Share

Bab 16

"Saya terkadang heran dengan Anda. Sebentar Anda mengejek, mengolok saya sampai tidak terpikir apakah ucapan Anda menyakiti saya atau tidak. Tapi, kemudian Anda terdengar seperti orang benar. Dalam artian, tulus dan sangat ingin membantu saya."

Kepala Akarsana masih setia untuk menunduk. Tangannya sibuk meremas ujung baju bermotif bunga kecil dengan warna pink.

"Beginilah, aku. Aku tidak bisa menahan diriku. Aku tidak bisa mengerem ucapanku. Jadi, aku harap kamu bisa terbiasa, Akar."

Tirtha mematikan saluran televisi. Ia ingin fokus dengan obrolan, yang tengah berlangsung, dengan begini keduanya bisa saling tahu maksud dan tujuan masing-masing.

Akarsana yang ikut karena harus membayar utang, sedangkan Tirtha hadir untuk membantu dan berbagai maksud lainnya. Laki-laki selalu punya banyak kedok.

"Jadi, apakah Bapak izinkan saya untuk memakai dapur, Anda?" Lagi-lagi Akar menanyakan hal itu. Karena itulah tujuannya menemui pria tersebut.

"Boleh. Sebelum itu, aku ingin kamu ceritakan d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status