Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder

Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder

By:  Lucy  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8
1 rating
541Chapters
19.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

[Pernikahan kilat, percintaan sesudah menikah, kisah manis, kisah keseharian modern tokoh utama pria dan wanita, tokoh utama pria yang licik dan tokoh utama wanita manis yang suka memanjakan suami]Di hari kencan buta, Amel Santoso karena berbagai hal yang tidak disengaja, menikah kilat dengan seorang pria asing. Amel bertindak dengan hati-hati dan berusaha menjelaskan, tapi suami yang menikah kilat dengannya ini sangat licik. Pria itu berbicara dengan begitu meyakinkan. Hal yang makin membuat Amel terkejut adalah pria itu selalu bisa dengan mudah menyelesaikan permasalahan yang dia hadapi. Baik orang tua maupun temannya Amel, semuanya ditarik hatinya oleh pria itu. Bahkan Amel juga kemudian menyadari bahwa setelah menikah dengan pria itu, kehidupannya menjadi makin lancar. Suaminya ini sepertinya adalah tipe pria yang dapat menguntungkan istri, ya? Sampai suatu hari, Amel menyadari bahwa suaminya ini adalah kepala keluarga terkaya, Keluarga Cahyadi. Amel pun panik. Dia hanya ingin menjalani hari-harinya sendiri dengan baik, tidak ingin terlibat dengan permasalahan keluarga kaya! "Apa aku bisa cerai?" tanyanya. "Sayang, aku sudah menjadi suamimu. Kamu harus bertanggung jawab atasku."

View More
Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Puput Melati
sangat menarik ceritanya
2024-01-29 15:56:30
0
541 Chapters
Bab 1
"Perjodohan adalah hal yang baik. Pria itu adalah manajer departemen di Grup Angkasa. Orangnya lembut, perhatian dan pandai mengerti maksud orang lain. Ini adalah orang yang Bibi Mirna bantu pilihkan dengan cermat untukmu. Bagaimanapun juga, kamu harus pergi melihatnya.""Ya, Amel. Kamu juga sudah besar, sudah seharusnya menikah. Meskipun orang itu dari luar daerah dan keadaan ekonomi keluarganya biasa saja, tapi kalau jadi menikah, kamu menikah ke sana juga nggak akan ditindas."Amel Santoso merasa sangat terkejut ketika mendengar desakan ganda dari ibunya dan Bibi Mirna Wijaya.Dia baru berumur 23 tahun, kenapa jadi sudah seharusnya menikah?Namun, karena tidak tahan didesak terus, setengah jam kemudian ....Di lantai bawah gedung Grup Angkasa, tepatnya di sebuah kafe di sana, Amel sedang berdiri dengan agak canggung.Kata Bibi Mirna, pria yang dijodohkan dengannya ini memiliki karisma pelajar dan juga mengenakan kacamata hitam.Amel mengedarkan pandangannya ke sekitar, lalu akhirnya
Read more
Bab 2
Bagaimana ini? Tidak akan direndahkan, 'kan?"Oke."Di luar dugaan Amel, pria ini tampak biasa saja, seakan tidak merasa dirinya tidak sopan. Amel pun menghela napas lega, lalu tanpa sadar mengulurkan kue dan sendok dengan kedua tangannya kepada pria itu.Dimas tidak suka makan makanan penutup, tapi karena tidak boleh bersikap tidak sopan, dia juga menerima kue itu dengan kedua tangannya.Aroma krim yang bercampur dengan aroma stroberi langsung masuk ke hidung Dimas, cukup lembut dan tidak kuat."Kamu yang buat?""Ya. Ini adalah produk baru toko kami yang paling disukai ...." Berbicara sampai setengah, Amel menutup mulutnya dengan agak canggung.Amel terlalu menikmati kesenangan membuat makanan penutup. Impian terbesarnya adalah kelak bisa membuat mereknya sendiri. Jadi, begitu membicarakan makanan penutup, dia selalu tanpa bisa ditahan berbicara lebih banyak.Dimas juga tidak tahu apakah karena terpengaruh oleh wanita di depannya ini, dia bisa-bisanya merasa makanan penutup yang kelih
Read more
Bab 3
Dimas berinisiatif bertanya, "Bagaimana kesanmu terhadapku?""Lu ... lumayan baik." Ditatap lurus-lurus oleh Dimas seperti ini, jantung Amel tiba-tiba jadi berdetak kencang."Baguslah kalau begitu. Apa kamu mau menikah denganku?""A ... apa?! Menikah?!"Amel hampir saja menggigit lidahnya sendiri.Benar, menikah.Dengan menikah, pertama bisa menyelesaikan masalah senior yang mendesaknya untuk menikah. Kedua, Dimas memiliki kesan yang lumayan baik terhadap wanita ini karena wanita ini berpenampilan berbeda dari wanita lain yang sengaja menunjukkan sisi berbeda di hadapannya. Wanita ini tampak tulus, membuatnya merasa sangat nyaman saat bergaul.Dimas bertanya sambil tersenyum kecil, "Karena kesan kita terhadap satu sama lain cukup bagus, kenapa nggak langsung menikah saja? Kamu nggak berani?"Siapa bilang?Saat ini, wajah Amel memerah karena dibuat kesal.Sejak kecil Amel selalu patuh, tapi paling tidak tahan kalau ditantang orang.Apalagi, Amel tetap mempunyai pemikiran sendiri dalam h
Read more
Bab 4
"Nggak apa-apa, aku sudah memaafkanmu. Kalau sekarang kamu menyesal, kita kembali ke Kantor Catatan Sipil saja."Mendengar itu, mata Amel bersinar. Namun, kemudian dia mendengar Dimas berkata, "Tapi kalau begitu, ini jadi perceraian. Kelak kalau kamu mau menikah lagi, akan ada banyak masalah."Bercerai? Tidak bisa!Saat ini, Dimas mengusulkan, "Bagaimana kalau ... kita coba jalani dulu?""Coba .... Kalau begitu coba dulu?"Amel bersikap pasif, hanya merasa agak bingung.Masalah sudah seperti ini. Sepertinya ini adalah cara penyelesaian terbaik.Hanya saja tiba-tiba menikah dengan seorang pria asing. Amel merasa selain nama pria ini, dia tidak tahu yang lain lagi.Amel tetap merasa sangat panik.Amel berusaha menenangkan diri, memikirkan tampangnya saat kencan buta tadi, lalu bertanya, "Karena kita sudah sepakat untuk mencoba jalani dulu, bukankah kamu seharusnya menceritakan tentang dirimu kepadaku?""Namaku Dimas Cahyadi. Kedua orang tuaku masih hidup. Di keluargaku ada kakek nenek da
Read more
Bab 5
Anak muda ini ... tampan sekali!"Ini adalah menantuku itu, 'kan?" tanya Lili sambil berdiri dengan penuh semangat."Halo, Ayah, Ibu. Aku adalah suaminya Amel. Namaku Dimas Cahyadi. Salam kenal dan mohon bimbingannya," kata Dimas dengan sopan.Semua terdiam.Melihat istrinya yang terpikat karena ketampanan anak muda ini, Gibran langsung muram.Tidak jadi memarahi, sekarang Gibran hanya merasa bahwa tinjunya sudah terkepal.Gibran melihat Dimas dengan kehabisan kata-kata, lalu bertanya dengan serius, "Kamu adalah Dimas Cahyadi?""Ya."Gibran mengerutkan keningnya sambil bertanya dengan tidak percaya, "Kamu benar-benar sudah menikah dengan Amel?"Dimas mengangguk seraya menjawab, "Sekarang aku adalah suami sah Amel.""Kamu ... masuk ke ruang kerja denganku!" Sah atau tidak, Gibran harus mengakuinya sendiri!Dimas pun mengangguk dengan hormat.Amel seketika menjadi panik dan memanggil, "Ayah, jangan menakutinya."Amel memang sudah salah karena tiba-tiba menikah kilat dengan seorang pria.
Read more
Bab 6
Lili merasa sangat tidak tega. Dia pun menepuk punggung tangan Amel, lalu berkata, "Sayang, jangan takut. Nggak peduli apa pun yang terjadi, ada Ayah dan Ibu yang membantumu.""Dulu, ayahmu juga nggak punya apa-apa. Kami bekerja keras dari desa ke kota. Sudah berlalu selama ini, bukankah kami juga selalu menemani? Kehidupan nggak mungkin selalu sesuai harapan. Karena kamu sudah membuat keputusan, maka harus menanggung harga dari pilihan itu. Setidaknya aku nggak menyesal menikah dengan ayahmu."Amel mengangguk dengan patuh dan perlahan-lahan menjadi tenang.Hubungan ayah dan ibunya selalu sangat baik. Amel percaya, dia juga pasti bisa!Amel diam-diam menyemangati dirinya sendiri. Meskipun dia menikah kilat dengan orang yang salah, dia bersedia percaya pada penilaiannya. Dia tidak percaya kalau Dimas adalah orang yang jahat.Di sisi lain, ruang kerja sangat tenang. Gibran duduk di dalam, sedangkan Dimas duduk di kursi. Keduanya terpisah oleh meja kerja. Di atas meja kerja, terletak akta
Read more
Bab 7
Detik berikutnya, Ahmad berseru dengan penuh semangat, "Dimas, ya? Dia adalah murid kebanggaanku. Dulu aku terus memintanya untuk lanjut belajar, meneruskan karierku, tapi sayangnya dia terlalu unggul. Aku nggak mampu menahannya."Telinga Dimas lumayan tajam. Mendengar perkataan itu, dia tanpa sadar teringat ajaran Profesor Ahmad terhadapnya dulu dan tanpa bisa ditahan berkata, "Pak Ahmad, aku yang salah karena sudah mengecewakan penantian Bapak.""Oh! Dimas? Itu kamu, ya? Kamu sudah lumayan lama nggak mengobrol denganku. Akhir-akhir ini bagaimana? Apakah merindukanku yang sudah tua ini?""Pak Ahmad ini bicara apa? Terakhir kali aku melihat Bapak, Bapak masih sangat sehat."Dimas tersenyum sambil berbicara santai dengan Ahmad.Gibran tersentak.Menantu yang didapatkannya secara cuma-cuma ini seakrab ini dengan Profesor Ahmad? Sikap dan nada bicara Profesor Ahmad benar-benar seperti sedang berhadapan dengan juniornya sendiri!Beberapa saat kemudian, telepon sudah terputus. Namun, Gibran
Read more
Bab 8
Gibran tidak tahan lagi melihat adegan itu. Dia tidak memedulikan tarikan istrinya dan berkata, "Sudah larut, makanlah dulu.""Ya, makan dulu. Masakannya sudah jadi."Lili memanggil sambil tersenyum. Dia juga merasa curiga dalam hati. Sebelum Amel kembali, dia dan Gibran sudah sepakat untuk tidak mengampuni menantu yang tiba-tiba muncul ini. Ya sudah kalau dirinya melanggar kesepakatan itu, kenapa suaminya ini juga tidak tahan?Lili tanpa sadar berkata dengan nada emosional, "Andi masih di pelatihan tertutup, kalau nggak pasti akan langsung diberitahukan kabar ini."Andi biasanya berpura-pura keren dan berpenampilan lebih dewasa dari kakak pertama, Amel bahkan tidak berani melawannya. Bagus juga kalau membiarkan Andi berlatih di pelatihan tertutup.Lili memanggil Dimas ikut makan. Sebelum Lili berhasil menaruh daging ayam yang dia ambilkan ke piring Dimas, tiba-tiba terdengar suara marah-marah dari luar pintu."Tok, tok, tok.""Amel, aku tahu kamu di dalam. Buka pintunya! Karena kamu b
Read more
Bab 9
Dimas memang tidak memiliki tempat tinggal di sini karena dia sama sekali tidak perlu memedulikan semua itu. Sementara untuk mobil, rumah dan simpanan, dia tidak pernah kekurangan sedikit pun.Kali ini adalah pertama kalinya seseorang menuduh Dimas seperti ini. Dia pun merasa tidak senang dan berkata dengan suara yang rendah, "Ini nggak ada hubungannya denganmu."Amel tidak bisa berdiam diri lagi. Dia mengerutkan kening, lalu berkata, "Bibi Mirna! Bagaimana bisa kamu mengataiku seperti itu? Aku bukan wanita materialistis seperti itu.""Materialistis?" Bibi Mirna tertawa dengan penuh amarah, lalu melanjutkan, "Baiklah, aku mau tanya padamu, apa yang kamu inginkan darinya? Apakah wajahnya bisa menghidupimu?""Aku ...." Mata Amel memerah karena marah. Dia tanpa sadar berteriak, "Semua karena dia suka makan makanan penutup yang aku buat."Selama kencan buta mereka, Amel bisa melihat bahwa Dimas bukanlah orang yang menyukai makanan penutup. Namun, setelah Amel memberikan makanan penutup pad
Read more
Bab 10
Lili hampir menggunakan kaca pembesar untuk memeriksa akta nikah Amel dan Dimas. Namun, dia tidak bisa menemukan satu kesalahan pun. Wanita itu pun tahu bahwa semua ini nyata.Namun, sekarang apa yang ada di dalam pikiran Lili sangatlah sederhana. Dia harus bersikap baik pada menantunya ini. Mungkin dengan begitu, menantunya akan memperlakukan putrinya dengan lebih baik.Gibran menghela napas, lalu berkata, "Dasar wanita."Gibran sudah mendengar tentang karakter Dimas dari Profesor Ahmad. Dia tahu bahwa Dimas bukan orang yang picik. Terlebih lagi, Gibran ingin menyelidiki tentang pria ini lebih banyak. Jangan harap Dimas bisa tinggal di rumah ayah mertuanya segera setelah dia menikah!Amel kembali ke kamar kecilnya. Dia masih merasa linglung saat berbaring di tempat tidur.Hari ini jauh lebih menegangkan daripada hari seorang tokoh utama.Amel berbalik untuk berbaring miring. Dia merasa sedikit tidak nyaman saat memikirkan apa yang dikatakan Bibi Mirna. Namun, dia lebih merasa kasihan
Read more
DMCA.com Protection Status