Share

THE BLIND SWORDWOMAN
THE BLIND SWORDWOMAN
Penulis: Nathalie Joel

Bab 1, Gadis Buta

Pada tahun 2053, sebuah kejadian aneh muncul dilangit kota Seoul. Pada malam itu, sebuah retakan muncul dilangit-langit kota disaat semua orang sedang berkumpul untuk merayakan malam tahun baru. Lalu, sebuah tugu meluncur keluar dari dalam retakan dan jatuh tepat ditengah-tengah kerumunan orang. Tugu yang memiliki warna hitam dan ukiran aneh itu tiba-tiba bergetar hebat yang membuat semua orang yang penasaran pun mendekatinya tanpa tau apa itu.

Disaat semua orang mendekati objek misterius itu, tiba-tiba benda misterius itu berhenti bergetar disusul munculnya sebuah portal merah yang begitu besar, dari dalam Portal tersebut muncul begitu banyak monster yang tiba-tiba berlari keluar dan menyerang seluruh orang yang ada disana dengan sangat brutal.

Mereka mencabik-cabik tubuh orang-orang itu dan memakannya, membuat semua orang menjerit histeris dan berlarian kesana-kemari untuk menyelamatkan diri mereka.

Jutaan jiwa harus tewas pada malam itu hingga membuat pemerintah segera mengirimkan pasukan pertahanan negara untuk membantu para warga. Namun, senapan api yang mereka bawa tak dapat menembus kulit mereka dan berujung tewasnya para pasukan tersebut.

Disaat harapan terakhir para warga sirna, beberapa orang tiba-tiba saja muncul dan mengalahkan para monster-monster itu dengan kekuatan aneh yang mereka miliki dan menutup paksa portal tersebut untuk selama-lamanya.

"Dan kisah itu pun berakhir dengan kemenangan umat manusia," ucapnya, sembari menutup buku yang ia pegang saat ini. "bagaimana ceritanya, nona muda?" tanya wanita itu kepada seorang gadis cantik yang terbaring di kasurnya sembari terus mendengarkan cerita dari wanita itu yang merupakan pelayannya.

"Pasti enak rasanya, bisa menjelajahi dunia, melihat sekeliling dan memiliki seseorang yang begitu peduli kepadamu," ucap gadis itu. Begitu menyedihkan dan pelayan itu hanya dapat termenung sambil meratapi nasib dari gadis itu yang harus terlahir buta dan tubuh yang bahkan tak dapat bangun dari kasurnya sendiri hingga dibuang dari keluarga nya yang menganggap dia hanyalah beban keluarga.

Okiku, itulah nama dari gadis itu. Berusia 15 tahun tapi tak pernah bisa bercengkrama dengan siapapun, nasib yang begitu menyedihkan. Terlahir dari keluarga yang seluruhnya berprofesi sebagai Hunter, yaitu orang-orang yang dibangkitkan kembali oleh sebuah kekuatan seperti di dalam cerita.

Mereka semua begitu membenci Okiku, terlebih lagi Ayahnya yang merupakan seorang Hunter terkenal yang menganggap anaknya sendiri beban keluarga dan hanya mempermalukan dirinya yang harus memiliki anak buta dan cacat.

Jika terus mengingatnya, Okiku hanya dapat menahan emosi dan kesedihannya itu tanpa bisa menceritakannya kepada siapapun. Ditambah, hanya dia satu-satunya orang dikeluarga itu yang tidak/belum dibangkitkan kembali.

Dipenuhi dendam dan amarah yang begitu pekat jauh didalam hatinya, dia pun bertekad untuk bertambah kuat bahkan jika harus mematahkan seluruh tulang yang ada di tubuhnya ribuan kali demi dapat bergerak dari kasurnya itu.

Dimulai dari jari-jarinya, tangan, pergelangan tangan, lengan, pundak, bahu, kaki, dia terus memaksakan tubuhnya dengan kehendak yang begitu mengerikan diiringi suara tulang-tulangnya yang bergesekan, rasa sakit yang begitu menyiksa merasuki tubuhnya hingga ia tak dapat menahan tangis yang jatuh dengan sendirinya dari matanya itu.

Beberapa hari telah berlalu, pelayan yang selama ini selalu menemaninya pun akhirnya meninggalkan nya seorang diri di villa tersebut akibat tak pernah digaji oleh keluarga Okiku karena merawat orang cacat.

setelah mencoba ribuan kali, akhirnya! gadis itu berhasil berdiri dengan kedua kakinya sendiri. Tekad yang benar-benar mengerikan itu kemudian membangkitkan sesuatu yang tersembunyi jauh didalam dirinya. Sebuah kekuatan yang bahkan akan membuat semua orang merinding hanya dengan mendengarnya.

Kekuatan itu menyebabkan Okiku kehilangan rasa iba, rasa bahagia, rasa sedih dan melipat gandakan kekejamannya berkali-kali lipat. Namun, kekuatan aneh itu tak dapat digunakan karena syaratnya belum terpenuhi dan hanya menyebabkan efek samping nya saja untuk saat ini.

Dan kini, dia harus kembali berjuang untuk meningkatkan kekuatannya. Dengan cara mencambuki tubuhnya sendiri agar dia terbiasa dengan rasa sakit dan mulai berlatih teknik pedangnya sendiri mulai dari mengayunkan pedang yang dia buat dari batang kayu sebanyak puluhan ribu kali/hari, setiap hari dia akan membuat pedang yang semakin berat dan semakin berat hingga dia mampu mengangkat dan mengayunkan pedang besi yang begitu besar dengan sangat cepat seperti mengayunkan sehelai bulu.

Melatih Indra penciuman, pendengaran serta refleknya akan bahaya. Semuanya dia pelajari, hingga dititik keluarnya suatu aura yang begitu mencekam dari tubuh Okiku. Beberapa tahun pun berlalu, dan kini dia sudah mendapatkan apa yang dia cari selama ini, yaitu kekuatan tanpa batas.

Kini gadis itu berusia 19 tahun, dan memutuskan untuk berkelana mengelilingi dunia seperti cita-citanya dulu yang ingin melihat seluruh dunia. Dengan kemampuannya yang dapat menggambarkan lingkungan secara sadar melalui getaran yang dipantulkan suatu objek kepada dirinya yang menyebabkan dia dapat melihat kembali bahkan tanpa mata.

********

Disisi lain, Ayahnya Okiku yang bernama Musashi tengah makan malam bersama Ibu dan kedua saudarinya, "apa yang sedang dilakukan oleh Okiku saat ini dan bagaimana dengan kondisinya?" Tanyanya kepada mereka bertiga yang hadir disana, sembari memakan makanannya itu.

"Kami tidak tau, Ayah," ucap kedua putrinya tersebut, yang begitu membuat pria itu kebingungan.

"Apa maksud kalian?" Tanyanya.

"Bukankah Ayah sudah memerintahkan kami untuk memecat Pelayan yang selama ini merawat Okiku beberapa tahun yang lalu?" ucap mereka berdua. Bak tersambar petir, Ayah mereka pun begitu murka dengan apa yang mereka katakan.

"Siapa yang bilang seperti itu kepada kalian?" ucap Musashi, yang terlihat begitu terkejut dan marah, karena dia tidak pernah memerintahkan apapun kepada mereka.

Ibu mereka, Toki, Terlihat begitu ketakutan dengan wajahnya yang terlihat sangat pucat. "Nak, Pelayan itu memutuskan untuk mengundurkan diri bukan Ayah kalian yang memecatnya," ucap Toki, begitu panik dan tak ingin jika Musashi mengetahui jika dia lah yang memecat Pelayan tersebut.

"Apa maksud ibu? bukankah Ibu yang bilang kalau Ayah memecat Pelayan itu?" Tanya kedua anaknya itu, Rin dan Ayumi.

Mendengarkan penjelasan mereka bertiga yang terkesan berantakan, membuat Musashi langsung menyelesaikan makan malamnya dan langsung bergegas pergi ke villa tempat Okiku diasingkan olehnya. "Okiku, bertahanlah Nak," ucapnya dalam hati, sambil berlari secepat yang ia bisa.

Dia terus berlari dan berlari dengan wajah yang dipenuhi kekhawatiran, yang saat itu sedang terjadi badai salju didaerah tersebut.

Ketika dia sampai disana, betapa terkejutnya dia ketika melihat ruangan tersebut kosong seperti sudah ditinggalkan selama bertahun-tahun. "Apa yang sebenarnya terjadi disini? Bagaimana mungkin dia bisa bergerak dengan kondisinya yang seperti itu?" pertanyaan terus muncul didalam benaknya, kesedihan dan kekhawatiran semakin menjadi-jadi, "TOKI!!" teriakan yang begitu menggelegar mengguncang tempat itu.

"Beraninya kau melakukan semua ini tanpa sepengetahuan ku?!" teriaknya lagi, di penuhi oleh amarah, Musashi yang sudah tau kalau ini adalah perbuatan Istrinya semakin membuatnya marah. Tapi, saat ini dia harus segera menemukan anaknya yang hilang secara misterius itu terlebih dahulu.

"Ada dimana kau, Nak?" tanya Musashi dalam benaknya, sambil terus merenungi apa yang selama ini ia perbuat kepada anaknya itu.

Sementara itu, Okiku, terus berjalan tanpa henti ditengah badai salju yang menerpanya tanpa henti. Dengan menggunakan Kimono hitam dengan corak bunga dan membawa 2 buah Katana di pinggangnya, dia terus melangkah maju demi tujuannya itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status