Share

Bab 2 - Perhatian

“Baiklah.. Nikahi Saya.” Suara itu terngiang di telinga Reynald bagaikan vonis mati. Bagaimana mungkin wanita ini dengan penuh percaya diri meminta Reynald untuk menikahinya?

“Maaf?” Reynald mencoba meyakinkan dirinya sekali lagi jika ia memang salah dengar.

“Kamu dengar, kan? Syarat mutlak dariku adalah kamu harus menikah denganku.” Tambah Clara lagi masih dengan suara angkuhnya.

“Clara.. Saya mohon.. Apa tidak ada cara...”

“Lupakan!!” Clara memotong kalimat Reynald. “Pergi saja sana, bukan aku juga kan yang membutuhan darah ini.” Kata Clara sambil bergegas meninggalkan Reynald.

“Tunggu.” Ucap Reynald sambil meraih telapak tangan Clara.

Reynald lalu berdiri dan berjalan keluar sambil menyeret tangan Clara. Clarapun akhirnya mengikuti Reynald walau sesekali dirinya meronta ingin dilepaskan cekalan tangannya. Reynald berhenti tepat di sebelah mobilnya.

“Apa yang kamu lakukan? Dasar Sialan!! Kulitku bisa lecet karena tanganmu.”

“Persetan dengan kulitmu. Kamu ingin aku menikahimu kan??” Tanya Reynald dengan sedikit kesal, lalu Reynald mengambil sesuatu di Dashboard mobilnya. Sebuah kotak beludru, lalu melemparkannya begitu saja kepada Clara Sambil berkata. “Aku akan menikahimu.”

Clara membulatkan matanya seketika. Astaga.. dia tak menyangka akan bertemu dengan lelaki menyebalkan seperti Reynald, lelaki aneh dengan cara melamarnya tersebut.

“Huuuh.. Ambil saja. Kamu pikir aku mau dilamar seperti ini?? Pergi saja sana.” Clara melempar kembali kotak beludru tersebut kepada Reynald dan akan kembali masuk meninggalkan Reynald. Tapi tiba-tiba Reynal meraih kembali tangan Clara, menariknya dan menghimpit tubuh Clara dengan mobilnya. “Hei.. Lepaskan apa yang kamu lakukan.”

Tubuh keduanya saling menyentuh, Wajah mereka sangat dekat, bibir merekapun hampir bersentuhan, Reynald bahkan memenjarakan tangan Clara dengan kedua tangannya.

“Please Clara... Bantu aku.. Dan aku akan menikah denganmu, Aku akan menjadi suami yang baik untukmu asal kamu mau membantuku.” Reynald memohon tapi tatapan matanya tajam seakan dapat menembus iris mata Clara.

Entah kenapa tatapan itu membuat Clara gugup. Clara tak pernah diperlakukan seperti ini dengan seorang lelaki, di kuasai dan ditatap tajam seperti yang di lakukan Reynald.

“Baiklah, tapi lepaskan Aku.” Reynald pun akhirnya melepaskan Clara. “Dan aku ingin kamu berlutut melamarku.” Kata Clara sambil menaikan dagunya kembali.

Reynald menghela napas panjang. Sial!!! dirinya pasti akan terjebak dengan wanita sialan ini. Reynald akhirnya Benar-benar berlutut di hadapan Clara. Clara tersenyum lalu menyodorkan tangannya untuk dipasangkan cincin lamaran Reynald.

Reynald memasangkan cincin tersebut di jari mulus Clara.. Menatapnya dengan tatapan sendu.. ‘Dina.. Maafkan aku sayang...’ Lirihnya dalam hati.

***  

Dokter sangat senang ketika Reynald kembali dengan sosok yang sudah seperti malaikat penyelamat tersebut, meski sebenarnya Dokter juga sedikit tak percaya jika Reynald bisa membujuk Clara hingga mau mendonorkan darahnya.

Setelah di cek dan lain sebagainya, ternyata Clara memang memungkinkan untuk mendonorkan darahnya. Akhirnya kini Clara terbaring dengan selang infus di lengannya. Sedangkan Reynald Masih diam membatu di sebelahnyaa.

Sejak di mobil mereka memang tak saling bicara. Reynald sibuk dengan pikiran kacaunya mengingat dirinya harus mengorbankan cintanya pada Dina demi kesembuhan sang Mama. Sedangkan Clara sibuk dengan pikirannya, Dirinya akan memenuhi keinginan Sang Daddy dan dapat terus melanjutkan pekerjaannya sebagai Model Profesional.

“Apa Kamu baik-baik saja?” Tanya Reynald sedikit khawatir saat mendapati kerutan di dahi Clara seperti orang yang sedang menahan rasa sakit, saat setelah Donor darah tersebut selesai dilakukan.

“Enggak, aku baik-baik saja, hanya Sedikit pusing.” Kata Clara sambil bangun dan memijit pelipisnya.

Clara akhirnya berdiri dan akan beranjak pergi namun rasa pusing di kepalanya semakin menjadi, hampir saja dia tersungkur jika Reynald tidak meraih tubuhnya.

“Apa yang kamu lakukan?? Dokter berkata jika kamu harus istirahat dulu.” Kata Reynald sedikit membentak.

Bukannya takut, Clara malah memukul lengan Reynald. “Heii.. seharusnya aku yang tanya apa yang kamu lakukan, kamu menyentuhku sembarangan sialan!!!” Sembur Clara pada Reynald, dan Reynald baru menyadari jika tangannya sejak tadi tepat berada pada payudara milik Clara.

“Emm maaf..” Kata Reynald sambil menarik tanganya lalu memalingkan wajahnya yang sudah merah ke arah lain.

“Sial..” Umpat Clara. Lalu sambil tertatih tatih dia berjalan keluar ruangan.

Reynald menatap punggung Clara dengan tatapan tak terbacanya. Akhirnya Reynald mengejar Clara karena bagaimanapun juga Reynald tidak tega saat melihat Clara berjalan tertatih.

“Kamu mau kemana sih?”

“Aku harus kembali, masih ada pekerjaan.”

“Aku antar.” Kata Reynald sambil memapah Clara untuk berjalan.

“Kamu ngapain sih aku bisa jalan sendiri.”

“Kamu tunanganku Cla.. Dan kamu seperti ini karena menolongku. Jadi Please... jangan membantah lagi.” Kata Reynald yang saat ini sudah mulai kesal dngan sikap menjengkelkan Clara.

“Hello... dengar yaa.. kita memang tunangan tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya ngatur aku.”

“Aku nggak ngatur kamu. Aku cuma perhatian dengan orang yang sudah menolong nyawa Mamaku.” Jawab Reynald penuh penekanan dan itu mampu membungkam seketika bibir cerewet Clara...

*** 

Ternyata Clara tidak kembali ke tempat pemotretannya, dia ingin di antar pulang ke apartemennya dengan Reynald. Di sana sudah ada Mily, Manager Clara yang sudah menunggu mereka.

“Cla.. apa yang terjadi?” Tanya Mily khawatir saat melihat Clara di papah oleh Reynald.

“Dia pusing, bantu aku membawa ke kamarnya.” Jawab Reynald.

Mily sedikit mengernyit saat melihat Reynald yang seakan menguasai diri Clara. “Memangnya kamu siapa ya?”

“Saya tunangannya.” Jawab Reynald yang langsung membuat Mily ternganga.

“Aduh sudah deh, Kalian banyak omong. Cepat bawa aku ke kamar, aku ingin tiduran.” Clara berbicara dengan ketus.

“Dokter kan memang bilang kamu harus istirahat dulu, kamu sendiri yang main pulang seenaknya.”

“Hello.. Kamu bukannya berterimakasih malah ngomel disini. Udah sana pergi.” Clara mengusir Reynald dengan sangat kasar.

Reynald menghela nafas panjang. Ahh wanita ini benar-benar menyebalkan, angkuh, sombong  dan juga cerewet. Gerutu Reynald dalam hati. Akhirnya Reynald memutuskan untuk pulang. Buat apa juga dia menunggu wanita sombong tersebut, bukankah lebih baik menunggu mamanya di rumah sakit??

-TBC-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status