Share

Bab 05. Suami Suami Tersakiti

Yusuf dan Haikal sedang menikmati sarapan pagi yang mereka buat bersama. Mereka saling menertawakan status mereka.

"Sepertinya kita harus buat grup suami suami yang tersakiti deh, jadi nanti anggotanya adalah suami suami yang disakiti istrinya."

"Ustad suka benar deh kalau bercanda."

Mereka tertawa lagi seperti sudah melupakan semua masalah mereka.

"Kenapa ustad tidak menikah lagi?"

"Yang satu aja belum selesai, masa nambah masalah lagi, lagi pula siapa yang mau pada laki laki miskin sepertiku."

"Ustad masih lebih beruntung. Lah saya, sudah di gugat cerai, di usir pula jadi sempurna sudah penderitaan ku."

Mereka saling menertawakan keadaan masing masing lagi.

"Jadi temanmu sudah membalas pesan mu?"

"Iya ustad, nanti dia jemput kesini dan untuk sementara tinggal di rumahnya dulu sambil nyari kerja."

"Padahal kau bisa tinggal disini, sampai mendapatkan kerja."

"Tidak enak sama ustad takutnya merepotkan."

"Saya malah senang ada teman ngobrol, sudah lama tidak punya teman untuk berbagi cerita, lagi pula status kita sama jadi nyambung aja."

"Nanti saya akan sering sering kesini kalau ustad tidak keberatan."

"Pintu rumah ini selalu terbuka untukmu, atau siapapun yang memang memerlukan bantuan."

Yusuf mendengar suara motor dari halaman depan, dia bergegas untuk melihat dan benar saja, Surya temannya sudah datang.

Surya segera memberi salam dan dijawab salam oleh Yusuf dan Haikal. Surya dan Yusuf segera saling merangkul. Mereka teman lama berasal dari kampung yang sama.

"Lama juga kita bertemu lagi." Yusuf melepaskan rangkulannya pada Surya.

"Ini ustad Haikal yang sudah menolongku."

Surya dan Haikal saling menyalami dan menyebutkan nama masing masing.

"Mau sarapan dulu?" Yusuf menawarkan pada Surya.

"Boleh deh."

"Padahal cuma bercanda loh."

Surya memukul lengan Yusuf.

"Ayo sarapan dulu aja." Haikal mempersilahkan Surya untuk masuk.

Surya kemudian sarapan dengan lahap dan itu membuat Yusuf dan Haikal saling berpandangan.

"Jangan bilang kau juga sedang bermasalah dengan istrimu?"

"Kok tau sih? Istriku lagi rewel, biasalah tanggal tua keuangan seret."

Yusuf dan Haikal tersenyum karena punya pemikiran yang sama.

"Sepertinya anggota grup nambah lagi."

"Grup apa? Surya yang masih sarapan menatap Yusuf dan Haikal yang sudah menertawakannya.

"Grup suami suami yang tersakiti."

"Cocok." Kata Surya menimpali membuat suasana makin ramai.

"Aku duda, ustad Haikal duda dan kau sebentar lagi duda."

"Amit amit, walau sering bertengkar tapi aku masih mencintai istriku walaupun jutek dan bikin kesal." Surya membela diri.

Yusuf dan Surya akhirnya berpamitan pada Haikal dan berjanji akan sering mengunjunginya. Haikal menatap kepergian dua teman barunya yang sudah memberi warna baru dalam kehidupannya, setidaknya kini dia tau kalau bukan hanya dirinya suami yang tidak beruntung dalam urusan rumah tangga tapi masih banyak suami suami yang tersakiti oleh kelakuan istri.

Mereka tiba di rumah Surya. Yusuf yang baru pertama kali mengunjungi Surya memperhatikan rumah milik surya yang cukup sederhana dan terbilang jauh dari kesan mewah.

"Maaf bro rumahnya hanya seperti ini jadi sangat berbeda dengan rumahmu yang dulu."

"Kau masih mendingan punya rumah sedangkan aku setelah diusir jadi gembel dan terlunta-lunta."

"Tapi kau harus siap mental jika berbicara dengan istriku yang mood-nya sedang jelek, jadi bisa saja dia mengatakan yang tidak-tidak padamu."

"Santai saja bro, kalau soal kata-kata menyakitkan sih aku sudah terbiasa apa yang paling menyakitkan selain dituduh oleh istri sendiri dengan kata-kata kasar yang luar biasa menyakitkan."

"Sabar bro, aku tidak percaya dengan semua yang dituduhkan padamu, kita satu kampung dan aku tahu karaktermu dari dulu kau orang baik dan jujur jadi tidak mungkin melakukan kejahatan seperti itu."

"Aku serahkan semuanya pada Allah subhanahu w* ta'ala saja dia pasti akan menunjukkan jalan kebenaran."

Pintu rumah Surya terbuka dan seorang wanita yang cukup cantik muncul dan menampakan wajah masam pada keduanya.

"Kau dari mana mengapa baru pulang jam segini?"

"Aku baru pulang kerja sayang, semalam lembur dan pagi ini aku menjemput temanku dulu."

Pandangan Erni, istri Surya beralih kepada Yusuf, dia memandangi Yusuf dari ujung rambut sampai ujung kaki membuat Yusuf sedikit kikuk.

"Siapa dia dan mau apa dia di sini?" Erni bertanya dengan ketus tanpa mempedulikan perasaan Surya dan Yusuf.

"Namanya Yusuf dia satu kampung dengan Abang dan saat ini sedang dalam kesusahan jadi untuk sementara dia akan tinggal di sini."

"Apa tinggal di sini? Mas, kehidupan kita saja sudah susah sekarang ditambah satu orang lagi, kau ini bagaimana sih, aku saja tidak bisa kau bahagiakan sekarang kau malah menyuruh orang lain untuk tinggal di rumah ini."

"Hanya sementara sayang, Yusuf akan ikut mencari kerja besok dengan mas, dan semoga saja besok sudah keterima."

"Iya Mbak Erni, saya tidak akan lama tinggal di sini kok kalau besok sudah dapat kerja maka saya akan cari rumah kost sendiri."

"Baguslah kalau begitu, kau harus sadar Surya, temanmu ini bukan orang kaya, jadi tidak bisa sembarangan menyuruh orang tinggal di sini."

Kata-kata Erni begitu pedas sehingga membuat Surya merasa sangat malu pada Yusuf. Surya tidak menyangka istrinya akan berkata setega itu pada temannya.

"Kalau dia mau menginap di sini suruh bersihkan kamar tamu itu karena aku sedang malas untuk melakukan pekerjaan rumah." Kata Erni melangkah masuk tanpa perduli lagi dengan Surya dan Yusuf.

Surya hanya menunduk karena merasa sangat malu dengan perlakuan istrinya.

"Maafkan aku bro, kau sampai harus mendengar kata-kata istriku yang tidak manusiawi."

"Santai saja aku tidak apa-apa, mendengar lebih dari ini juga tidak akan membuatku sedih."

"Tetap saja aku merasa bersalah padamu."

"Justru sekarang aku membayangkan bagaimana hari hari mu selama ini, pasti kau selalu tertekan dengan kondisi istrimu yang seperti itu."

"Begitulah keadaanku makanya aku lebih memilih lebih banyak lembur daripada pulang ke rumah dan mendengar omelan Erni yang terkadang tidak masuk akal dan membuat kepalaku mau meledak."

Yusuf hanya terdiam mendengar kata-kata Surya, sekarang dia baru tahu kalau selama ini sahabatnya pun juga tersiksa dan tersakiti oleh kelakuan istrinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status