Share

Family

Kaisar adalah anggota unggulan Tohpati Intelligent Service (TIS) yang mampu meringkus lusinan teroris hanya dalam satu aksi. Merasa jenuh dengan kesehariannya, Kai memalsukan kematiannya dan memutuskan untuk meninggalkan TIS agar bisa hidup normal sebagai seorang kepala keluarga, juga menggapai impiannya menjadi seorang ayah dan bahagia memiliki keluarga kecil.

Setelah 5 tahun hidup bebas tanpa naungan TIS, ia bertemu dengan seorang wanita bernama Regina yang akhirnya menjadi istri sekaligus ibu bagi anaknya. Regina adalah anggota Toughgvrl Club yang merupakan kumpulan wanita tangguh yang menguasai lebih dari 10 jenis bela diri. Club ini sangat rahasia. Mereka biasa beraksi dengan gerakan bawah tanah, menggunakan keahliannya untuk menolong warga sipil yang lemah secara diam-diam. Dengan keahlian yang Reg miliki, ia telah berhasil membantu lusinan keluarga lemah yang ditindas oleh para preman kejam.

Dengan keahlian yang mereka miliki, Kai dan Reg sama sekali tidak mengetahui latar belakang mereka masing-masing. Reg mengira suaminya hanya seorang pria biasa begitu pun sebaliknya. Bahkan saat ini Kai hanya bekerja sebagai kurir dan Reg hanya menjadi ibu rumah tangga biasa.

Hal itu tentu saja membuat Kai sangat khawatir saat ia tidak dapat menemukan istrinya yang terlihat lemah itu di rumah. Ia yakin Jarwo dan anak buahnya telah membawanya pergi. 

Dengan sangat terpaksa Kai pun akhirnya menghubungi Dars, salah seorang rekan lamanya yang saat ini masih berada di TIS berharap agar Dars mau membantunya. Ia tak punya pilihan lain karena ini menyangkut keselamatan keluarganya. Terlebih anggota Jarwo yang begitu banyak, tentu saja Kai akan kuwalahan jika menghadapinya seorang diri tanpa bantuan profesional.

"Ayah, di mana Ibu?" suara Luna bergetar, ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan sang Ibu. Meski ia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi hanya dengan melihat ekspresi wajah sang Ayah sudah membuatnya yakin bahwa ada sesuatu yang buruk terjadi.

Drrrt! Drrrt! Drrrt!

Keduanya larut dalam keheningan sesaat saat mendengar suara getaran yang berasal dari ponsel Kai.

"Tenanglah, istri cantikmu aman bersama kami. Datanglah tepat waktu karena setiap menitnya berharga. Jika kau terlambat satu menit saja, maka jari istrimu akan aku potong satu persatu di setiap menitnya Hahaha." Tawa Jarwo terdengar sangat puas, membuat darah Kai mendidih.

"Sial!" Kai berteriak karena frustasi, terlebih kini sudah jelas bahwa Reg ada bersama Jarwo. Luna semakin dibuat bingung dengan sikap sang Ayah yang tidak seperti biasanya.

Kai berlari menuju dapur lalu membuka salah satu pintu kitchen set. Luna pun mengikuti langkah kaki sang Ayah. Ia terkejut bukan main saat melihat ternyata di dapurnya ada ruang rahasia yang berisi perlengkapan senjata.

"Wah hebat!" Luna membulatkan kedua matanya dengan sempurna saat melihat semua senjata itu. Bahkan mulutnya menganga lebar. Sedangkan Kai yang tidak punya waktu untuk menjelaskan pada putrinya dan tengah terburu-buru itu, segera membalutkan rompi anti peluru di tubuhnya. Tak lupa ia juga membalutkan satu lagi di tubuh Luna. 

Mereka berdua bergegas keluar menuju mobil lalu segera melajukannya membelah jalanan kota untuk menuju markas Jarwo, tempat yang pernah ia datangi sebelumnya saat mengirim paket. Tak lupa, ia juga membawa beberapa senjata di dalam mobilnya.

Setelah beberapa saat memacu laju kendaraannya, mereka akhirnya tiba di dekat markas Jarwo. Keduanya turun dari mobil lalu berjalan pelan melewati gang sempit. Sedangkan Kai terus menggenggam erat tangan Luna.

Kai menatap kondisi keamanan area depan bangunan besar itu dari kejauhan. Setelah memantapkan diri, mereka akhirnya masuk ke dalam bangunan itu. Di dalamnya, Jarwo beserta puluhan anggotanya telah menunggu. Di sana pun juga ada Regina yang menjadi tawanan.

"Sayaaang! Lunaaa!" Regina berteriak saat melihat kedatangan suami dan anaknya. Namun, beberapa pria bertubuh kekar yang ada di dekatnya terlihat memeganginya dengan erat.

"Ibuuu!" Luna pun berteriak histeris memanggil sang Ibu sambil menangis. Gadis itu terlihat sangat ketakutan.

"Aku mohon ampuni suamiku, kau lihat kan betapa kasihannya dia? Kau salah orang, apa salah suamiku? Tolong lepaskan kami!" Regina berusaha memohon pada Jarwo yang sedang berdiri di dekatnya, berharap agar Jarwo bersedia melepaskan mereka.

"Hahaha suamimu belum pernah memberitahumu ya? kemarilah! Biar aku saja yang memberitahumu." Jarwo mendekatkan wajahnya ke telinga Regina. 

"Dia adalah agen terbaik Tohpati Intelligent Service. Lihat ini! Bajingan itu yang menghancurkan wajahku, dia juga telah menghancurkan markasku." Jarwo menegaskan suaranya, pria itu terlihat mengerikan. Sedangkan Kai mengepalkan kedua tangannya melihat perbuatan Jarwo di depan matanya.

"Apa? Hahaha... Tidak mungkin! Kau salah orang." Regina terbahak setelah mendengar perkataan Jarwo yang terdengar sama sekali tidak masuk akal baginya. Ia bahkan menatap wajah suaminya sejenak lalu kembali tertawa. Tentu saja Regina tidak percaya, ia bahkan menepis perkataan Jarwo.

"Dia hanya pria lemah yang bekerja sebagai kurir. Gajinya pun hanya sedikit, berhentilah berbicara omong kosong! Aku mohon kasihanilah kami." Regina kembali memohon, membuat Jarwo dan seluruh anak buahnya mengerutkan dahinya melihat tingkah aneh Regina.

"Lepaskan istriku!" Kai yang sudah tidak bisa menahan amarahnya, berteriak pada Jarwo. Raut wajahnya pun berubah mengerikan, bahkan Regina sama sekali belum pernah melihat ekspresi mengerikan itu selama menjadi istrinya.

"Diam kau! Bukankah sekarang kau harus berlutut dan memohon padaku? berharap saja ada keajaiban yang datang kepadamu agar kau tidak mati di tanganku hari ini hahaha." Jarwo menatap Kai dengan tajam, kini kedua pria itu saling beradu pandang membuat semua orang yang ada di ruangan itu bergidik ngeri saat melihatnya. Jarwo terkekeh seraya menodongkan senjata api ke arah Kai.

Dubruk Dubruk Dubruk! 

Saat Luna dan Regina diliputi rasa takut lantaran melihat Jarwo yang tengah menodongkan senjata pada Kai, Dars dan pasukannya tiba-tiba masuk dan mengepung tempat itu. Namun sayang sekali, dengan sigap. Anggota Jarwo menembakkan pelurunya ke arah beberapa anggota TIS yang Dars bawa hingga tewas seketika.

"Aku memintamu untuk datang sendiri Kai! Maaf aku membunuh mereka. Hahaha bukankah dulu kalian menghabisi semua anggotaku? Hah? Itu belum seberapa." Jarwo terlihat berkacak pinggang di hadapan Kai dan Dars. Kedua pria itu menampakkan dengan jelas amarah di raut wajahnya. Membuat Jarwo makin geram hingga menarik rambut Regina dengan sangat kuat.

"Lepaskan istriku! Aku yang bersalah, bawalah aku bersama kalian!" Kai pun tak kuasa melihat istri yang baginya lemah itu tersakiti oleh musuhnya. Ia pun akhirnya bersimpuh dan memohon di hadapan Jarwo agar ia mau melepaskan istrinya.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau gila?" Dars menatap Kai dengan tatapan penuh amarah, baru kali ini ia melihat Kai sudi berlutut di hadapan musuhnya. Ia tak habis pikir dengan tindakan yang Kai lakukan.

Jarwo akhirnya melepaskan Regina saat melihat Kai mau bersimpuh di hadapannya. Ia pun mendorong Regina ke arah suami dan anaknya yang tengah berdiri di depannya dengan sangat kuat hingga membuat tubuh Regina hampir terjatuh. Keluarga itu kemudian saling berpelukan satu sama lain sambil menangis.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status