Dusun Sentani merupakan dusun terpencil yang terletak di ujung wilayah yang berbatasan dengan hutan yang lebat dan luas. Dusun ini jarang dikunjungi pendatang dari luar kota karena letaknya yang sangat jauh dari desa ataupun kota terdekat. Pendatang dari luar kota yang datang ke dusun ini biasanya bukan berkunjung ke dusun ini untuk menetap atau berjalan-jalan menikmati keindahan dusun ini, melainkan menuju hutan yang terletak di ujung Dusun Sentani.Sebenarnya pemandangan di dusun ini cukup indah dengan pematang sawah yang bertebaran di sisi kiri dan kanan jalan masuk ke dusun ini. Pepohonan juga tampak asri dengan dedaunan hijau yang sangat menyejukkan mata. pegunungan yang tampak di kejauhan menambah indahnya panorama di dusun ini.Selain warga dusun, hanya segelintir orang yang mengetahui sejarah Dusun Sentani. Dusun ini tadinya merupakan hutan rimba yang ditebang pepohonannya untuk dijadikan persawahan. Hutan di belakang dusun tidak pernah lagi dimasuki oleh warga dusun karena me
Rumah Kosong di Dusun Sentani menjadi salah satu rumah yang ditakuti oleh warga dusun karena cerita yang beredar selalu menyeramkan mengenai rumah yang sudah tidak berpenghuni ini. Namun uniknya masih ada rumah yang berpenghuni yang berada di dekat Ruamah Kosong ini yang masih terawat rapi.Rumah ini menjadi satu-satunya rumah yang berpenghuni di dekat ujung dusun karena selain rumah kosong yang dikenal angker, tidak ada lagi tetangga di sekeliling rumah itu. Mungkin juga karena keangkeran cerita rumah kosong ini membuat warga dusun ini tidak berani tinggal di sekitarnya dan memilih tinggal di dekat pusat dusun saja biar lebih aman dari gangguan hal-hal yang berbau spiritual.Rumah besar ini ternyata hanya dihuni satu orang saja yaitu seorang wanita setengah baya bernama Ningsih yang juga merupakan penduduk asli dusun ini. Rumah yang ditempatinya pun merupakan rumah warisan dari pendahulunya yang sudah dia perbaiki menjadi rumah yang lebih besar dan kuat. Hanya 2 rumah ini yang terbua
Hutan yang terletak di ujung Dusun Sentani ini ternyata menyimpan kisah misteri yang menyangkut leluhur yang pernah tinggal di dalam hutan yang kini menjadi tempat ritual untuk orang-orang yang berdatangan dari luar kota yang mencari kekayaan dan kemasyuran.Konon di dalam hutan ini tinggal siluman cantik yang bisa mengabulkan semua keinginan pemujanya yang menyediakan segala macam syarat yang diminta olehnya. Berbeda dengan tempat ritual lainnya, di hutan ini tinggal siluman harimau putih yang akan berubah menjadi gadis yang sangat cantik jika berjumpa dengan orang yang akan melakukan ritual di hutan.Leluhur Dusun Sentani pernah melakukan kesalahan dengan sembarangan menebang dan membakar hutan yang menjadi tempat tinggal siluman harimau putih ini sehingga mereka harus menuruti setiap keinginan siluman ini jika tidak ingin celaka sampai kepada keturunannya. Itulah yang membuat Hutan ini terkutuk dan tidak pernah dimasuki keturunan leluhur-leluhur yang pernah mengikrarkan janji kepad
Pada pagi yang cerah tampak seorang gadis muda memasuki Dusun Sentani dengan berjalan kaki sementara di belakang gadis ini tampak satu mobil sedan mewah mengikutinya dengan perlahan-lahan.Gadis ini tenang saja berjalan di jalanan dusun yang agak becek karena hujan sebelumnya sementara gaunnya mulai basah dan kotor terkena genangan air. Tapi tidak seperti gadis kota lainnya, dia tidak peduli dan dengan santai meneruskan perjalanannya. Gadis ini malah asyik tertawa riang berlari menghindari genangan air yang bercampur lumpur ini.“Carla, ayo masuk mobil saja..Becek banget tuh jalanan..”, teriak pemuda yang mengendarai sedan mewah ini tidak sabar mengikuti langkah gadis yang bernama Carla ini“Aku kan tidak memaksamu untuk ikut ke kampung halamanku. Kamu saja yang memaksa mengantarkan aku ke Dusun Sentani ini”, kata Carla sambil sesekali melompati genangan air“Lagian kamu kan sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dusun ini. Kenapa juga kamu harus pulang kampung La”, tanya pemuda ini la
Warung Bu Siti merupakan satu-satunya warung makan yang berada di Dusun Sentani. Warung ini sudah ada sejak Carla masih kecil. Dia sering bermain di warung ini saat mamanya pergi entah kemana, dan selalu dikasih makan sama Bu Siti si pemilik warung makan ini. Warung yang dahulu hanya gubuk reyot kini tampak mulai bagus terbuat dari papan kayu dan atap seng.“Kamu mau makan Ren? Cobain gulai ikan Bu Siti, enak banget tahu!”, kata Carla saat mereka turun dari mobil menuju warung“Boleh kalau memang enak. Aku sudah lama tidak mencoba makan makanan rumah kayak begini”, ujar Rendy“Adik-adik ini mau makan?”, tanya seorang wanita yang sudah cukup tua menyambut mereka“Bu Siti..!”, teriak CarlaWanita yang dipanggil Bu siti tampak sangat terkejut melihat munculnya Carla, Namun bukan rasa terkejut gembira yang dilihat Carla melainkan rasa khawatir karena wajah Bu Siti langsung pucat pasi.“Kenapa kamu kembali lagi ke Dusun Sentani ini Carla? Apa mamamu tahu kamu datang ke sini?”, tanya Bu Sit
Rendy yang mengendarai mobil sedannya menuju ke arah warung Bu Siti melewati jalanan yang sangat gelap sekali. Sesekali dia memainkan lampu mobilnya dengan menyalakan dan mematikan berulang-ulang kali. Hal ini dia lakukan sebagai permintaan ijin jalan kepada makhluk-makhluk tak kasat mata agar menyingkir dari jalanan. Walaupun dia tadi seperti tidak mau mendengar penjelasan Jajang tapi saran Jajang ini diturutinya juga.Kalau kata Jajang tadi, dengan mematikan dan menyalakan lampu mobil berulang kali ini membuat perjalanan aman dalam kegelapan tengah malam. Jadi itu yang sekarang dilakukan Rendy sambil mobilnya melaju menuju ke pusat dusun. Sesekali dia membunyikan klakson mobil juga untuk memberi peringatan kepada setan atau hantu penunggu jalan agar tidak tertabrak olehnya. Itu juga saran Jajang yang diturutinya.“Kenapa aku tidak menuruti saran dari Jajang tadi ya? Seharusnya aku di rumahnya saja tadi bersama Carla”, pikir Rendy menyesali keputusannyaRendy bukanlah orang yang gamp
Langkah kaki Rendy terseok-seok menyusuri jalanan dusun yang berlumpur dan basah tergenang air hujan yang turun sebelumnya. Dia merasa masih ada sesuatu yang bergelantungan di kakinya membuatnya sulit melangkah, tapi dia tidak bisa melihatnya saat ini. Satu-satunya penerangan yang ada di ponselnya juga juga sudah tidak bisa diharapkan lagi karena baterai ponselnya habis.Sejauh matanya memandang tidak terlihat sama sekali penerangan yang diharapkannya yang akan menunjukkan kalau dia sudah sampai di perkampungan yang ramai penduduk. Hanya kegelapan yang membuatnya makin sulit melangkah. Rasa letih sudah menyerang tubuhnya, namun Rendy tidak mau menyerah oleh keangkeran dusun ini. Hanya saja rasa penyesalan tidak menuruti perkataan Jajang membuatnya menderita sepanjang malam di dusun ini. Seandainya dia masih berada di rumah Jajang, tentu dia tidak akan mengalami kejadian aneh seperti ini.“Kenapa tidak ada sama sekali kehidupan di dusun ini ya?”, pikirnya. “Apa sebenarnya yang seperti
Carla yang masih bersama Jajang tetap setia menunggu kedatangan Rendy yang hendak membeli sedikit makanan untuknya, namun setelah ditunggu berjam-jam, pacarnya ini belum kembali juga.Tidak terlihat lampu mobil yang mendekati rumah Jajang. Hanya kegelapan malam yang dilihatnya di jalanan dusun ini.“Apa yang sebenarnya terjadi pada Rendy ya? Jajang bisa tidak pergi periksa keadaan Rendy?’, pinta Carla“Kalau itu Jajang tidak berani..Kan Jajang tadi sudah larang Mas Rendy pergi malam-malam ke pusat dusun, tapi Mas Rendy bandel..”, ujar Jajang“Tapi benaran kata kamu kalau di jalanan dusun ini banyak hantu jalanan kalau malam hari?”, tanya Carla“Benar atuh Carla..Masa Carla tidak percaya sama Jajang!”, kata Jajang sambil merenggut“Bukan begitu Jang..Aku cemas karena Rendy belum balik juga dari tadi. Padahal kalau pakai mobil kan sebentar saja menuju Warung Bu Siti”, jelas Carla“Jajang punya makanan tidak? Aku lapar juga nih..Tadi tidak sempat makan di Warung Bu Siti karena sifatnya ya