Share

245. Terbitnya Harapan

Jaka seakan tak percaya dengan pendengarannya.

"Delapan belas tahun?"

"Hidupmu kelihatannya sangat enak! Jadi lupa menghitung hari!"

"Aku kira penyebabnya bukan itu."

Jaka menutup kebingungannya. Barangkali ada perbedaan waktu antara bangsa manusia dengan bangsa Inkubus.

"Syukurlah kau sudah kembali," kata petani yang memanggul pacul. "Ibumu sangat terhibur dengan kepulanganmu."

Mereka pergi untuk beristirahat. Kerja seharian sangat menguras tenaga.

"Aku antarkan nanti oleh-olehnya ke rumah masing-masing."

Mereka tampak senang. Kembalinya Jaka ke kampung menghadirkan harapan terbitnya kedamaian dari perbuatan yang meresahkan warga.

Sejak kepergian Jaka bermunculan jagoan kampung yang menjadi tukang pukul para tengkulak dan rentenir.

Jaka menutup pintu. Mereka duduk di kursi bambu.

"Saat pulang dari pesta ulang tahun Nabila, aku mengalami kecelakaan," kata Jaka mulai bercerita. "Aku mengalami gegar otak dan lupa asal usulku. Ada bangsawan Timur Tengah menolongku dan membawa pulang ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status