Share

Bab 4, Rekan yang kejam

Okiku, kini ditawari oleh Satori untuk menjadi majikannya!

"Bisa-bisanya kau mencoba untuk membuat kesepakatan dengan ku, kau bahkan belum menjawab pertanyaan ku," ucap Okiku.

"Tak ada waktu, aku akan mati sebentar lagi karena kehabisan darah. Jika kau menjadi majikan ku, aku akan menjawab semua pertanyaan mu itu," ucap Satori.

"Lalu, kenapa kau ingin aku menjadi majikan mu jika kau akan mati?" Tanya Okiku.

"Buatlah kontrak darah dengan ku, dengan begitu aku akan hidup kembali dan aku akan bisa bepergian bersama mu. Bukankah itu tawaran yang bagus? Lagi pula berkelana berdua jauh lebih baik dari pada seorang diri," ucap Satori.

Setelah berpikir cukup lama, Okiku pun setuju untuk menjadikan Satori sebagai peliharaannya.

"Keputusan yang bagus, sekarang berikan aku sedikit darah mu agar kontrak ini bekerja," ucapnya lagi.

Mendengar hal itu, Okiku pun segera menyayat telapak tangannya sendiri menggunakan pedang miliknya, lalu meremas tangannya itu untuk memberikan darahnya kepada Satori yang sudah siap menerimanya sambil menjulurkan lidahnya.

Darah itu mengalir deras membasahi lidah Satori. Lalu sesuatu terjadi, mata monster itu tiba-tiba terbelalak diiringi kekuatan yang begitu besar mengalir keseluruh tubuhnya disusul teriakan kesakitan dari monster itu.

Okiku yang merasakannya, segera mundur beberapa langkah. "Kekuatan!!" Pekik Satori yang terlahir kembali kedalam wujud manusia, seorang pria tampan dengan tubuh kekar.

Gelombang kekuatan yang begitu mengerikan itu mengguncang seluruh daratan sampai-sampai dapat dirasakan oleh Hunter lain diseluruh kota.

Satori yang terlahir kembali, kini sedang berlutut mengakui Okiku sebagai majikan barunya.

"Nona, tolong berikan aku nama," ucap makhluk itu, memohon agar Okiku memberinya nama baru.

"Ryu," ucap Okiku. Seketika, nama itu terukir kedalam jiwanya.

Mendengar hal itu, membuat makhluk itu begitu senang. "Ryu, akan ku gunakan nama itu sebaik mungkin, Nona," ucapnya, dengan senyuman di wajah pria itu.

"Sekarang, kita akan pergi kemana, Nona?" Tanya Ryu, mereka berdua kemudian berjalan kemanapun arah angin membimbing mereka.

"Pertama-tama, kau harus membeli sebuah pakaian," ucap Okiku.

Ditempat yang berbeda, didalam sebuah bangunan tinggi dengan tulisan Hwarang terpampang di pintu lobby bangunan tersebut. Jane Fauvet dan Kang Min kini sudah kembali ke Guild Hwarang, mereka pun segera melaporkan kejadian yang mereka alami kepada Guild Master mereka yang bernama Min Hyuk Jae.

"Dasar tidak berguna!!" Teriaknya yang langsung menampar mereka berdua sesaat ketika mereka memberitahu nya bahwa seseorang sudah membunuh Satori dan mereka meninggalkan mayat monster itu begitu saja ditengah badai salju.

"Apa kau tau seberapa berharganya dia?!" Pekik Hyuk Jae, dengan penuh emosi mencekik Jane.

"Guild Master, tolong tenangkan diri anda," ucap seorang wanita disampingnya, dia adalah sekretaris Hyuk Jae, Park Ji-yeon.

"Diam! Aku tak memerlukan saran dari orang yang bahkan tak mengerti!" teriaknya kepada sekretaris itu, yang membuat wanita itu sangat terkejut dan begitu ketakutan lalu terdiam.

"Pergi! Dan bawa kembali mayat Satori bagaimanapun caranya!!" teriaknya lagi kepada Kang Min dan Jane, sebelum dia menghempaskan tubuh Jane yang hampir saja mati.

Mereka pun pergi dari ruangan tersebut. "Cepat cari tau siapa orang yang mereka maksud, kita tak bisa membiarkan siapapun mengetahui tentang Satori. Terutama para bajingan itu!" Ucap Hyuk Jae kepada Ji-yeon, mengisyaratkan tentang ketiga Guild Master besar yang lain.

"Baik," jawab Ji-yeon.

Ditempat lain, disebuah gedung yang kerap digunakan oleh Asosiasi Hunter, sebuah Rapat darurat diadakan pada pagi hari itu. Rapat itu membahas tentang lonjakan Mana yang begitu mengerikan beberapa waktu lalu yang berpusat disebuah hutan tak jauh dari permukiman warga dan dikhawatirkan sebagai portal outbreak.

Rapat itu dipimpin langsung oleh Ketua Asosiasi Hunter, bernama Tae Sik, beserta jajarannya.

"Jadi, apa yang kita dapatkan tentang insiden tersebut?" Tanya Tae Sik.

"Baik. Menurut apa yang aku temukan, terdapat sesuatu yang berbeda dari gelombang Mana yang muncul beberapa waktu yang lalu dengan gelombang Mana yang ada pada umumnya," jelas ilmuan tersebut.

"Apa maksudmu?" Tanya Tae Sik.

"Baik. Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan grafik yang ada dibelakang ku," jelasnya, sambil menekan sebuah remote lalu muncul sebuah grafik dilayar proyektor dibelakangnya.

"Sederhananya, Gelombang Mana yang ada pada tubuh kita maupun monster pada umumnya selalu dalam frekuensi ini, sedangkan Gelombang Mana yang muncul beberapa waktu lalu berada di frekuensi yang berbeda," jelasnya lagi.

"Hal ini menyebabkan Gelombang Mana yang kita rasakan beberapa waktu yang lalu terasa lebih berat dari Mana pada umumnya dan jumlah dari Mana itu juga mempengaruhinya, jadi-" jelasnya lagi, namun harus terpotong.

"Jangan bertele-tele dan jelaskan secara singkat, kau membuatku pusing!" Ucap salah satu petinggi disana.

"Maafkan aku, akan ku buat sesingkat mungkin untuk mu, Petinggi Park. Kita harus menangkap objek itu dan membedahnya untuk mencari tau asal usul dari Mana tersebut!" Ucap ilmuan itu, begitu antusias dan terlihat seperti orang gila.

"Ditolak!" ucap Tae Sik.

"Tapi, Ketua.. Kita mungkin bisa menemukannya dan membuat Hunter kita berevolusi ke titik yang lebih tinggi!" Jelas ilmuan tersebut, begitu yakin akan hal itu dan tak dapat memahami pola pikir Tae Sik yang merupakan atasannya tersebut.

Petinggi yang lain hanya bisa menghela nafas. "Apa kau sudah gila? Kita bahkan tak tau sumbernya dan kau sudah berpikir sejauh itu," ucap salah satu petinggi, bernama Haeun.

"Yoonji, aku paham maksudmu. Tapi, kita harus memprioritaskan keselamatan warga disekitarnya. Bagaimana jika itu adalah portal yang sedang outbreak? Apa kau akan bertanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa?" Ucap Tae Sik. Ilmuan tersebut, Yoonji, hanya bisa menelan kekalahan karena sarannya ditolak mentah-mentah.

"Untuk sekarang, kita harus mengirim beberapa Hunter ke area tersebut. Berjaga-jaga jika itu benar-benar portal outbreak," ucap Tae Sik.

"Manager Ji-Sung, kau yang akan bertugas untuk mengumpulkan para Hunter tersebut. Bubar!" perintah Tae Sik. Kemudian, rapat itu pun ditutup.

"Lihat saja nanti, akan ku buktikan kalau aku benar! Dasar pak tua sialan!!" Pekik Yoonji dalam hatinya yang dipenuhi amarah lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan kekalahan.

Disisi lain, dikediaman keluarga Musashi.

"Arrgh!! Dasar anak sialan!! Gara-gara ulahmu, orang itu sampai membenciku!! Kau dan ibu mu sama saja!!" Pekik Toki, begitu marah terhadap Okiku hingga membuatnya menghancurkan seisi ruangan itu. Membuat kedua anaknya, Rin dan Ayumi begitu khawatir terhadap kesehatan ibunya tersebut.

"Kalian, Kalian harus menemukan Okiku bagaimanapun caranya dan bawa dia kehadapan Ibu!" Perintah Toki, "apa kalian mengerti?" Tanyanya.

"Tapi, kami harus mencari kemana, Bu?" Tanya mereka berdua.

"Pergi dan geledah rumah pelayan yang merawat Okiku sebelum Ibu memecatnya, Ibu yakin dialah yang membawa Okiku pergi 4 tahun lalu," ucap Toki.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status