RENOIR

RENOIR

By:  niandez  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
43 ratings
31Chapters
6.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Banyak trauma yang dialami Renoir di masa muda, semuanya bersumber dari sang ayah. Penderitaan kian bertambah tatkala ibunya meninggal, tidak ada lagi cinta sebesar semesta yang ia terima. Kendati ada seorang gadis berharga bernama Natalia, namun kekasih sejatinya hanyalah sang ibunda. Pemuda polos berubah menjadi bebas dan beringas. Semua untuk melampiaskan keresahan dalam dirinya. Saat Renoir hampir kehilangan kendali dan hidupnya, Natalia memberi pelajaran berharga dan menuntunnya kembali ke jalan yang benar. Tidak ada pertolongan berharga selain itu. Ketika harapan Renoir membumbung tinggi terhadap sang gadis, keadaan tiba-tiba berubah. Garis hidup mereka memaksa keduanya untuk berpisah karena tujuan hidup mereka saling bertolak belakang. Akankah Renoir kembali menemukan titik bahagia? Cover from unsplash Edit by Canva Follow ig: niandez.novel

View More
RENOIR Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-02 13:22:23
0
user avatar
Thalia Rizki Agustin
Paradise city dikenal sebagai perusahaan terkenal di Korea mempunyai hotel dan resort. Bukankah dia sedang menceritakan Diamond Group? hahaha hanya kebetulan paling ...
2021-10-15 08:36:01
2
user avatar
Thalia Rizki Agustin
autor pasti tau kejadian yang ramai saat ini. iyaa, Tae pergi ke pagelaran seni yang katanya bertemu dgn Perusahaan besar di Korea Selatan dan bergerak di bidang hotel serta resort yg di kenal Paradise City. tunggu dulu! Paradise?? Nirvana?? Heaven? apakah ini semua kebetulan?
2021-10-15 08:33:32
1
user avatar
Thalia Rizki Agustin
aku tidak percaya jika kau benar melanjutkan cerita BL dengan judul Renoir ini. aku rasa ini akan jadi novel favorit ku
2021-10-15 08:28:32
1
user avatar
Thalia Rizki Agustin
hey, aku sungguh mengikuti autor sampai ke sini. aku baca BL di platform kuning banyak kejadian yang terwujud di dunia nyata
2021-10-15 08:27:24
1
user avatar
niandez
lanjuttttt
2021-10-10 15:06:33
0
user avatar
Pena Air
Kasian banget renoir
2021-10-09 15:47:26
0
user avatar
Cadburry♥
Lanjutt bagus bngt!
2021-09-25 14:34:33
0
user avatar
Ryuzy_hdr
good luck kak!
2021-09-23 15:28:07
0
user avatar
elhrln
ayo lanjuttt
2021-09-21 06:58:45
0
user avatar
Andi Sasa
Amazing... Good luck ya
2021-09-20 22:41:36
0
user avatar
Zhi
Keren dan interesting
2021-09-20 13:04:38
1
user avatar
I'm okay
Bagus banget! Semangat kak!
2021-09-20 11:32:34
0
user avatar
Senja99
Bagus kak ceritanya
2021-09-20 05:30:08
0
user avatar
Penulis Lepas
Keren kak lanjutkan lagi ya
2021-09-20 04:37:43
0
  • 1
  • 2
  • 3
31 Chapters
Bab 1: Prolog
"Keparat sialan! Kau yang membuat Ibu meninggal, kan? Aku tahu kau membunuh Ibuku!" pekik Renoir terdengar hingga ke seluruh halaman rumah megah kediamannya.Ia tengah beradu pandang dengan seseorang yang paling dibenci di dunia, Gerrard Kim—sang ayah, yang berdiri tepat di ujung anak tangga. Mata cokelat indah Renoir seolah mengeluarkan api, hidung tingginya mengendus cepat, rahang tegasnya pun mengeras.Langit malam berbintang, juga rumput-rumput di halaman jadi saksi betapa sakitnya Renoir tatkala mengetahui kebenaran pahit dan menyesakkan. Kematian ibunya sebulan lalu bukanlah kecelakaan murni. Setelah merasakan kejanggalan atas kejadian nahas bulan lepas, Renoir meminta bantuan seorang teman untuk melakukan penyelidikan mandiri. Tidak mungkin minta bantuan polisi kalau lawannya adalah sang ayah. Bukan tanpa sebab, kekuasaan Gerrard sebagai seorang pesohor di negeri dengan segala materi dan kuasa yang dimilikinya pasti membuat penegak hukum enggan mencolek pria itu
Read more
Bab 2: Criminal Undercover
"Geng ... ?" Alis Renoir hampir menyatu tatkala Gerrard mengungkap satu fakta yang tidak pernah Renoir ketahui sebelumnya. "Apa maksudmu?""Kau terkejut?" Gerrard memegang kedua bahu sang putra sebelum menjelaskan lebih rinci, "bagaimana pun, kau harus menerima kenyataan ini. Sejujurnya aku berencana mengungkapkannya padamu setelah kau lulus kuliah dan mulai sedikit banyak mengurus perusahaan. Tapi—"Tatapan Renoir belum berubah."Bisakah turunkan tensimu sedikit?""Tidak bisa. Kau baru saja mengatakan sebuah hal besar. Mana bisa aku santai begitu tahu kalau kau adalah bos gengster?!" geram Renoir.Gerrard berdecak pelan sambil menarik napas dari mulut. Ya, ia memang menutupinya dengan baik, bukan hanya dari publik bahkan dari anaknya sendiri."Bisnis keluarga kita bukan hanya Diamond Grup—sejak lama. Aku hanya meneruskannya dari kakekmu, Renoir. Awalnya aku juga terkejut saat mengetahui takdirku, menjadi pimpinan kelompok amoral
Read more
Bab 3: Rentetan Masa Lalu
“Aku? Akan jadi pemimpin gengster?”Setelah pertengkaran semalam dan pengungkapan yang dilakukan Gerrard, Renoir tidak merasa lebih baik. Sekarang ia mengerti, mengapa sang ayah kerap bertindak keras padanya. Renoir diharuskan untuk tidak memiliki rasa takut, tidak punya hati, persis seperti Gerrard.Selepas membawa pulang mobil Gerrard semalam, orangtua itu malah tidak pulang ke rumah. Renoir sudah bisa tebak, “Paling-paling dia pergi ke tempat wanita sialan itu lagi,” ucapnya disertai seringai."Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran tua bangka itu. Menikahi seorang wanita, tidak memberinya rasa cinta sedikit pun, menghabisi nyawanya tanpa ampun bahkan bisa-bisanya berkumpul dengan jalang dan anak haram itu dengan tenang.""... dia benar-benar bukan manusia."Deru mesin pemotong rumput memekak telinga. Renoir tengah duduk di tepian selasar rumah merenungi hidup. Entah dari mana titik mula kisah hidup ini. Orang b
Read more
Bab 4: Pria yang Mengancam
Tatapan Renoir bergetar memandang ayahnya yang berwajah tenang. Meski tenang, keberadaannya tetap mengancam. Atmosfer di ruangan menjadi kelam. Renoir masih bungkam dengan pertanyaan Gerrard. Apa yang terjadi padanya, sebaiknya tidak perlu diungkap."Siapa yang mengajarimu mengabaikan pertanyaan orangtua?" sambung Gerrard sebab Renoir tak kunjung menjawab."Aku terjatuh waktu main sepak bola di sekolah," jawab Renoir spontan.Gerrard mengangkat sebelah alis. "Kau terjatuh? Katuh dari lantai berapa? Jangan coba-coba membodohiku. Kecuali kau mendapat luka-luka itu dari bola yang dihantamkan ke wajahmu berkali-kali, aku akan percaya.""Ehh ..." Renoir kehabisan kata-kata untuk membalas pernyataan sang ayah."Katakan yang jujur, kenapa wajahmu bisa seperti itu?" Renoir meremas ujung celana pendeknya."Kau berani membohongi Ayahmu, Renoir?" Tatapan Gerrard semakin tajam.Renoir tidak sanggup men
Read more
Bab 5: Gerbang Kebebasan
Satu tahun sembilan bulan kemudian, Renoir lagi-lagi bertanding di halaman belakang. Sudah hampir dua tahun dan belum sekali pun ia menjatuhkan Gerrard. Bukan lawan yang setimpal. Keyakinan Renoir akan kemampuan bela dirinya kini meningkat hingga akhirnya untuk pertama kali, Gerrard berhasil dibanting di atas rumput empuk yang selalu tertata rapi.Gerrard terperangah di pembaringan seolah tak percaya bahwa inilah harinya. Hari di mana Renoir telah berubah menjadi sosok yang diinginkannya."Ayah bisa bangun?" Renoir mengulurkan tangan.Gerrard menggenggamnya tanpa ragu. Untuk pertama kalinya ia tersentuh dengan sang putra."Renoir ..." Sampai-sampai Gerrard menyentuh bahu Renoir dan mengulas senyum tipis, "kau harus mengikuti ujian sabuk hitam!"Dan Renoir pun mengikutinya beberapa hari kemudian. Ia masuk ke arena pertandingan memakai seragam bela diri lengkap dengan sabuk merah melingkar di pinggang, juga kehadiran kedua orangtu
Read more
Bab 6: M.C. of Heaven
Gagasan pembentukan geng telah disetujui. Sekarang Renoir, Ivan, Niguel dan Sebastian sedang berdebat menyoal penamaan kelompok mereka."Heaven's Crew?" saran Ivan."Terdengar seperti kelompok malaikat." Renoir kurang setuju."Killer Angels!" Nama itu mungkin terdengar garang bagi Niguel, namun terlalu ekstrem."Kita bukan pembunuh, paham?" sanggah Renoir.Desahan keras Renoir menyiratkan kebuntuan. Nama adalah identitas, geng ini perlu nama yang menggambarkan ciri anggotanya."Bagaimana kalau M.C.—Master of Charm? Kita ini ahli pesona, bukan?" Sebastian bertutur pelan.Bukan hanya Renoir, mata Ivan dan Niguel juga sontak menyorot ke arah Sebastian."Ah, ide yang bagus!" Niguel menggebu-gebu.Renoir pun merasa setuju. "Nama yang bagus. Aku setuju.""Kurasa itu nama yang tepat," tambah Ivan.M.C. akhirnya resmi terbentuk oleh empat
Read more
Bab 7: Keluhan—Terabaikan
Beban ransel hitam mahal  milik Renoir terasa bertambah berkat 17 bungkus cokelat yang diterimanya hari ini. Padahal seingatnya, ia sudah mendonasikan berbatang-batang cokelat kepada teman-temannya, tapi ternyata yang tersisa masih sekian banyak. Plus setangkai mawar merah digenggamannya. Renoir berencana untuk memberikan bunga itu kepada ibunya.Mobil mewah produksi negeri The Black Country melewati gerbang tinggi yang terbuka otomatis, membelah halaman istana megah hunian Tuan Muda yang tengah melamun di kursi belakang. Sang sopir menghentikan mobil dengan mulus di tepian tangga akses menuju pintu utama rumah besar itu. Kendati telah menepi, Tuan Muda masih belum beranjak. Sang sopir menengok ke belakang, entah mengapa pemuda rupawan itu hanya diam, sepertinya sedang banyak pikiran.“Tuan,” tegur sang sopir.Renoir mengerjap beberapa kali tatkala seruan sopirnya menyadarkan ia dari lamunan.“Sudah sampai,
Read more
Bab 8: Impian Sederhana
Renoir berusaha keras mengalihkan perhatian Cherie dari sikap yang diterimanya dari Gerrard. Ia  sengaja mengajak sang ibu bermain agar benaknya melupakan kesedihan itu. Renoir meminta bantuan Cherie untuk menyusun set Lego pesawat Millenium Falcon, terdiri dari 5.174 butir dan seingat Renoir, baru tersusun sekitar 100 butir.“Ibu tolong susun Lego-nya. Aku mau ganti baju dulu,” pintanya tanpa berpikir kalau permintaan yang ia sebutkan bukanlah hal mudah.Cherie mengankat alis tatkala melihat bongkahan-bongkahan kecil yang berserakan di meja. Anak itu memang gemar dengan kerumitan, tapi tidak perlu mengajak-ajak ibunya untuk ikut. Ia lebih suka mencampur adonan daripada menyusun rangkaian seperti yang satu ini. Namun, sulit baginya menolak permintaan putra kesayangannya. Alhasil tangan Cherie meraih satu-satu balok kecil untuk disusun.Di dalam lemari, Renoir melepas setelan seragam sekolah kemudian dikumpulkan pakaian kotor itu ke dala
Read more
Bab 9: Kali Pertama
Empat sekawan tengah berkumpul di markas mereka, masing-masing berbaring di tengah-tengah lapangan basket yang sudah tidak terpakai dengan bantalan tas mengganjal kepala. Gawai menyibukkan tangan dari setiap pemuda, tidak ada pembicaraan untuk sekian lama—sampai Sebastian mengubah posisi. Ia duduk bersila lantas menarik sesuatu dari dalam tas. Sebuah lintingan yang tampak seperti rokok, namun begitu dibakar menimbulkan aroma khas.Indera penciuman Ivan terpancing, aroma ini membuatnya sontak menegakkan posisi. Ia melihat Sebastian menghisap benda yang diapit jarinya dengan santai, sementara Ivan masih melongo.“Hei, kau membawa barang itu ke sekolah?” sontak Ivan.“Tidak masalah. Tidak ada pemeriksaan juga,” balas Sebastian santai.Niguel sebenarnya tahu apa yang Ivan dan Sebastian ributkan, namun ia memilih tidak ikut-ikutan seperti Renoir.“Benar juga. Lagipula tidak ada yang berani menyentu
Read more
Bab 10: Kesempatan Kedua
Restoran Italia bernuansa mewah di tengah kota, berornamen klasik dengan lampu kristal besar menggantung di tengah langit-langit. Atmosfernya tidak jauh berbeda kalau disandingkan dengan hunian tempat tinggal Renoir. Mungkin ini jadi salah satu alasan mengapa Cherie sangat ingin berkunjung lagi ke tempat ini. Selain gaya bangunan, rasa hidangannya juga patut dipertimbangkan. Ravioli di tengah piring Renoir serta tortelini di atas piring Cherie begitu kaya akan cita rasa. Juga segelas wine mahal disuguhkan untuk ibunda tercinta, sementara gelas milik Renoir terisi mocktail—bebas alkohol.Renoir senang bisa membuat wanita kesayangannya berekspresi cerah. Ide makan malam yang ia gagas tampaknya berhasil mengubah tema dalam benak sang ibu yang lagi-lagi ditinggal oleh suami-keparat-bekunya sejak kemarin. Renoir justru bersyukur alih-alih bersedih hati, sebab rencana ini bisa terlaksana lancar tanpa gangguan dan pertanyaan. Renoir meng
Read more
DMCA.com Protection Status