Share

Bab 5, Perjalanan Okiku

Disebuah toko pakaian yang ada ditengah kota, ketika semua orang sedang bersemangat menyambut pelanggan pertama mereka. Lalu, 'BAM!!'Tiba-tiba, pintu masuk toko itu dibanting oleh Pria bugil.

"Oi, Manusia. Cepat berikan aku pakaian terbaik!" Teriaknya, yang membuat beberapa pelanggan wanita yang ada disana pingsan seketika ketika melihat Ryu.

"Pelanggan, tolong pakai pakaian anda!" Pekik penjahit tersebut, yang begitu terkejut.

"Hahahaha, jangan khawatir! Aku sudah dalam keadaan terbaikku," ucapnya, sambil terus berpose membanggakan otot-ototnya dalam keadaan bugil.

"Apanya yang jangan khawatir? Kau baru saja membuat seisi toko ini pingsan!!" Pekik penjahit tersebut.

Okiku hanya bisa menghela nafas ketika melihat kelakuan Ryu, "astaga."

Beberapa waktu berlalu, setelah cukup lama, Ryu akhirnya mendapatkan pakaian yang pas untuk dirinya. "Ohho, aku suka pakaian ini, sangat mirip dengan apa yang dipakai oleh Majikanku!" ucap Ryu, begitu antusias dan senang karena bisa menggunakan pakaian itu.

"Yukata? Di Korea? Kau pasti sudah tak waras," ucap penjahit tersebut, yang terlihat begitu kecapekan setelah 3 jam memilih pakaian untuk pria itu.

"Nona, bagaimana menurutmu?" Tanya Ryu, antusias.

"Maafkan aku, aku tak bisa melihatnya. Tapi, itu bagus jika kau menyukai pakaian itu," ucap Okiku. Ryu yang mendengar perkataan majikannya tersebut, baru teringat jika ia tak dapat melihat. Dia pun merasa bersalah karena menanyakan hal tersebut kepadanya.

"Kau tak perlu merasa bersalah, ini bukan kesalahan mu," ucap Okiku yang begitu pasrah atas nasibnya itu.

"Jika kau sudah selesai, kita akan pergi sekarang," ucap Okiku. Begitu mereka selesai membayarnya, mereka pun pergi untuk memulai petualangan mereka.

Ketika mereka menyusuri sebuah jalan, tiba-tiba Ryu melihat sesuatu yang menyita perhatiannya.

"Nona, didepan ada kerumunan manusia yang sedang berbaris menunggu sesuatu," jelas Ryu.

"Mmm, apa yang sedang mereka lakukan?" Tanya Okiku.

"Kelihatannya mereka sedang melakukan semacam pertarungan disana," ucap Ryu, sambil memfokuskan matanya.

"Portal outbreak? tidak, bukan. Jika itu portal outbreak, semua orang yang ada di sekitarku pasti sudah berlarian sejak tadi. Mungkinkah? mereka sedang melakukan test menjadi Hunter?" ucap Okiku.

"Tunggu, Nona. Jika kau tak dapat melihat lalu bagaimana kau bisa mengetahui persis dimana posisiku saat kau menebas ku dulu?" Tanyanya, begitu penasaran.

Ryu, kelihatan begitu penasaran tentang bagaimana gadis itu melakukannya. "Mmm, apa kau pernah melihat sebuah pulau yang mengapung di lautan? Tanya Okiku.

Ryu yang bingung dengan pertanyaan gadis itu pun hanya bisa menjawab iya, lalu apa kaitannya, bukan? "Bayangkan jika kau dan sekelilingmu adalah sebuah pulau yang dikelilingi lautan. Ketika kau bergerak, apa yang akan terjadi?" Tanya Okiku lagi.

"Jika aku adalah sebuah pulau ditengah lautan? Maka arus air disekelilingku juga akan bergerak," ucap Ryu. Tiba-tiba dia menangkap perkataan gadis itu, dan membuatnya terkejut.

"Yang aku lakukan hanyalah mengikuti arus tersebut," jelas Okiku, sambil terus berjalan.

"Tapi, bagaimana kau melakukannya, Nona?" Tanya Ryu, yang semakin dibuat penasaran.

"Itu rahasia," ucap gadis itu. "Ah, ayolah, beritau aku caranya!" ucap Ryu, merengek.

hari pun berakhir dengan Ryu yang dibuat begitu penasaran.

Keesokan harinya, beberapa Hunter dikirim ke hutan tempat mereka merasakan Mana beberapa hari yang lalu, dipimpin oleh Manager Asosiasi, Ji-Sung.

"Manager, Jika memang ada portal outbreak disini, apa menurutmu mereka cukup untuk menahan monster yang keluar tersebut?" Tanya Laki-laki yang ada disebelahnya, bernama Kang Woo-hyun, bawahannya Ji-Sung.

"Jika yang kami hadapi adalah portal tingkat S, maka kami sudah dipastikan akan musnah. Tapi, jika yang kami hadapi adalah portal tingkat A ke bawah.. Dengan Hunter peringkat A sebanyak ini, kemungkinan kami akan menang adalah 99%," ucap Manager Ji-Sung dalam benaknya.

"Tapi, dimana portal itu? kenapa dari tadi aku tak melihat apapun selain salju.." Ucap Ji-Sung yang merasa aneh.

Tiba-tiba, dia mendapatkan sebuah panggilan telepon. "Ada apa Ketua?" Tanya Ji-Sung, sambil memakai Pakaian musim dingin yang diberikan oleh Kang Woo.

"Bagaimana perkembangannya?" Tanya Tae Sik.

"Ya, kami sudah berada dimana gelombang Mana itu muncul. Tapi, kami tidak menemukan apapun disini kecuali salju," ucap Ji-Sung.

Baru saja ia menjelaskan, tiba-tiba, seorang Hunter disana menemukan sesuatu.

"Bercak darah, pohon yang terbelah dan sebuah bekas pertarungan?" ucap Ji-Sung.

"Ada apa, Ji-Sung? apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Tae Sik.

"Ya pak, kami menemukan tanda-tanda terjadinya pertarungan disini, tapi, kami belum menemukan petunjuk lebih lanjut," jelas Ji-Sung.

"Cepat cari tau darah siapa ini, dan kabari aku secepatnya," Perintah Ji-Sung kepada bawahannya Kang Woo-hyun.

"Kabari aku jika kau menemukan sesuatu," ucap Ketua Tae Sik, lalu menutup panggilan tersebut.

Lalu, ketika mereka menyusuri hutan tersebut semakin dalam, mereka menemukan sebuah daratan yang hancur seperti terkena sebuah ledakan.

"Tunggu dulu, apa mungkin gelombang yang mereka maksud berasal dari pertarungan ini? Tapi siapa yang bisa melakukannya.." Semakin dipikirkan semakin membuatnya kebingungan.

"Sebenarnya apa yang mereka lawan?" Tanya Ji-Sung.

Disaat yang bersamaan, Jane dan Kang Min sudah berada disana. " Sial, Asosiasi sudah ada disini, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Jane.

"Jika kita kembali sebelum mendapatkan kembali mayat itu, maka Guild Master pasti akan membunuh kita. Tapi, jika kita tetap disini, tidak diragukan lagi, pertarungan tak bisa terelakkan," Jelas Kang Min.

"Kita akan mengawasi mereka terlebih dahulu, untuk saat ini," ucap Kang Min, lalu dia menggunakan skill Assassin miliknya, Stealth, agar tak terlihat. Sedangkan Jane akan bersembunyi di atas pohon.

"Tapi, ini aneh. Jika mereka sudah mendapatkan mayat monster itu, lalu kenapa mereka masih berada disini?" Tanya Jane, menggunakan Skill telepati miliknya untuk berkomunikasi dengan Kang Min.

"Kau benar. Kemungkinan mereka masih belum menemukan mayat itu maupun orang yang sudah membunuhnya, kita harus bergegas sebelum mereka mendapatkannya lebih dulu," ucap Kang Min.

Ditempat yang berbeda, Rin dan Ayumi kini telah tiba di kediaman Pelayan tersebut yang terletak dipinggiran kota Seoul.

"Kak, apa kita memang harus menyiksa pelayan itu seperti yang Ibu perintahkan?" Tanya Ayumi kepada Rin yang merupakan kakak kandungnya.

"Apa kau mau Ibu yang menyiksa kita?" Tanya Rin balik, yang membuat Ayumi ketakutan.

"Tidak, kan? Kalau begitu, lakukan saja seperti kata Ibu, kita hanya perlu bertanya tentang Okiku, jadi jika dia memberitahu kita dimana gadis itu, maka kita tak perlu menyiksanya, bukan?" Jelas Rin, yang juga sedikit ragu-ragu untuk melakukannya.

"Kakak benar," Jawab Ayumi, menyetujui rencananya. Namun, rencana itu tak berjalan sempurna seperti yang mereka bayangkan. Karena Pelayan itu sama sekali tidak mengetahui keberadaan Okiku, mau tak mau mereka pun menyiksanya.

Menggunakan alat penjepit jari yang mereka bawa, cara kerja alat itu begitu sederhana. Kau hanya perlu memasangnya ke kedua jempot si target lalu mengencangkan baut yang ada di tepiannya untuk menjepit jari pelayan itu hingga hancur!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status