Share

BAB 12 Uang raib, penagih hutang datang

"Lu, jangan dulu putusin tu cewek. Lu pura-pura maafin dia. Terus lu bujuk tu cewek, biar dia membujuk si selingkuhannya itu untuk tidak berani melaporkan lu ke polisi. Laki-laki mah, pasti tunduk pada cewek dah!" tutur si Angga panjang lebar.

"Oke ide bagus tuh, gue telepon sekarang?"

"Terserah lu, mau sekarang apa mau besok kek?"

"Sekarang, keburu gue dilaporin."

Aku mencoba menghidupkan kembali data, lalu menelepon Nina. Panggilan tersambung, langsung dia menjawab teleponku.

"Halo, Nin? Aku sudah memaafkan kamu," ucapku, tanpa basa-basi.

"Makasih, ya sayang. Aku cinta banget sama kamu."

Si Angga malah ketawa mendengar percakapan kami berdua.

"Tapi, kita harus bertemu, Nin."

"Dimana?"

"Di rumah aku, sekarang. Gimana? Ada yang perlu aku bicarakan sama kamu, penting!"

"Ya sudah, kita bertemu."

"Gak papa gak aku jemput? Kamu masih ingat kan, rumah aku?"

"Aku ke sana naik taksi online saja. Iya aku masih ingat kok, yang."

"Oke, kalau begitu aku tunggu ya, sayang."

Tut! Pangg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status