Share

BAB 10 Pacar mata duitan

Hujan begitu deras saat aku sudah sampai di halaman rumah. Buru-buru memasuki rumah, pasti akan banyak yang bocor, aku mengambil ember-ember yang berada di kamar mandi untuk menampung air yang menetes dari langit-langit rumah.

"Yap! Beres deh, tinggal bersantai ria." Aku bergumam sendiri.

Oh iya aku lupa. Aku harus chat Nina, dia sudah sampai apa belum ya.

(yang, gimana kamu sudah sampai belum?)

Dua centang biru, pesanku langsung dibacanya.

(Sudah, sayang. Aku sudah sampai di rumah)

(Baiklah, selamat istirahat sayangku)

Baru sadar, kalau aku sekarang sudah menjadi duda, berasa masih ABG aja. Hahaha. Gak papa lah, duda-duda juga keren aku.

Ting! Satu pesan baru masuk lagi.

(Yang, boleh minta transfer gak?)

Apa? Gak salah nih. Nina, baru aja aku traktir udah minta di transfer. Buat apa, coba?

(Buat apa, yang?)

(Ih, ayang. Emangnya aku gak boleh ya minta uang sama pacar aku sendiri?)

(Iya, boleh sayang. Maksudnya berapa yang kamu minta?)

(Gak banyak kok, cuma lima juta saja)

H
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status