, seperti ini lagi selamanya.

Setelah mereka putus, apalagi memperhatikan Demas, bertemu Demas saja Diah tidak mau!! Bahkan di saat mereka bertemu seperti di kantor polisi waktu itu, Diah bersikap dingin pada Demas.

"A-ah! Terimakasih!" ujar Demas gagap. Ia memperhatikan susu strawberry dan sandwich yang diberikan oleh Diah padanya.

Susu strawberry adalah minuman kesukaan Demas. Meski terdengar agak aneh bagi seorang pria dewasa menyukai susu rasa buah, namun Demas sangat menyukainya.

Begitupun dengan sandwich!! Berbeda dengan Diah yang menyukai segala macam hidangan manis, Demas lebih menyukai hidangan yang memiliki rasa gurih. Alih-alih makanan berat, Demas menyukai sandwich yang lebih ringkas dan praktis.

"Kau masih mengingat kesukaanku rupanya!" gumam Demas sendu.

Diah tersentak. Tanpa ia sadari, ia membelinya saat mengingat Demas yang tak makan seharian.

Karena kehadiran kedua mertuanya, Demas terlihat sangat tertekan. Ia jadi jarang makan dan tidak tenang setiap kali beristirahat.

Terutama kemarin, saat kondisi Citra dikabarkan telah lebih stabil dan hendak dipindahkan ke kamar rawat inap.

Perbedaan pendapat antara Arya dan Demas, membuat Arya terus saja memaki-maki Demas.

Meski Demas tak terlihat melawan dan marah, namun Demas menjadi lebih murung dan pendiam. Biasanya Demas akan mengobrol atau bertegur sapa dengan sesama keluarga pasien yang kebetulan ada disana.

Namun setelah kedatangan mertuanya, Demas lebih banyak diam dan tak berinteraksi dengan siapapun.

"A-aku hanya melakukannya untuk balas budi!" seru Diah, "Sebelumnya kau membelikanku roti dan jus!!"

Demas menyunggingkan senyum tipis mendengar Diah yang terus berusaha membuat alasan.

Memakan sandwich pemberian Diah, Demas berkata. "Masih lebih enak buatanmu!"

Dheg!

Diah tersentak. Dulu saat masih sama-sama kuliah, Diah sering memasak sesuatu untuk bekal mereka berdua. Salah satu yang paling suka ia buat, adalah sandwich. Selain karena Demas menyukainya, juga karena sandwich paling mudah untuk dibuat.

"Aku selalu merindukan sandwich yang kamu buat!" sambung Demas lagi.

Tercenung sejenak memikirkan masa lalu, Diah kemudian berkata.

"Jangan katakan itu, itu hanya masa lalu!" ucap Diah. Ia berusaha menarik batas pada Demas dan mengingatkan dirinya sendiri. Bahwa perasan itu hanyalah masa lalu.

Sekarang mereka telah sama-sama memiliki pasangan, mengingat momen itu kembali adalah dosa besar. Apalagi mengulanginya!!

Takut akan hatinya sendiri, Diah hendak melangkah pergi. Menjauh dari Demas.

Namun kata-kata Demas kemudian, membuat langkahnya terhenti.

"Citra sempat melakukan pemotretan di K hotel sebulan yang lalu!" ujar Demas.

Dheg!!

"Apa?!" tanya Diah.

"Citra sempat melakukan pemotretan di K hotel yang ada di kota sebelah, sebulan yang lalu!" ulang Demas.

Mendengar kata-kata Demas, Diah langsung teringat bahwa Abian juga mulai sering pergi ke luar kota sejak sebulan yang lalu.

Alasan nya karena ada pembukaan cabang baru K hotel di kota sebelah.

"Aku rasa mereka bertemu disana, dan kembali menjalin hubungan!" ujar Demas mengungkapkan dugaannya.

"Tapi kenapa tak ada percakapan baru lagi di ponsel itu?!" tanya Diah. Samar-samar ia juga menduga bahwa suaminya dan istri Demas kembali menjalin hubungan, makanya mereka bisa bersama-sama.

"Bisa saja mereka tak menggunakan ponsel itu lagi! Karena keduanya dipegang oleh Citra sebelumnya!" ujar Demas, mengemukakan pendapatnya, "Mungkin mereka berkomunikasi dengan ponsel pribadi mereka!"

"Apa kamu sudah memeriksa ponsel suamimu?!" tanya Demas. "Kita periksa barang-barang mereka dulu. Siapa tahu kita bisa menemukan petunjuk!"

Diah termangu. Ia tak ingat memeriksa barang-barang suaminya. Ia hanya meletakkannya begitu saja di lemari.

Suaminya yang tengah koma dan kekhawatirannya akan ibu mertuanya, membuat Diah melupakan segalanya.

"Kamu ingin tahu apa yang terjadi diantara mereka sebenarnya kan?!" ucap Demas.

Diah mengangguk! Meski Diah tahu akan merasa sakit hati setelah ini. Namun ia sudah kepalang basah! Ia akan mencari tahu kebenarannya hingga akhir.

"Ayo kita cek barang-barang mereka yang diserahkan oleh pihak kepolisian!" ucap Demas.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
cek dan cari petunjuk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status