Share

Sheila Tidak Enak Badan

Mentari mengintip dari jendela kamar Sheila yang lebar dengan gorden putih.

Gadis mungil itu masih meringkuk dalam selimut tebal. Ia meninggalkan kewajiban sebagai muslim yang mulai rutin ia lakoni. Semua sejak bertemu Aisha. Gadis itu telah menginspirasi banyak perubahan pada diri Sheila dalam semalam.

Pak Rahman dan Makcik Ramlah sudah berada di sisi pembaringan Sheila. Mereka telah berulang kali membangunkannya.

"Apa sih," gerutu Sheila masih dengan netra terpejam.

"Sheila. Kenapa belum bangun? Sheila udah ketinggalan waktu subuh kalau begini. Katanya mau rajin salat. Gimana sih, Sheila!" cecar Mak Cik Limah.

"Sheila juga harus ke kantor," tambah Pak Rahman yang sedang menyingkap gorden kamar Sheila.

"Ahhh, Sheila nggak mau," rajuknya.

"Eh kenapa sih ini." Mak Cik Limah mengerutkan dahi.

"Tadi malam senang. Sekarang berubah. Sheila kenapa, sih?" cecar Makcik Limah.

"Sheila capek." Sheila memeluk selimut tebalnya.

"Kamu harus ke kantor. Nggak ada libur." Pak Rahman bersitegas.

"E
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status