Share

Kisah Ningsih

Rumah Kosong di Dusun Sentani menjadi salah satu rumah yang ditakuti oleh warga dusun karena cerita yang beredar selalu menyeramkan mengenai rumah yang sudah tidak berpenghuni ini. Namun uniknya masih ada rumah yang berpenghuni yang berada di dekat Ruamah Kosong ini yang masih terawat rapi.

Rumah ini menjadi satu-satunya rumah yang berpenghuni di dekat ujung dusun karena selain rumah kosong yang dikenal angker, tidak ada lagi tetangga di sekeliling rumah itu. Mungkin juga karena keangkeran cerita rumah kosong ini membuat warga dusun ini tidak berani tinggal di sekitarnya dan memilih tinggal di dekat pusat dusun saja biar lebih aman dari gangguan hal-hal yang berbau spiritual.

Rumah besar ini ternyata hanya dihuni satu orang saja yaitu seorang wanita setengah baya bernama Ningsih yang juga merupakan penduduk asli dusun ini. Rumah yang ditempatinya pun merupakan rumah warisan dari pendahulunya yang sudah dia perbaiki menjadi rumah yang lebih besar dan kuat. Hanya 2 rumah ini yang terbuat dari bangunan beton yang kuat, sangat bertolak belakang dengan rumah-rumah penduduk yang hanya terbuat dari kayu saja.

Sepeninggal suaminya, Ningsih tinggal sendirian di rumah ini. Anak-anaknya juga tidak pernah kelihatan mengunjunginya. Entah konflik keluarga apa yang menyertai kehidupan mereka di masa lalu sehingga di masa tuanya Ningsih harus tinggal sendirian di dusun ini.

Sudah puluhan tahun Ningsih mendengar cerita yang beredar mengenai Rumah Kosong di sebelahnya tapi dia tidak menjumpai kebenaran cerita-cerita seram yang beredar dari mulut ke mulut itu. Selama tinggal di rumahnya tidak pernah sekalipun dia diganggu oleh suara-suara maupun penampakan yang katanya berasal dari rumah kosong di sebelahnya.

Semua terasa normal-normal saja hingga beberapa hari belakangan ini Ningsih sering mendengar percakapan di malam hari yang berasal dari Rumah Kosong ini. Apa rumah kosong ini sudah ada penghuninya ya?. Begitu pikiran Ningsih yang kemudian memberanikan diri keluar melihat ke arah rumah kosong yang gelap gulita ini. Tapi suara-suara yang dia dengar kemudian menghilang. Hanya terdengar suara angin malam dan binatang malam yang meramaikan sunyinya malam di ujung dusun ini.

Ningsih yang kemudian kembali masuk ke rumahnya mendengar lagi suara percakapan beberapa orang yang dia yakin berasal dari rumah kosong. Suara-suara yang semula terdengar seperti orang yang sedang berbicara itu berubah menjadi suara desahan yang hampir mirip bisikan. Suara inilah yang sangat mengganggu pikiran Ningsih.

Wanita ini berusaha mengabaikan suara-suara ini yang dia khawatirkan hanya ada di pikirannya saja. Tidak mungkin rumah kosong yang yang tidak berpenghuni itu yang membuat suara-suara gaduh ini. Semakin lama suara ini makin membuat kepalanya sakit dan merasa depresi.

Ningsih kemudian melaporkan kejadian ini ke kepala dusun yang langsung menanggapi serius laporannya. Wanita ini khawatir suara-suara gaduh ini diciptakan seseorang untuk membuatnya tidak betah dan pergi meninggalkan rumah peninggalan almarhum suaminya ini.

Bukan hal yang mustahil jika Ningsih beranggapan seperti itu. Sejak 2 minggu lalu sebelum dia pertama kali mendengar suara-suara aneh ini, ada tawaran dari pengusaha luar daerah yang sangat berminat untuk membeli kediamannya. Walaupun sudah ditolak berkali-kali mereka tetap datang berusaha membujuk dirinya sehingga akhirnya Ningsih mengusir mereka dengan amarah yang besar. Hanya di rumah ini dia merasa aman merasakan kehadiran almarhum suaminya sehingga dia memilih bertahan di rumahnya yang sekarang. Dia juga tidak tahu maksud pengusaha ini ingin membeli rumahnya ini. Mungkin untuk tempat persinggahan saat mereka pergi ke hutan di ujung rumah ini untuk melakukan ritual kekayaan atau memang ada hal khusus yang tidak diketahui Ningsih mengenai rumah ini yang membuat pengusaha itu tertarik membelinya.

Beberapa warga yang berani menawarkan diri memasuki rumah kosong ini atas ijin kepala dusun untuk menemukan rekaman atau audio yang dipasang di rumah kosong ini yang menyala di malam hari yang diduga mengganggu ketenangan Ningsih. Tapi mereka tidak menemukan tanda-tanda ada orang yang masuk ke dalam rumah kosong ini karena lantainya sangat berdebu dan tidak ada jejak kaki siapapun di rumah ini.

Warga Dusun Sentani lambat laun sudah lupa dengan masalah Ningsih karena menganggap mungkin wanita ini memang mengalami halusinasi karena rindu dengan almarhum suaminya. Hingga pada suatu pagi seorang warga dusun menemukan wanita yang posisinya terga**ung di pohon besar rumah kosong ini. Setelah penduduk dusun beramai-ramai menurunkannya ternyata sosok yang terga**ung itu adalah Ningsih, wanita yang pernah mereka anggap mengalami halusinasi.

Kepala dusun segera menyarankan menutupi wajah Ningsih dengan kain karena wajahnya terlihat agak mengerikan dengan mata yang melotot seakan melihat sesuatu yang sangat menakutkan dirinya sebelum ajal menjemputnya.

Kejadian ini kemudian menggemparkan Dusun Sentani yang tenang itu. Sejak kejadian itu banyak warga dusun yang mengakui melihat Hantu Ningsih yang berkeliaran di Rumah Kosong itu. Kadang mereka melihatnya juga di rumah bekas tempat tinggal Ningsih.

Cerita beredar dari mulut ke mulut ini membuat rumah kosong ini semakin mengerikan untuk warga dusun, apalagi sekarang rumah di sebelahnya juga sudah tidak berpenghuni. Jalanan di sekitar rumah kosong ini menjadi gelap dan sangat menyeramkan jika malam tiba. Tidak ada seorangpun warga dusun ini yang berani lagi melewati rumah kosong ini baik di siang hari maupun malam hari.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status