Share

Bab 3, Satori

'BAM!!' pintu kamar itu dibanting begitu keras hingga membangunkan Toki yang sedang terlelap, beserta seluruh pelayan yang ada di rumah itu.

"Sayang, apa-apaan ini, apa kau tidak tau ini pukul berapa?" tanya Toki kepada suaminya, Musashi Yang tiba-tiba saja kembali dan membanting pintu.

"Dimana kau menyembunyikan anakku, Okiku?!" teriak Musashi dengan wajah yang begitu murka, teriakan yang bergema itu bahkan menghancurkan seluruh kaca yang ada disana.

"Apa yang sedang kau bicarakan? bukankah dia masih ada disa-" Toki yang sudah ketahuan pun segera berpura-pura tidak mengetahui apa-apa. Namun, sebelum dia selesai menjelaskan, Musashi yang sudah terbakar oleh emosi dan kekecewaan itu segera mencekik Toki dengan begitu kuat.

"Kau masih berusaha membodohi ku?" Musashi yang tak mudah percaya itu pun segera memperkuat cengkraman tangannya hingga Toki kesulitan untuk bernafas, wajahnya yang berubah menjadi merah dan air mata yang tak dapat dibendungnya lagi pun keluar.

"Kita menikah karena aku pikir kau adalah ibu yang baik untuknya, menggantikan Cassandra yang sudah meninggal. Tapi, beraninya kau! Beraninya kau mencelakai putri ku hanya karena dia adalah anak angkat mu! Beraninya kau!!" Pekik Pria itu, hatinya hancur seperti ditusuk ribuan jarum.

Orang-orang yang mendengar keributan itu segera datang dan berusaha untuk melerai mereka berdua, "Tuan!! tolong tenangkan dirimu!!" ucap sang kepala pelayan, bernama Albert.

"Jangan ikut campur, Albert! Jalang ini, dia sudah menyelakai putri ku yang bahkan tak mampu menggerakkan tubuhnya!" pekik Musashi. Namun, Albert tetap kukuh untuk memisahkan mereka berdua terlebih dahulu atau wanita itu pasti akan tewas.

"Tuan, aku tau kemarahan dan kesedihanmu tapi, tolong berikan kesempatan untuk nyonya Toki menjelaskan situasinya," jelas Albert kepada Tuannya itu.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Albert, Musashi pun luluh dan melepaskan genggaman tangannya, Toki pun terjatuh dan tak dapat menahan batuknya.

"Aku tidak melakukan apapun kepada Okiku, aku hanya memecat Pelayannya, hanya itu yang aku lakukan," jelas Toki, "Aku bersumpah, aku tak melakukan apapun kepada Okiku," jelasnya lagi.

Musashi sontak terkejut dengan pernyataan Istrinya tersebut, "Lalu siapa yang membawa Okiku?" tanyanya, begitu putus asa.

Musashi yang merasa begitu bersalah karena sudah mengurung anaknya sendiri di tempat yang jauh agar tak mempermalukan dirinya yang merupakan seorang Sword Saint, hanya bisa menunduk, merenungi perbuatannya.

"Bagaimana bisa Okiku pergi dari sana bahkan dengan tubuh yang lemah seperti itu? atau, apa jangan-jangan dia sudah sembuh? tidak, itu tidak mungkin. karena kami sudah melakukan segala cara untuk menyembuhkannya dulu," Musashi yang begitu kebingungan dengan apa yang sedang terjadi pun hanya bisa terdiam.

Disisi lain, Okiku yang tiba-tiba mendengar dan merasakan getaran darah yang jatuh dari kakinya Kang Min pun membatalkan niatnya untuk membunuh mereka karena telah mengganggu tidurnya.

"Pergi lah," ucap gadis itu, sambil memalingkan wajahnya dan memasukkan kembali katana miliknya lalu pergi menjauh.

ketika Okiku pergi, Kang Min pun menyadari jika gadis itu tak melihat. "Gadis itu.. buta?"

"Argh, Tunggu!" sambil menahan rasa sakitnya, dia berusaha untuk memanggil gadis itu kembali tapi, Okiku tiba-tiba menghilang ditengah-tengah badai salju tersebut yang menambah kesan misterius kepadanya.

"kang Min, jangan bergerak dulu. Kau mengalami pendarahan parah!" ucap Jane, Jane yang kebetulan merupakan Archer semi Healer, memiliki skill bertarung namun juga memiliki skill penyembuhan layaknya Healer namun tak sekuat mereka. dia pun mencoba untuk menyembuhkan kaki Kang Min yang hancur akibat serangan Satori.

"Wahai ibu dari dunia, aku berdoa kepada mu untuk menyembuhkan anak mu ini, Heal!" Dengan menutup matanya lalu merapalkan rapalan untuk memicu skill itu aktif, Jane dapat menyembuhkan kaki Kang Min dalam sekejap mata.

Hunter, ketika mereka dibangkitkan mereka mendapatkan sebuah kekuatan secara acak. Namun, mereka masih bisa memilih mau ke arah mana mereka akan melangkah. Hunter, terdiri dari Archer, Healer, Tanker, Support dan juga Warrior/Swordman. Dan diantara mereka ada beberapa Hunter yang mendapatkan kekuatan yang tak semestinya ada di ranah mereka, seperti Swordman semi Tank/Healer ataupun Support. Dan hal ini benar-benar langka seperti dalam kasus Jane yang memiliki kemampuan Archer semi Healer.

Seorang Hunter juga mendapatkan kemampuan untuk berkembang, melalui sebuah Sistem yang akan mereka dapatkan setelah dibangkitkan kembali. Didalam sistem tersebut, mereka dapat melihat Skill dan statistik yang mereka miliki dan hal ini lah yang menjadi tolak ukur bagi Asosiasi maupun Guild dalam mencari/merekrut anggota mereka.

Kang Min, "ngomong-ngomong, siapa gadis itu?" tanyanya, begitu penasaran dengan sosok Okiku.

"Aku juga tidak tau, tapi dillihat dari kemampuannya, aku yakin dia pasti Hunter peringkat tinggi," ucap Jane yang telah selesai menyembuhkan Kang Min, lalu berusaha membantunya untuk berdiri.

"Tapi, apa yang Hunter kuat sepertinya lakukan didalam hutan seperti ini, ditengah-tengah badai salju?" Kang Min yang terlihat begitu penasaran dengannya hanya bisa menyimpan semua pertanyaan itu didalam pikirannya, untuk saat ini.

"Sudahlah, sebaiknya kita cepat-cepat melaporkan hal ini kepada Guild," ucap Jane, Kang Min pun setuju. Mereka pun segera bergegas kembali untuk melaporkan apa yang mereka saksikan.

Ketika mereka berdua sudah pergi dari sana, tiba-tiba Okiku kembali muncul dari balik sebuah pohon.

Kini dia sedang berdiri tepat didekat kepala Satori yang terpenggal, lalu dengan cepat menancapkan pedangnya disamping kepala itu.

"Aku tau kau masih hidup, cepat jawab pertanyaanku atau akan ku potong kepala mu itu menjadi daging cincang," ancam gadis itu. Namun, kepala itu tak menunjukkan reaksi apapun.

"Masih tak mau bangun, akan ku hitung sampai 3. Jika kau masih tak mau bangun, akan ku potong kepalamu itu," ucapnya lagi.

"Satu.." Okiku mulai menghitung, "Tiga!!" teriaknya tiba-tiba, yang membuat Satori kaget bukan kepalang. Dan dengan cepat mengayunkan katana miliknya, lalu tiba-tiba, Satori mendadak terbangun.

"Apa kau tidak bisa menghitung?! dasar gadis sialan," pekiknya.

"Sepertinya kau memang ingin dijadikan daging cincang," ancam gadis itu lagi sambil menodongkan katana miliknya tepat didepan wajah makhluk itu.

"Hiikk, Jauhkan Itu dari wajah tampan ku!" pekiknya, "apa kau tak memiliki belas kasihan?" tanya Satori yang sedikit memohon.

"Belas kasihan? Apa itu?" jawaban gadis itu membuat Satori sedikit terkejut dan menyebutnya monster yang sebenarnya.

"Kau, orang yang sudah mempermainkan hati seseorang sekarang berbicara tentang belas kasihan? dasar laba-laba," ucap Okiku.

"Aku ini Anjing, bukan laba-laba. Dasar sialan! Apa kau buta atau semacamnya?" pekik Satori yang kesal karena dirinya disamakan dengan seekor laba-laba.

Namun, begitu terkejutnya makhluk itu ketika menyadari jika gadis itu benar-benar buta. "Ha hahaha! Aku? dikalahkan oleh gadis buta? aku menyukaimu! Jadilah majikan ku!" ucap Satori kepada Okiku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status