Share

Bab 7 Pov Dimas

Pov Dimas.

"Selamat ya, semoga langgeng, ini kadonya," ucapan selamat dari wanita yang berbaris bersama rombongan tamu yang lain. Suaranya tidak asing ditelinga ku. Sambil menyerahkan kado amplop coklat, ia membuka kerudung dan kacamata yang tadi digunakannya.

Aku terkejut bukan main. Keringat bercucuran diwajahku.

"Ne.. Nela?" kata ku gugup.

segera kutarik dia kebelakang menanyakan semuanya.

"Dari mana kamu tahu?" tanya ku lagi.

"kenapa mas Kaget?" jawabnya santai.

tentu saja aku kaget, aku tidak pernah membetitahu dia soal ini, bagimana dia bisa tahu?

Amplop yang tadi dibawa nya ternyata surat gugatan cerai. Aku tidak terima jika dia menceraikan ku.

Ibu dan Nela terus bertengkar. Tidak puas - puasnya ibu menghina Nela. Tidak hanya itu, balasan Nela juga sunguh keterlaluan dia menghina ibuku. Nela pun pergi setelah diusir ibu.

Setelah kepergian Nela aku mendengar suara ribut - ribut didepan, ternyata Nela dan Ririn sedang bertengkar hebat.

aku melihat wajah Ririn dicakar Nela.

Tak menerima perlakuan Nela, aku segera menyuruhnya pergi dari sini. Memalukan!!

bukanya pergi, Nela menaiki panggung pelaminan dan berbicara disana mengunakan mic.

"Para tamu sekalian yang terhormat, yang ada diacara mewah dan megah ini, aku mau menyampaikan kalau pria ini, pria yang menikah yang hari ini menikah adalah suami sah saya, sah negara dan sah secara agama! dan sekarng dia menikah dengan wanita ini, wanita yang sesang hamil ini, tanpa ijin dari saya, apalagi, wanita ini hamil diluar nikah dengan suami saya. Apa bedanya sama perempuan murahan diluar sana? miris!"

Semua tamu undangan berbisik- bisik, ada yg geleng kepala, ada yg maki- maki.

"Padahal lebih cantik istri sah."

"Suami Farah ternyta suami orang, Ihh pelakor dong," kata sesorang sambil tertawa.

"Padahal cowoknya jelek banget,"

"Ihh kok Farah bisa gatel gitu,"

umpatan demi umpatan bersahutan dibalakng.

Sunguh ini memalukan. Citraku hancur. Nela benar- benar keterlaluan!

**********

"Kurang ajar kamu sekarng!!! membentak ibu dan juga adik ku, lalu membuat pengakuan seperti tadi!" bentakku kepada Nela, ketika aku sampai di rumah malam itu juga.

Nela yang sedang mengemas pakaiannya seketika menoleh ke arahku.

"Masi mau pulang kamu ternyata?!" balas nya sinis.

"Ini rumah ku, kamu istriku, tidak akan aku menceraikan kamu!" bentak ku lagi.

lagi - lagi Nela menangkapi ucapan ku dengan santay tanpa takut dengan suara bentakan.

"Baiklah, aku akan pergi dari sini, jika kamu tidak meceraikanku! Aku yang akan mengurusnya" Ujar Nela sedikit meninggi.

Dia keluar dari kamar sembari menarik kopernya.

"Mau kemana kamu?" tanya ku dengan suara tinggi.

"Tidak ada urusan dengan mu." ketus nya.

"Aku ngak akan biarkan kamu pergi! tetap disini, karna kamu sudah tahu aku menikah lagi, maka terimalah Farah Sebagai Madu mu," Ucapku.

"Tidak! aku tidak mau! kamu tidak pikir perasaanku mas? hah?! kamu bahkan menanam benih dirahimnya. Sedangkan aku? aku yang sedari dulu ingin punya anak, kamu selalu banyak alasan!" Hardik Nela dengan suara meninggi.

Aku memang belum menginginkan anak dari Nela, karena belum siap. Dan juga aku masi mau bebas. Tapi, entah kenapa aku bisa menghamili Farah. Padahal sudah ku perlakukan Farah seperti Nela juga.

"Ceraikan Dia Dimas!" Tiba - tiba ibu teriak dengan suara tinggi.

"Tapi bu,"

"Tidak ada tapi - tapi, dia wanita tidak berguna, kasar, dan tidak sopan," ucap ibu.

"Sebelum ibu nyuru, aku juga sudah mengguat cerai," hardik Nela.

"Baguslah, kalau kamu tahu diri , bisa apa kamu tanpa anak saya, hah?! kerjanya cuma dirumah saja, dapat uang bulanan dari anak saya!!" pekik ibu sinis.

"Uang bulanan yang gak seberapa itu? dan selalu di rampas ibu dari tangan ku itu! hah?!" ucapan Nela kali ini membuatku binggung.

"Apa maksutmu?" tanya ku.

"Sudah- sudah, pergi kamu dari rumah ini, aku tidak sudi melihat muka kamu. Wanita miskin!!" balas ibu.

"Asal mas tahu, uang bulanan untuk ku di rampas oleh ibu." Tukas Nela.

Ak menatap ibu penuh tanya.

"Jangan percaya dia Dim, ibu ngak rampas ibu minta baik - baik, ibu pinjam untuk bantu keuangan Ririn. Ririn yang waktu itu lagi kesulitan, tapi istri serakah mu ini mala, membentak ibu dan mendorong ibu hingga terjatuh," jelas ibu sambil terisak.

Aku menatap Nela, sungguh keterlaluan sekali dia terhadap ibuku.

"Drama lagi deh, air mata palsu," Sindir Nela membuat darahku mendidih.

Tega sekali dia membuat menangis wanita yang sudah melahirkanku ini.

"Kurang ajar kamu! hari ini juga Aku talak kamu!" bentak ku dengan suara meninggi

"Kata itu yang dari tadi aku ingin dengar," jawab Nela santai, bahkan tidak ada sedikitpun raut wajah ketakutan di wajahnya, apalagi penyesalan.

Nela lalu berlalu pergi dari rumah ini, dan memasuki Mobil yang sedari tadi berada di depan.

Mobil siapa itu? apakah mobil Nela? tidak! dia tidak bisa menyetir. Yang ku lihat dia memasuki jok depan. Kenapa dia tidak menggunakan motor? seketika aku melihat motor nya sudah tidak ada di tempat parkir.

Mungkin saja itu Aina Sahabatnya.

B E R S A M B U N G.....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status