Share

Bab 21

Hari Sabtu, satu pekan berjalan dengan sangat cepat. Akarsana tidak menyangka bahwa waktu berlalu begitu saja.

Berkat keusilan majikannya, ia lupa pada masalahnya. Berkat laki-laki itu, malam yang dilewati Akarsana bukan lagi tentang meratapi nasibnya serta mengingat anak tirinya. Melainkan was-was, jika pria berwajah mesum itu hadir di kamarnya seperti beberapa waktu lalu.

Suara ketukan pintu membuat Akarsana harus berjalan hati-hati mendekati daun pintu itu. Ia memang sudah tidak lagi menggunakan tongkatnya. Namun, langkah kakinya masih harus tetap dijaga.

"Mau jalan-jalan?" tanya Tirtha begitu pintu itu terbuka dan sosok gadis mungil manis berdiri mematung di hadapannya.

"Tidak, Pak. Saya sibuk. Hari ini hari mencuci," terangnya. Ia hendak menutup pintu kembali, tetapi kali dan tangan Tirtha mencegah kejadian itu.

"Tolong jangan menghambat kerja saya, Pak," mohon Akar.

"Ini hari libur. Seharusnya memang kamu liburan bukan mencuci."

"Di sini saya bekerja, Pak. Oh— satu lagi, ini unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status