Share

11. Gara-gara Tempe

“Tempe lagi?” Aku berdecak setelah membuka tudung saji. Kemarin siang makan tempe goreng, malamnya kering tempe, lalu sekarang…

“Nasi goreng tempe!” Yura memperjelas.

“Resep dari mana sih nasi goreng tempe?” Ngadi-ngadi emang nih cewek.

“Yang kutahu di resto itu kalo ngga nasi goreng ayam, babat, sosis, minimal telur lah!”

“Ini sisa tempe semalam masih ada, sayang kan kalo nggak dimakan. Lagian telur lagi mahal sekarang.”

Ish, kami udah seperti orang melarat gini, sih. Padahal biasanya di rumah Papa, nasi dan lauk sisa semalam, dijadikan makanan kucing sama Budhe Yati. Sekarang, aku jadi tahu perasaan kucing itu.

“Ya sudah aku berangkat saja!” Dengan kesal kusambar tas di atas kursi lalu melangkah pergi. Yura mengikutiku sampai ujung pintu kemudian mengulurkan tangannya.

“Apa?” tanyaku ketus.

“Salim!" jawabnya, sukses bikin aku mual-mual. Tapi daripada kelamaan berdebat, kuturuti saja kemauannya. Seraya menarik napas panjang, perlahan aku balas mengulurkan tangan.

Dengan cepat
Rahmi Aziza

Yang ngikutin cerita ini komeeen doong. Jan lupa bagi gemsnya yaaa.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Siti Asih
Cerita Kakak selalu bikin ketawa2, senyum2 sendiri.. bahasanya lugas, tp bisa terbayang dgn jelas.. ga bertele2..
goodnovel comment avatar
Maz Black
penasaran sama akhir critanya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status