Share

Bab 3 Mas Dimas Keceplosan

Dalam perjalanan pulang, aku masih tidak habis pikir tentang apa yang aku lihat tadi. Tega sekali Mas Dimas, bisa-bisanya main api di belakangku!

Tidak hanya itu, dia juga tega memberi aku nafkah yang tak seberapa ini, sedangkan dengan selingkuhannya dia sangat royal. Dasar suami jahat!

Aku tidak boleh kalah darinya. Oh, bukan! Bukan berarti aku harus selingkuh, tapi aku balas dengan kesuksesanku.

'Aku akan buat kamu menyesal, Mas!'

Dia pikir aku istri bodoh yang nggak bisa sukses? Kita lihat saja!

Aku langsung menghubungi Aina untuk mengambil ruko yang tadi dia tawarkan. Kata Aina, besok sudah bisa masuk karena tadi penghuni ruko itu sudah keluar lebih cepat.

Baguslah. Aku akan menjalankan rencanaku!

***

Dritt

Dritt

Dritt

Gawaiku bunyi. Ternyata mas Dimas yang menelpon.

"Hallo mas, ada apa?" kataku lebih dulu.

"Hallo Nel, hari ini mas lembur, kemungkinan pulang larut atau bisa jadi gak pulang. kamu makan dan tidur sendiri aja ya," kata mas Dimas diujung sana.

lembur? lembur yang dimaksut lembur bareng selingkuhan mu? kamu pikir aku tidakk tahu kelakuan D a j a l mu itu? malas sekali aku menagkapi ucapannya ini, rasanya aku sudah malas dengannya, bukan hanya nafkah bulanan yang pas-pasan saja, tapi kelakuan nya yang tidak beradab itu.

kesalahan lain bisa di ampuni, tapi tidak untuk perselingkuan!, karena perselingkuhan itu tidak dibenarkan.

"Oke." jawabku singkat

"Kok cuma oke, dek? biasanya kamu selalu ngomel kalau mas lembur," hardik mas Dimas, Yang aku pastikan dirinya sedang mengerut kening.

"Kalau aku komentar, larang kamu lembur, emang kamu nurut?" tanya ku.

"Ngak juga sih, soalnya ini penting banget ngak bisa mas tinggalkan nanti bos mas marah, dan mas ngak dapat gaji deh," celutuk Mas Dimas.

Penipu kau mas, pake bawa-bawa nama bos mu segala.

"Yaudah, lanjut aja kerjanya," jawabku sambil menutup telepon.

Biarkan dia ngak pulang agar, aku lebih leluasa membuat kue untuk besok, toh besok juga aku mau membuka tokoh kueku sendiri.

******

Pagi- pagi sekali, seperti biasa aku bangun menyiapkan jualan. Penghasilanku selama jualan kue semakin hari semakin meningkat. Setelah selesai aku melanjutkan aktiviktas sebagaimana mestinya: masak, sapu rumah, ngepel dan nyuci pakaian.

Tiba-tiba aku mendengar bunyi motor mas Dimas di halaman depan.

'Pasti Mas Dimas sudah pulang' batinku.

Ku lirik jam dinding di rumah menunjukan pukul tujuh tiga puluh, ku dengar langka kaki mas Dimas memasuki rumah.

"Dek mas pulang," panggilnya.

Aku berpura-pura tidak mendengarkan, masi malas aku melihat wajahnya.

"Mas udah pulang?" Aku sengaja bertanya saat mas Dimas berada dimeja makan hendak minun air.

"Iya." jawabnya singkat

"Aku pikir gak pulang lagi," sindirku yang masi sibuk masak.

"Apa makustmu?" tanya mas Dimas binggung.

"Gak maksut apa-apa, aku kira mas langsung kantor ngak pulang ke rumah," jelasku.

Mas Dimas hanya mengangguk dengan wajah tidak suka, dan menuju kamar mandi hendak membersikan diri. Aku pikir dirinya peka tapi ternyata tidak.

Beberapa saat setelah itu dia keluar dari kamar mandi dan menuju kamar. Aku masi sibuk di dapur memasak. setelah selesai memasak, aku memanggil suamiku itu untuk sarapan. Walaupun dia begitu tapi tetap aku harus menyiapkan makanan untuknya bagimanapun dia masi status sebagai suamiku.

"Mas makan dulu," Teriak ku dari dapur.

Tidak lama, mas Dimas keluar dari kamar sudah rapi sekali, Seperti mau ke kantor.

"Ngantor mas?" tanya ku dengan raut wajah binggung. Bukanya kalo setiap kali dia lembur di kantor dan pulang pagi, biasanya libur?

"Ya iyalah, pertanyaan macam apa ini." jawabnya sambil duduk dan menyantap sarapan Nasi goreng kesukaaan nya. dulu waktu masi awal- awal pernikahan mas Dimas, paling suka masakan ku ya nasi Goreng ini jadinya setiap pagi dia menyuruku membuat nasi goreng entah itu toping telur, ayam, udang, dll.

"Kan semalam mas udah lembur, masa pagi ini ke Kantor lagi," kataku.

"Lembur apa nya?kerjaan lagi biasa-biasa aja." ucapnya keceplosan tidak sadar dengan apa yang sudah ia katakan.

"Bukanya kemarin malam mas nelpon aku, bilang lembur?" tanya ku penuh selidik.

Rasaiin lu keceplosan kan.

Mas Dimas salah tingkah, wajahnya merah merona.

"Ehh ma- maksut mas, bukan gitu emang kemarin lembur tapi kerjaanya gak terlalu berat,"

Halah, dasar Suami d a j a l! dia pikir aku percaya?

"Kalo lembur, bilang lembur mas jangan berkeliaran cari mangsa." celutuku pelan tapi ku pastikan dia mendengar.

"Apa maksutmu itu Nel ?" tanya nya dengan nada jengkel.

"Ngak." jawabku acuh.

"Kamu pikir aku bohong, ngak lembur? pagi- pagi udah bikin suami ngak mood! aku udah kenyang!" katanya dan berjalan pergi tanpa pamitan kepadaku.

Baiklah, kita lihat saja sampai mana kamu berbohong mas. Aku membereskan meja makan dan bergegas menyiapkan diri ke ruko Aina tak sabar untuk berjualan.

Ting..

pesan masuk diaplikasi hijauku.

[Nela, entar siang kalo ada waktu ke butik ya mbak ada job buat kamu].

pesan dari mbak Fika, pemilik butik tempat biasa aku desainer.

[oke mbak].

Gegas aku meyiapkan diri dan pergi ke ruko dan lanjut ke butik.

*******

B E R S A M B U N G....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status