Kisah tentang anak muda yang harus hidup bersanding dengan puteri mahkota dari dunia berbeda karena perjanjian leluhur. Segala upaya dilakukan untuk menghindari perjanjian, namun peristiwa demi peristiwa menempanya jadi seorang ksatria, dan semakin mengukuhkan bahwa perjanjian leluhur adalah takdir. Dapatkah ia menemukan jalan pulang untuk memenuhi janjinya pada orang tua?
Lihat lebih banyak"Mudah sekali menyelesaikan masalah dengan uang."Jaka mengendarai sedan dengan santai di jalan perkampungan. Jalan ini pasti jeblok kalau hujan karena belum diaspal."Tapi tidak semua masalah bergantung pada uang.""Bagaimana kalau Mukidi menaruh dendam?""Aku menunggu dendamnya. Kalau Mukidi cerdas, seharusnya ia menghindar berurusan denganku.""Sejak jadi orang kaya, kau beda anakku.""Beda apanya?""Kau bukan lagi orang pemaaf. Kau begitu kejam menghajar centeng itu. Padahal mereka hanya berjaga-jaga menunggu perintah majikannya.""Ambu dan Abah terlalu pemaaf. Hutang dua ratus juta dan hidup seumur-umur di penjara adalah akibat terlalu memaafkan.""Tapi kau sudah menebar kebencian, aku yakin mereka tidak menerima perlakuanmu.""Aku bingung dengan Ambu. Sudah jelas Mukidi mempermainkan Ambu, masih memintaku jadi orang pemaaf. Apa Ambu mau Claudya jadi istri kesembilan si Rahimin?""Tentu saja tidak!""Kalau tidak mau, seperti itulah penyelesaiannya. Di kampung terpencil ini, siapa
Suara tonggeret dan jangkrik meramaikan senja. Jaka bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mukidi. Urusan dengan bandar jengkol perlu segera diselesaikan.Banyak persoalan terjadi setelah kepergiannya, dan kini ia harus menyelesaikan satu per satu."Kau mau ke mana?" tanya Ambu melihat anaknya sudah berdandan rapi."Kok mau ke mana? Bayar hutang ke rumah bandar jengkol.""Besok juga bisa, sekarang kau istirahat saja.""Menyegerakan membayar hutang adalah penting. Aku sulit tidur nyenyak dengan hutang menggantung di kepala, padahal aku bisa menyelesaikan secepatnya."Jaka punya banyak uang untuk menyelesaikan urusan itu, dan ia tak mau menunda-nunda.Ia bahkan berencana untuk membayar hutang warga yang telah berjasa kepada Ambu."Semua urusan Ambu yang berhubungan dengan uang, kita selesaikan malam ini.""Kau perlu memikirkan masa depanmu. Kau belum punya apa-apa sekarang.""Maksud Ambu anak istri? Aku pulang bukan untuk kepentinganku, aku pulang untuk membahagiakan keluargaku, mengembalik
"Abah mana?"Ambu mendadak murung mendengar pertanyaan itu. Kepedihan melekat jelas di matanya."Jangan katakan Abah sudah meninggal. Aku takkan pernah bisa memaafkan diriku.""Abah masuk bui. Ia divonis seumur hidup karena dituduh merencanakan dan melakukan pembunuhan dengan racun arsenik terhadap Erlangga dan istrinya untuk menguasai harta titipan."Jaka terkejut bukan kepalang. Kabar itu terlalu dahsyat untuk menyambut kepulangannya."Bagaimana kronologinya?" pandang Jaka tak percaya."Saat kamu dinyatakan hilang oleh pihak kepolisian, Abah meminta harta yang dititipkan pada Erlangga, ia berkeyakinan kamu dijemput utusan kerajaan, jadi perjanjian secara otomatis batal.""Lalu Erlangga menolak karena putranya juga hilang?""Ia bersedia mengembalikan separuh harta sesuai permintaan Abah, kemudian Abah diminta meracik kopi klan Bimantara yang sangat termasyhur itu untuk merayakan kesepakatan mereka. Erlangga dan istrinya sekarat. Erlangga berhasil diselamatkan, tapi istrinya tak terto
Jaka seakan tak percaya dengan pendengarannya."Delapan belas tahun?""Hidupmu kelihatannya sangat enak! Jadi lupa menghitung hari!""Aku kira penyebabnya bukan itu."Jaka menutup kebingungannya. Barangkali ada perbedaan waktu antara bangsa manusia dengan bangsa Inkubus."Syukurlah kau sudah kembali," kata petani yang memanggul pacul. "Ibumu sangat terhibur dengan kepulanganmu."Mereka pergi untuk beristirahat. Kerja seharian sangat menguras tenaga."Aku antarkan nanti oleh-olehnya ke rumah masing-masing."Mereka tampak senang. Kembalinya Jaka ke kampung menghadirkan harapan terbitnya kedamaian dari perbuatan yang meresahkan warga. Sejak kepergian Jaka bermunculan jagoan kampung yang menjadi tukang pukul para tengkulak dan rentenir.Jaka menutup pintu. Mereka duduk di kursi bambu."Saat pulang dari pesta ulang tahun Nabila, aku mengalami kecelakaan," kata Jaka mulai bercerita. "Aku mengalami gegar otak dan lupa asal usulku. Ada bangsawan Timur Tengah menolongku dan membawa pulang ke
Jaka menjalankan mobil cukup kencang. Ia sudah berdandan rapi ala eksekutif muda.Tuan Richard sudah memolesnya di salon dengan fashion bermerek dari butik. Uang satu koper dan mobil mewah melengkapi kesuksesannya merantau di negeri orang.Ia ingin mengangkat orang tuanya dari kemiskinan, mengembalikan mereka sebagai keluarga bangsawan klan Bimantara."Kau perlu adaptasi jika belum pernah hidup susah," kata Jaka. "Rumahku lebih jelek dari yang kamu bayangkan."Melati tersenyum. "Aku belum pernah hidup susah, tapi tidak perlu beradaptasi karena sudah kewajiban ku menjalani kehidupan tuan."Melati sudah di make over dengan penampilan sangat modis ala sekretaris pribadi."Makanan favorit keluargaku adalah jengkol, pete, lalapan, sambel dadak, pepes ikan paray, dan sayur ayam. Jika merasa keberatan, kita mampir di restoran untuk membeli tenderloin steak atau foie gras.""Aku belum pernah mencoba makanan itu, tapi aku pasti menyukainya.""Aku sebenarnya membenci makanan itu, tapi Abah sama
Matahari memancarkan sinarnya lewat sela dedaunan. Burung berkicau meramaikan pagi, namun tak mengurangi kemistisan hutan itu.Tiga benda dari angkasa meluncur deras ke bumi, menerabas dedaunan dan jatuh berdebam ke tanah berumput.Kemudian terdengar erangan kesakitan Iblis Cinta karena bokongnya menghantam akar."Aduh...! Bokongku rasanya remuk...!""Setidaknya masih terdengar suaramu," kata Jaka yang jatuh terlentang di dekatnya, tertindih Melati yang memeluk erat dirinya.Jaka membangunkan perempuan itu dengan menepuk-nepuk pipinya."Jangan kelamaan pingsannya, kita sudah mendarat di bumi."Mereka sulit menggunakan ilmu peringan tubuh karena meluncur tanpa terkendali dari awan tersedot gaya gravitasi.Melati membuka mata dan tersenyum sumringah melihat Jaka dalam keadaan segar bugar."Aku senang sekali tuan selamat."Mereka bangkit duduk, pakaian mereka tampak lusuh sekali, sebagian robek."Berada di mana kita?" tanya Melati sambil mengedarkan pandang ke sekitar.Tampak pepohonan r
Jaka menggunakan energi roh dan ilmu Selubung Khayali untuk menguasai jurus paling legendaris dari kuil Shaolin itu.Jaka memberi isyarat dengan telunjuknya agar ketua baru maju menyerang.Kakek sakti berwujud ksatria tampan itu tampak sangat melecehkan jurus yang dimainkan Pendekar Lembah Cemara."Aku juga ingin bermain-main denganmu." Ketua baru mengeluarkan jurus musang bulan mabuk kecubung.Jurus itu adalah jurus legenda klannya yang paling ditakuti para ketua, dengan kelemahan dihapus dari kitab terkunci."Keluarkan semua jurus tidak berguna mu, kakek jelek!" ejek Jaka. "Jurus mabuk kecubung adalah jurus paling hina di negeri manusia!"Ketua baru terpancing emosinya. Pemuda kurang ajar itu mesti merasakan kehebatan jurus warisan leluhurnya.Ia terkejut saat serangannya dapat dipatahkan dengan mudah. Kemudian sebuah tinju menghantam dadanya, tubuhnya terpental dan menabrak dinding labirin, lalu jatuh berdebam menghantam lantai.Ketua baru bangkit berdiri, darah meleleh dari sudut
Pertarungan sengit terjadi antara Jaka Slebor dan ketua baru.Duk!Jaka Slebor terlempar jatuh terkena hantaman telapak tangan ketua baru."Keluarkanlah seluruh jurus tidak berguna mu, Jaka Slebor!" Ketua baru tertawa mengejek.Pendekar Lembah Cemara bangkit dan memasang kuda-kuda, lalu membuka jurus Beruk Di Ranting Cemara.Kemudian ia maju menerjang disertai teriakan yang memekakkan telinga, memukul dan menendang dengan sebat.Ketua baru menangkis tanpa bergeser posisi. Bunyi bentrokan pukulan dan tendangan terdengar nyaring."Aku sudah mempelajari semua ilmu Ki Gendeng Sejagat! Kau cukup lumayan memainkannya!""Aku tahu ilmu yang kau gunakan bukan dari pemiliknya! Kau curi dari kitab di perpustakaan ilmu! Patutkah aku kalah dari pencuri?"Jaka Slebor meningkatkan serangan. Gerakannya sangat cepat laksana titiran kincir.Ketua baru menangkis dengan gesit. Kadang kepala dan kaki menghindar dari pukulan dan sapuan, tanpa bergeser selangkah pun.Iblis Cinta dan Melati tampak cemas meli
"Aku terpaksa kembali ke alam roh."Nyi Ageng Permata tampak muram, matanya memandang Jaka dengan sinar mata luruh."Tiada pesanggrahan untukku di alam nyata.""Kau bisa bersemayam di pesanggrahan leluhur Nusa Kencana sampai situasi di alam roh membaik."Setiap klan hanya mempunyai satu pesanggrahan untuk disambangi. Jadi Nyi Ageng Permata merasa tidak ada tempat bersemayam karena persengketaan masa lalu."Ibundaku pasti tidak mau menerima kehadiranku. Kesalahanku sangat besar dan mengakibatkan perpecahan hingga sekarang.""Perpecahan di alam nyata adalah tugasku untuk menyelesaikan. Kau datangi lah ibundamu kalau benar sudah mengakui bahwa Pangeran Restusanga adalah takdir adikmu. Setiap ibu pasti memaafkan kesalahan anaknya meski sebanyak air di lautan.""Sebentar lagi purnama muncul, aku pasti akan tersusul oleh para pemburu langit.""Kau tidak mempunyai ilmu Pindah Raga?""Ibundaku memusnahkan saat aku pergi dari istana Pasir Galih.""Tapi ilmu Salin Raga yang kau miliki tidak dim
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.