Share

Bab 17

Tepat jam tiga pagi, Akarsana sudah selesai dengan segala persiapannya. Entah jam berapa gadis itu memulai. Pastinya, Akar hanya tidur dua jam. Seperti kebiasaanya di rumah. Akar selalu menyisihkan sebagian masakan itu untuk sarapan anaknya. Namun, kali ini beda. Ia menyisihkan untuk sang bos.

Gadis itu juga menyiapkan bekal untuk Tirtha. Ini sudah kesepakatan. Menurut Akar hal ini juga tidak membebaninya. Sudah diizinkan untuk tinggal dan memakai dapur itu, sudah sangat untung baginya.

Akar membiarkan kotak-kotak itu terbuka agar dingin sempurna dan bisa bertahan lama.

"Buset! Kamu nggak tidur?" Tirtha masih dengan wajah bantal menuju dapur.

"Bapak. Mau dibuatkan kopi atau teh?"

"Teh tawar saja." Akarsana dengan cekatan membuat apa yang diinginkan oleh Tirtha. Sementara pria itu mendekati kulkas dan meneguk air langsung dari botol.

"Kelihatan enak banget ini. Kamu pinter masak lho. Kenapa nggak buka warung aja pas nikah sama Ranu?"

"Buka warung juga butuh modal, Pak. Kami mana a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status