Share

Bab 4 - Mempengaruhi otaknya

Dina keluar dari dalam mobil Reynald dan langsung menuju ke kamarnya di dekat dapur. Sedangkan Reynald hanya menatap punggung Dina dengan tatapan sendunya. Berakhirlah sudah impiannya bersama dengan wanita yang sangat di cintainya tersebut.

Reynald ingin marah, Tapi dengan siapa? Reynald tak mungkin menyalahkan keadaan. Mamanya pernah berkata, ‘Seberapa buruk keadaan yang pernah kita alami, yakinlah jika akan ada kebahagiaan dibaliknya, ingat, akan selalu ada pelangi setelah hujan.’ Kata Allea pada saat itu.

Reynald akhirnya melangkah dengan langkah gontainya menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Reynald menghempaskan dirinya di atas ranjang dengan sesekali menghela nafas kasar.

Clara Adista... Astaga bagaimana mungkin dirinya akan menikah dengan wanita menyebalkan dan wanita terarogan yang pernah ia temui??

Pikiran Reynald semakin berkelana tak menentu. Ya, setidaknya dengan menikahi Clara, dirinya tidak akan khawatir lagi jika terjadi sesuatu dengan sang Mama. Bukankah itu salah satu manfaat Clara, yaitu darahnya yang langka??

Reynald lantas bergegas mandi dan mengganti pakaiannya, lalu bergegas turun untuk makan malam dan kembali ke rumah sakit untuk menunggu mamanya. Sekarang yang terpenting adalah sang Mama, masalah perasaannya bisa di pikirkan nanti.

*** 

Reynald duduk terpaku menatap makan malam di hadapannya yang di hidangkan oleh Dina, mantan kekasihnya. Jika biasanya Reynald sesekali menggoda Dina, maka saat ini tak ada satu katapun di antara mereka. Keduanya sama-sama diam.

Bi Marni, Ibu Dina yang melihat merekapun akhirnya menyadari jika ada sesuatu yang aneh di antara mereka.

“Kamu ada masalah dengan Mas Reynald.” Tanya Marni pada putrinya.

“Enggak Bu.” Jawab Dina sedikit lemas. Dia tidak ingin sang ibu tau jika dirinya sudah putus hubungan dengan Reynald.

“Jangan bohong Dina.”

“Aku pergi dulu.” Kata Reynlad mengagetkan Dina dan ibunya.

Dina menatap wajah sendu Reynald. lalu menatap makanan di hadapannya, ternyata Reynald sama sekali tak menyentuh makanannya tersebut. “Mas Rey nggak makan?”

“Aku makan di rumah sakit saja.” Jawab Reynald lalu pergi begitu saja.

“Kalian sedang dalam masalah, ibu tau itu.” Bi Marni kembali membuka suaranya ketika Reynald sudah tak terlihat Lagi.

Sedangkan Dina hanya terdiam tak menanggapi perkataan ibunya. Pikirannya terlalu kacau. Reynald seperti bukan dirinya sendiri, Reynald seperti orang lain di hadapannya. Kenapa Reynald berubah seperti itu? Kenapa tiba-tiba Reynald memutuskan hubungan mereka secara sepihak? Dan masih banyak lagi kenapa-kenapa yang lain yang menari-nari dalam pikiran Dina.

***                 

Lagi-lagi Reynald terbangun dalam keadaan pegal-pegal karena tidur di sofa rumah sakit. Reynald menatap ke arah ranjang sang Mama dan sudah mendapati Mamanya sedang memakan buah-buahan dengan Sang Papa yang menyuapinya.

Pemandangan manis yang bagi Reynald sudah lama tak terlihat.

“Sudah bangun sayang.” Sapa Allea masih dengan suara yang lemah.

Reynald mengangguk. Reynal lalu melihat jam tangannya dan sedikit terkejut mendapati dirinya ternyata bangun saat waktu menunjukkan pukul Sepuluh siang.

“Kenapa Mama nggak bangunin Rey?” Tanya Reynald sedikit panik.

“Tenang Rey... Libur sehari nggak apa-apa kan?” Renno yang menjawab.

Reynald menghela nafas, Ya, libur sehari sepertinya bagus untuk badan dan pikirannya yang sedang kacau. Tak lama Reynald mendapati ponselnya bergetar. Tanda jika ada panggilan masuk. Semoga saja bukan Dina. Reynald belum ingin berbicara dengan Dina setelah mereka resmi putus hubungan.

Reynald mengernyit saat mendapati Nomer baru di ponselnya. “Halo..” Akhirnya Reynald menjawab telepon tersebut.

“Kamu masih ingat kan jika kamu baru saja tunangan dengan seorang wanita cantik?” Tanya suara di seberang dengan nada sinisnya. Ya tuhan... Itu adalah si wanita menyebalkan. Sial..!!!

“Aku sibuk, bisa telepon nanti saja?”

“What?? Hello, jangan berpikir kamu bisa lari dari tanggung jawabmu.”

Reynald mendengus. “Lari dari tanggung  jawab apa maksudmu?”

“Ingat Rey.. Aku sudah donor darah untuk ibumu, sekarang giliran kamu nikahin aku.”

“Oke, aku akan menikahimu. Apa kamu puas?” Reflek Reynald berteriak pada ponselnya. Seperti disadarkan oleh sesuatu, Reynald akhirnya menatap kedua orang tuanya yang kini sedang terngaga menatap dirinya.

“Kalau begitu aku mau kamu jemput aku Rey..”

Reynald tak menjawab, Dirinya masih sibuk mencerna apa yang di katakannya tadi. Ahhh Sial..!! kedua orang tuanya pasti akan tau jika Reynald akan menikahi seorang wanita, Padahal Reynald ingin menyembunyikan kabar ini dulu setelah suasana hatinya membaik.

“Ryy... kamu dengar kan? Jemput aku.”

“Iya, aku akan jemput kamu.” Pungkas Reynald lalu cepat-cepat menutup teleponnya dan pergi ke kamar mandi sebelum orang tuanya menyerbunya dengan berbagai macam pertanyaan.

***  

Dengan bosan Reynald menunggu Clara di dalam mobilnya. Tadi setelah keluar dari kamar mandi di dalam ruang inap Mamanya, Reynald segera bergegas pergi walau di iringi dengan tatapan aneh Sang Mama dan Papa.

Reynald tak tau harus berkata apa dengan Mama Papanya tentang hubungan percintaannya kali ini. Mama Papanya tau jika Reynald memiliki hubungan serius dengan Dina, tapi bagaimana cara Reynald menjelaskan jika hubungan mereka sudah berakhir?? Reynald juga tak mungkin tiba-tiba mengenalkan Clara sebagai calon istrinya kepada kedua orang tuanya.

Lagi-lagi Reynald mengacak rambutnya dengan frustasi. Ahhh Sial!!! kenapa ini bisa terjadi dengannya??

Tiba-tiba seorang wanita membuka pintu mobilnya, dan tanpa permisi wanita tersebut duduk begitu saja di kursi penumpang di sebelahnya. Reynald ternganga saat melihat wanita tersebut.

Aroma Vanilla bercampur dengan Lavender seketika memenuhi mobil Reynald. Aroma khas dari seorang Clara Adista. Siang ini dia mengenakan mini Dress berwarna hitam dengan potongan ketat. Sedangan kakinya dibalut dengan Stiletto hitam yang membuat kakinya terlihat semakin seksi. Wajah cantiknya itu di poles dengan Make up tipis dan juga dengan kaca mata hitam menghias wajahnya.

Reynald benar-benar ternganga mendapati penampilan Clara yang baginya super seksi tersebut, belum lagi sepanjang kulit Clara yang terpampang entah kenapa menimbulkan letupan-letupan aneh dalam diri Reynald.

Clara menatap kearah Reynald sambil menurunkan sedikit kacamatanya. “Kamu kenapa?” Tanya Clara dengan nada anehnya.

“Ehh.. Enggak..”  entah kenapa Reynald menjadi gugup seketika, dirinya juga tak mengerti kenapa bisa menelan ludah berkali-kali saat melihat wanita di hadapannya ini.

“Antar aku ke cafe langgananku. Setelah itu kita temui Mommy sama Daddyku.” Perintah Clara penuh dengan keangkuhannya.

Siall!! Reynald merasa dirinya sudah seperti cecunguk suruhan Clara. “Mau apa kita ke cafe?”

“Ada yang perlu kita bahas nanti di sana.”

Akhirnya Reynald hanya menuruti permintaan Clara. Reynald berusaha mengemudikan mobilnya penuh dengan konsentrasi, aroma dari tubuh Clara benar-benar mempengaruhi otaknya, membuat Reynald merasakan sesuatu yang tak pernah di rasakannya dengan Dina sebelumnya.

-TBC-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status