Share

BAB 4 : Hanya Boneka

Melapisi es batu dengan sapu tangan putih berinisial 'D', Diah menyerahkannya pada Demas.

Senyum tipis seketika terukir di wajah pria itu, kala melihat sulaman kecil yang sangat dikenalnya.

"Kau masih menyimpannya!" ucap Demas senang, sembari meletakkan es batu berlapis sapu tangan itu di pipinya.

Menyentuh saku kemejanya dengan tangan lainnya, Demas memeriksa sapu tangan serupa yang ia simpan disana. Yang sama persis seperti milik Diah.

Diah tersentak kaget. ia lupa telah menggunakan saputangan itu.

"Ah.. itu.. aku hanya membawanya karena menyukai coraknya!" sahut Diah seadanya. Ia berbohong sia-sia.

Sapu tangan itu tak bercorak. Hanya berwarna putih polos dengan sulaman huruf 'D' berwarna biru langit. Terang saja Demas mengetahui Diah berdusta.

Tapi meskipun begitu, Demas tetap bahagia. Mengetahui bahwa Diah masih menyimpan pemberiannya.

Sapu tangan itu adalah pemberian Demas pada Diah, saat mereka merayakan hubungan mereka yang keenam tahun.

Meski hanya saputangan biasa. Namun itu sangat berarti untuk Demas. Karena ia membuatnya dengan susah payah.

Sulaman yang ada di ujungnya adalah sulaman yang dibuat oleh Demas dengan penuh perjuangan.

Meski tak rapi, namun sesuatu yang tercipta dari hasil ketulusan seorang pria. Sungguh membuatnya menjadi sangat indah. Melebihi sapu tangan lain dengan corak yang lebih rumit.

Diah tetap menyimpannya karena menghargai ketulusan Demas yang ada di dalamnya.

"Ibuku sudah meninggal, Diah..." ucap Demas tiba-tiba.

Mendengar kata-kata Demas, hati Diah bergetar.

'Tante sudah meninggal?!' batin Diah. Terbayang di benaknya raut wajah judes Ayudia.

Terngiang setiap gerik dan kata-katanya, saat Diah datang mengunjungi rumahnya. Rasa perih mengiris dada Diah seketika.

Walaupun Diah tak memiliki kenangan baik dengan ibu Demas, namun ada semacam ikatan yang muncul di hatinya untuk wanita tua itu.

Seperti seorang anak yang mendamba kasih sayang dan cinta orang tuanya, begitulah hati Diah selama bertahun-tahun mengharap Ayudia bisa menerimanya. Sehingga hatinya pedih mendengar berita kematian Ayudia.

"Bahkan..meski ibuku berhasil memisahkan kita, dia tak bisa mewujudkan keinginannya!" ujar Demas, "Aku tetap tak bisa menikahi wanita yang ia inginkan!"

Diah terkejut!!

"Bukannya istrimu yang sekarang adalah wanita itu?!" tanya Diah. Mereka sering memanggil menantu pujaan Ayudia sebagai 'wanita itu'.

"Bukan, Diah..!" sahut Demas, "Citra adalah anak dari kolega ayahku! Aku bersedia menikahi Citra yang tengah hamil muda, untuk melunasi hutang-hutang ayahku!"

"Ah?!" Diah kembali dibuat terkesiap.

"Aku bukan suami untuknya, Diah.. aku juga bukan menantu untuk mereka! Aku hanya alat, aku hanya boneka yang bisa mereka gerakkan sesukanya.. seperti yang kau lihat tadi!" lirih Demas.

Selama ini tak pernah sekalipun mereka menganggap Demas sebagai seorang menantu. Apalagi latar belakang Demas yang kurang. Yang hanya bos sebuah restaurant kecil yang terbilang tak berarti bagi ayah Citra, yang merupakan CEO dari sebuah perusahaan konstruksi besar.

Jika saja Citra tidak hamil, mana mungkin mereka mau anaknya menjadi istri dari seorang Demas.

"Selama ini aku pikir kamu sudah berbahagia...aku tidak berpikir kamu mengalami hal semacam ini!" ucap Diah.

"Aku sudah mati saat kau tinggalkan dulu.. tak ada artinya aku hidup atau tidak!" ujar Demas, "Menjadi boneka pun tidak masalah. Setidaknya aku lebih berguna seperti ini, daripada menjadi makanan belatung di bawah tanah!"

Mendengar kata-kata Demas, hati Diah sungguh terluka. Dirinya juga merasakan hal yang sama saat mereka berpisah.

Namun Diah melakukannya demi kakaknya yang merupakan walinya, satu-satunya keluarga paling berharga yang ia punya. Ia juga memikirkan ibu Demas, yang menjadi keluarga satu-satunya yang Demas miliki saat itu.

Diah tahu jika mereka bersikeras, hanya penyesalan yang mungkin mereka dapat. Sehingga Diah nekat, memberanikan diri untuk bertindak. Dan mengakhiri hubungan mereka.

"Aku minta maaf.. aku tidak tahu kau begitu menderita!" ujar Diah penuh penyesalan.

****

"Yah, apa sih maksudnya si Demas itu?!" ucap Jannah. Wanita tua itu bertanya pada suaminya, yang tengah termenung di sebelahnya.

Arya yang juga tengah memikirkan hal yang sama, hanya menggeleng pelan.

Sebagai lelaki yang telah hidup lebih dari setengah abad, samar-samar Arya memahami maksud dari perkataan menantunya itu. Namun ia tak mau mengungkapkannya pada istrinya.

"Sudahlah Bu, tak usah dipikirkan apa yang dikatakan manusia tidak berguna itu!" ucap Arya, "Kita fokus saja sama keadaan putri kita!"

Jannah menghela nafas berat. Rasanya amarah yang ada di hatinya belum sirna sepenuhnya. Setelah apa yang Demas lakukan pada putri mereka, pria itu bahkan pantas untuk dibunuh olehnya.

Sudah untung hutang milyaran rupiah bisa lunas hanya dengan menikahi putri cantiknya. Tapi bisa-bisanya pria itu berlagak!!!

Bukannya memperlakukan Citra dengan baik, Demas malah selalu bersikap dingin. Sok-sokan tidak mau menjadi benalu dan mewarisi perusahaan konstruksi Arya, Demas malah membuka warung kecil yang tak ada pelanggan.

Mana bisa mencukupi kebutuhan Citra sehari-hari?! Untungnya Citra anak yang mandiri. Saat suaminya tak bisa melakukan apa-apa, dia sendiri yang banting tulang mencukupi kebutuhannya sendiri!!

"Huh!" semakin dipikirkan, Jannah semakin sebal. Pokoknya semua yang terjadi pada Citra ini adalah ulah Demas. Gara-gara Demas!!!

"Yah, kita pindahkan saja Citra ke rumah sakit lain!" ujar Jannah, "Biar mereka berdua cerai saja!"

Arya mengernyit, seharusnya Demas dan Citra sudah bercerai setahun yang lalu. Perjanjian mereka kan hanya untuk pernikahan setahun, setelah anak Citra lahir.

Bahkan Citra keguguran di usia kandungannya yang menginjak empat bulan, harusnya saat itu mereka sudah berpisah. Tapi entah kenapa Citra tidak mau berpisah dari Demas dan terus mempertahankan rumah tangga mereka.

Awalnya Arya pikir, Citra menyukai Demas makanya putrinya itu tetap ingin bertahan. Namun mendengar perkataan Demas, sepertinya bukan itu alasannya.

"Kita lihat saja nanti, Bu! Kita tunggu Citra sadar dulu!" ucap Arya, "Nanti kita bujuk dia untuk bercerai dari menantu sampah itu!!"

"Kalau masalah pindah ke rumah sakit lain, kita tunggu kondisi Citra stabil dulu, Bu! Terlalu beresiko kalau kita pindahkan Citra sekarang!" sambung Arya.

Jannah yang mendengar perkataan suaminya, mengangguk setuju. Ia merasa ucapan suaminya itu ada benarnya juga.

****

Hati Diah bergemuruh. Tiap kali sendirian, Diah merasa tidak nyaman. Ia selalu memikirkan perkataan Demas mengenai gawai itu.

Bagaimana bisa password dari gawai yang konon milik suaminya, adalah hari ulang tahun istri Demas?! Seberapa spesial hubungan mereka hingga bisa seperti itu?? Bahkan Abian tidak pernah menggunakan ulang tahunnya, sebagai password hape segala!!

Semakin dipikirkan, semakin penasaran Diah dibuatnya.

Dengan tekad yang dipaksakan, akhirnya Diah mengaktifkan smartphone tersebut.

Belum masuk ke dalam menu saja, Diah sudah terperanjat melihat gambar yang terpampang di layar.

Dia disapa oleh gambar seorang wanita cantik di layar kuncinya. Meskipun wajah wanita di sebelah ranjang suaminya dipenuhi luka dan ditutupi oleh alat bantu pernapasan, namun Diah bisa mengenali bahwa gambar wanita cantik itu adalah istri Demas.

'Kenapa ada gambar istri Demas di hape mas Abian?!' batin Diah.

Jantung Diah seolah diremas begitu ia melihat nya. Tangannya yang terangkat dan siap bergulir itu melorot seketika. Jatuh di atas pahanya.

Diah menarik dan menghela nafasnya dengan perlahan, ia berusaha mengatur detak jantungnya yang tak karuan.

Setelah dirasa lebih tenang, Diah kembali mengangkat benda pipih itu mendekatkannya, hingga terlihat lebih jelas dalam jarak pandangnya.

Menarikan jari jemarinya di atas layar, Diah menekan tombol seperti yang diinstruksikan oleh Demas tempo hari.

1

7

0

7

Begitu ia menekan tombol 'OK', Diah segera memejamkan matanya. Takut dengan apa yang akan ia lihat.

Deru jantungnya semakin kuat dan kuat.

Diah ingin menghindar. Tapi ia tahu, ini sudah terlambat!! Diah kemudian membuka matanya perlahan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
penasaran apa isi Vidio asusila suaminya dan citra
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status