Yusuf dan Bella sudah bersiap untuk ke kantor.
"Pokoknya di kantor kamu tidak boleh banyak bergerak yang tidak penting. Kalau mau apapun bilang sama mas."
"Iya mas."
Yusuf sudah beberapa kali mengatakan itu pada Bella padahal mereka belum juga berangkat dan itu sedikit membuat Bella sewot.
"Mas sadar sudah berapa kali mengatakan hal yang sama?"
"Berapa kali pun itu mas tidak peduli karena mas sangat menyayangimu dan tidak ingin terjadi apapun padamu dan calon anak kita."
Yusuf masih akan terus berbicara kalau saja Bella tidak segera mengecup pipinya.
"Iya aku akan mendengarkan semua kata kata mas."
Yusuf akhirnya tidak berbicara lagi setelah kecupan di pipinya itu. Bella tersenyum melihat suaminya yang akhirnya diam.
Mereka bergegas keluar dari kamar dan bertemu dengan Bryan yang juga sudah bersiap ke sekolah.
"Bagaimana kabar adik Bryan didalam sini." Ucapnya sambil menyentuh perut Bella.
Tingka
Haikal melihat sebuah mobil mewah masuk dan parkir dihalaman mesjid. Dia lebih terkejut lagi saat melihat yang datang adalah ibu Jelita.Bergegas Haikal mendekat dan menyapa."Assalamualaikum, Selamat datang ibu Jelita!"Jelita hanya tersenyum mendengar sapaan Haikal yang masih menyebutnya ibu Jelita."Selamat siang." Jelita akhirnya menjawab juga. "Bagaimana pembangunan mesjid ini? Apa ada kendala?" Tanya Jelita selanjutnya."Semuanya lancar Bu, sekali lagi saya mewakili seluruh panitia mesjid ini mengucapkan terima kasih untuk ibu Jelita atas semua dukungannya selama ini.""Sama sama! Saya hanya melaksanakan amanat papa yang ingin agar mesjid ini dibangun dan baru kali ini bisa menyempatkan diri untuk melihat secara langsung.""Kalau begitu ibu Jelita ikut saya dan akan saya tunjukkan proses pembangunan mesjid ini.""Boleh, sekalian saya juga ingin membuktikan laporan yang disampaikan Bondan selama ini.""Tapi ibu haru
Beberapa jam sebelumnya.Surya segera membuka pintu mobil untuk Bryan saat mereka sudah sampai dihalaman sekolah."Mas bos setelah ini om akan ke butik nona Cleo dulu karena permintaan Bu bos!""Wah om Surya makin dekat saja sama Tante Cleo.""Mas bos ada ada saja! Ini juga karena di suruh oleh Bu bos, kalau tidak mana mungkin om berani bertemu nona Cleo.""Tapi Tante Cleo sering melihat om Surya diam diam. Waktu di restoran, waktu memperbaiki mobilnya dan saat mengantarnya.""Mas bos mungkin salah lihat! Sudahlah mas bos, sekarang masuk sekolah dan belajar yang rajin dan semangat supaya nanti bisa jadi orang yang sukses dan membuat bangga pak bos dan Bu bos dan tentunya juga om Surya yang sudah jadi supir mas bos selama ini.""Baiklah om, tapi kalau butuh bantuan ku untuk mendekati Tante Cleo, bilang saja padaku!"'Ihh anak ini, bisa bisanya punya pikiran seperti ini, mana mungkin seorang seperti nona Cleo mau sama laki laki t
Pintu ruangan Cleo dibuka oleh seseorang dan orang itu adalah Bram."Maaf mbak Cleo! Laki laki ini memaksa masuk dan mengancam akan merusak barang barang butik!Nina segera menjelaskan situasi yang sedang terjadi diluar."Tidak apa apa Nina! Biar ini menjadi urusanku! Suruh saja security berjaga didepan siapa tahu aku membutuhkannya untuk menyeret laki laki tidak tahu malu ini. " Ucap Cleo ketus bercampur geram menatap Bram."Baik mbak!"Nina bergegas melakukan yang diperintahkan Cleo."Apa maksudmu seperti itu? Kau ingin mengusirku paksa!""Iya karena kau sangat mengganggu ketenangan tempat ini.""Karena kau sedang berduaan dengan laki laki miskin ini sehingga kau berkata kasar padaku!"Surya langsung terusik mendengar kata kata hinaan untuknya itu tapi masih mencoba ditahannya karena ingin tahu siapa laki laki kurang ajar ini."Untuk apa lagi kau datang ketempat ini! Kita tidak punya hubungan apapun sejak bebera
Haikal baru saja menyelesaikan shalat berjamaah dan bermaksud untuk beristirahat sejenak sebelum memantau kembali proses pembangunan mesjid seperti yang diminta oleh Jelita. Ibu Jelita memang memintanya memantau dan mengirimkan laporan setiap perkembangan pembangunan mesjid itu. Haikal baru saja memejamkan mata saat pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Hati Haikal sebenarnya sedikit dongkol karena dia hampir saja tertidur tapi karena ketukan pintu itu membuat rasa kantuknya seolah terbang entah kemana. Haikal kembali memakai pakaian muslimnya dan merapikan dirinya sebelum beranjak untuk membuka pintu. Pintu terbuka dan Haikal langsung terkejut melihat seseorang yang berdiri didepan pintu. "Lila!" Seseorang itu memang Lila tapi seperti sedang menyamar karena tidak berpakaian tidak seperti sebelumnya saat datang bersama suaminya. Haikal tahu kalau itu agar tidak membuat orang orang curiga. "Apa kabar mas?" Sebuah sapaan yang te
Yusuf sengaja memarkir mobilnya diluar pekarangan rumah karena tidak ingin membuat Selia, istrinya curiga dan tau kepulangannya. Sudah beberapa hari ini Yusuf curiga telah terjadi sesuatu dengan Selia. Awalnya Yusuf menganggap hal itu biasa saja tapi melihat sikap Selia yang semakin mengacuhkannya membuat dirinya bertanya tanya apa yang sudah terjadi. Kecurigaan Yusuf semakin kuat setelah beberapa kali memergoki Selia berbicara sembunyi sembunyi dengan seseorang di telpon dan ketika bertanya Selia justru marah dan mengatakan itu bukan urusannya. Yusuf melihat sebuah mobil lain yang sedang terparkir di garasi. "Siapa yang mengunjungi, Selia?" Yusuf mendengungkan pertanyaan itu dalam hati. Yusuf bergegas masuk dan tidak menemukan siapapun di ruang tamu. Yusuf langsung terkejut saat mendengar suara suara yang mencurigakan dari kamarnya yang ada dilantai dua. Pikiran pikiran buruk mulai menguasai kepalanya tentang apa yang dilakukan oleh Selia dikamar pribadi mereka dengan seorang lak
Yusuf perlahan mengambil map yang berserakan dilantai dan melihat isinya. Yusuf terkejut dan menggeleng tidak percaya dengan apa yang terlihat didalam map itu. "Apa ini?" "Seharusnya aku yang bertanya mengapa mas tega melakukan perbuatan ini padahal selama ini aku sudah percaya sepenuhnya dengan mas Yusuf, tapi ternyata mas menyalahgunakan kepercayaan ku dan ingin mengambil semua harta warisan ku." "Aku tidak tahu menahu tentang soal ini, mas sama sekali tidak pernah membuat surat ini, ini fitnah, Selia." "Apanya yang fitnah jelas jelas di surat itu tertulis nama dan ada tanda tangan mas jadi tidak perlu mengelak lagi." "Pak Ferdi, tolong jelaskan ini, Pak Ferdi tahu semua yang sudah terjadi kalau saya tidak pernah melakukan apapun." "Maaf Yusuf kali ini saya tidak bisa membantumu, aku tidak mau membohongi Selia. Selia ini adalah istri yang baik yang harusnya kau lindungi tapi kau suami yang jahat dan punya niat ingin menguasai semua harta kekayaan Selia." "Kebohongan apalagi ya
Yusuf hanya menggeleng mendengar kata-kata istrinya yang sama sekali tidak lagi mempercayainya. Selia dan Ferdi memilih untuk turun ke lantai bawah dan menunggu Yusuf yang sedang mengemasi barang-barangnya. Yusuf kemudian memasukkan beberapa potong bajunya ke dalam koper, dia menatap foto pernikahan yang ada di meja diambilnya foto itu kemudian di dekap nya. "Mas sangat mencintaimu dan selalu akan mencintaimu tak peduli berapapun rasa sakit yang kau berikan kepada mas." Bisik hati Yusuf dengan kesedihan yang sangat mendalam. Yusuf memasukkan foto pernikahan itu ke dalam kopernya dia sama sekali tidak mengambil barang-barang apapun milik Selia karena dia tau itu bukan barang barangnya. Jam tangan yang dipakainya pun dilepas dan di taruh nya dimeja karena itu hadiah ulang tahun yang diberikan oleh Selia. Mengingat itu saja sudah membuat air mata Yusuf tidak berhenti mengalir. Yusuf melihat lagi kamar yang sudah ditempatinya selama lima tahun bersama Selia. Banyak hal yang sudah terj
Yusuf kemudian melaksanakan salat ashar dengan khusuk. Segala rasa sedih, galau dan sakit hatinya di tumpahkan di dalam doanya, air matanya sampai tidak tertahan setiap kali dia memanjatkan doa dan meminta pertolongan atas nasib yang sudah menimpanya. "Ya Allah ampuni hamba mu ini, hamba hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Hamba memohon pertolonganmu ya Allah, saat ini hamba sedang dalam fitnah orang lain, bantulah hamba untuk mencari kebenaran dan membersihkan nama baik hamba. Ya Allah ya Robbi bila memang garis jodoh dengan istri hamba sudah putus, hamba rela dan ikhlas menerima semua takdirmu." Yusuf berdoa begitu khusu sampai tidak sadar kalau seseorang sudah duduk di dekatnya dan memperhatikan sejak dia mulai berdoa. Orang itu tampak ikut prihatin melihat keadaan Yusuf. "Sepertinya kau sedang dalam masalah besar." kata orang itu membuat Yusuf segera menoleh dan melihatnya. "Maaf pak ustad saya tidak sadar kalau pak ustad ada disini." "Sepertinya kau orang