Share

Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri
Pengkhianatan Suami & Ibu Tiri
Penulis: DELEPU

Pengkhianatan 

Angin malam berhembus membawa udara dingin. 

Alea Rahardja terjaga saat rasa dingin menyergap tubuhnya. Alea berbalik. Merapatkan selimut seraya mengulurkan tangan. Mencari keberadaan suaminya. Namun ternyata, tempat tidur di sebelahnya kosong.

Dengan rasa kantuk yang mendera, Alea bangkit seraya membuka paksa matanya yang masih rapat. 

"Carlos?" panggil Alea. Menyebut nama suaminya. Manik hitamnya bergerak, menyusuri sekeliling kamar. Namun, dia tidak menemukan sosok yang dicarinya. 

 "Apa Carlos masih berada di ruang kerja?" gumam Alea. Berbicara pada dirinya sendiri. 

Sekilas, wanita muda itu melirik jam yang menunjukkan pukul 23.15. Waktu sudah hampir tengah malam, namun suaminya belum juga masuk kamar. 

Akhir-akhir ini, Alea memang sering tidur lebih awal. Pada usia kehamilannya yang menginjak trimester ketiga, kandungan Alea mengalami masalah. Alea mengalami solusio plasenta. Karena itu, dokter mengharuskannya mengkonsumsi obat khusus yang membuatnya cepat mengantuk. 

"Carlos terlalu giat bekerja." 

Alea beringsut menuruni tempat tidur. Sejenak, dia duduk di sisi ranjang. Mengelus perutnya yang membuncit. Alea meringis saat merasakan gerakan kecil yang dibuat bayinya. Setelah rasa ngilu dalam perutnya hilang, Alea bangkit lalu berjalan keluar kamar. 

"Dia tidak di ruang kerja?" 

Kening Alea berkerut melihat lampu di ruang kerja suaminya yang tidak menyala. Menandakan tidak ada orang di dalamnya. Alea pun beranjak menuruni tangga. 

"Mamah ... Carlos? APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" 

Alea terbeliak melihat dua tubuh polos yang sedang bersenggama di atas sofa. Nampak, tubuh polos Fiona, ibu Alea, sedang menunggangi tubuh polos Carlos, menantunya sendiri. Air mata Alea menetes. Kakinya lemas seolah tanpa tulang. Alea kaget sekaligus shock melihat pengkhianatan yang dilakukan ibu dan suaminya. 

"BIADAB KALIAN!" 

Dua insan tanpa busana itu terperanjat mendengar teriakan Alea. 

Carlos segera mendorong Fiona, lalu menyambar jubah tidur untuk menutupi kepolosannya. Sedang Fiona, dengan santainya meraih tisu, lalu mengusap cairan kental yang keluar dari selangkangannya. 

"Sayang, aku bisa jelaskan." Carlos mendatangi Alea dengan terburu-buru. 

Alea memalingkan wajah, tidak kuasa melihat sisa percintaan yang melekat di tubuh suaminya. Hatinya hancur. Menyaksikan bagian inti pria yang dicintainya mengkilap dipenuhi cairan cinta ibu mertuanya sendiri. 

"Papah?" lirih Alea. Hatinya pilu kala tatapannya menangkap sosok pria tua yang duduk pada kursi roda di pojok ruangan. 

Dengan teganya, Carlos dan Fiona membiarkan Andrean, ayah Fiona yang cacat dan tidak bisa apa-apa, menyaksikan pergumulan mereka. 

"BIADAB kalian! Dasar Binatang!" 

Alea menerjang tubuh Carlos, lalu memukulinya dengan membabi buta. Tidak di pedulikannya perkataan Carlos yang memintanya untuk tenang. 

"Bajingan! Aku membencimu!" 

Tangis Alea pecah seiring pukulan yang mendarat di tubuh suaminya. Carlos pun tidak tinggal diam, dia mencengkram tangan Alea, lalu memeluk tubuh istrinya dengan erat. 

"Tenang sayang! Aku bisa menjelaskan semuanya. Tolong jangan seperti ini!" 

Carlos mencoba menenangkan istrinya, namun Alea berontak. Berusaha melepaskan diri. 

"Lepas! Kamu sangat menjijikkan Carlos! Kamu menjijikkan!" 

Plak!

Satu tamparan mendarat di wajah Alea. 

Tubuh Alea pun terhuyung, lalu terdiam mematung. Alea kaget dengan pukulan yang diterimanya. 

"Mamah?" Alea menatap nanar Fiona yang sudah menamparnya. 

"Dasar anak kurang ajar! Beraninya kamu mengganggu kenikmatanku dan memukul tubuh kekasihku," pekik Fiona. Menatap nyalang putrinya. 

Mulut Alea terkatup. Kakinya melangkah mundur. Dia tidak menyangka, wanita yang selama lima tahun ini sangat dihormati dan sudah dianggapnya sebagai ibu kandung, tega memukulnya. 

Fiona bukan ibu kandung Alea. Dia hanya ibu tiri. Lima tahun lalu, Andrean menikah dengan Fiona setelah Arumi, ibu kandung Alea, meninggal dunia. Dan tidak lama dari itu, Andrean mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh permanen. 

Carlos yang baru sadar, mendekati istrinya, namun Alea melarangnya mendekat. 

"Menjauh! Jangan dekati aku!" Alea mengangkat tangan ke hadapan suaminya. Nampak, air mata memenuhi wajahnya. 

"Alea tenang! Aku akan menjelaskan semuanya. Ini tidak seperti yang kamu lihat, aku dan mamah–." 

"Kamu tidak perlu menjelaskan apapun Carlos!" sela Fiona. 

Wanita itu menatap Alea dengan tatapan mengejek, lalu mendekati Carlos seraya menempelkan tubuh setengah polosnya pada pria itu. 

"Biarkan istrimu tahu, betapa panas dan ganasnya permainan kita setiap malam ketika dia sedang tidur." 

Mata Alea terbeliak melihat Fiona yang tanpa malu meraup wajah Carlos, lalu mencium bibir menantunya dengan bringas. Nampak, Carlos mencoba menghindar. Namun, nafsu Fiona terlalu besar hingga membuatnya kewalahan. 

"Dasar Biadab! Binatang kalian!" 

Alea luruh ke atas lantai. Tidak kuasa menopang berat badannya. Kepala Alea pusing, matanya berkunang-kunang. Semuanya terasa berat bagi Alea. Sebelum kegelapan melahap kesadarannya, Alea melirik ke ujung ruangan. Terlihat Andrean menangis seraya menatap sedih ke arahnya. 

"Pa-pah." 

***

Alea sadar saat suara pecahan barang memekakkan telinganya. Dia memaksakan diri untuk membuka mata sambil menahan sakit kepala yang mengerikan. 

Prang!

Terdengar suara pecahan barang yang di banting 

"Aku akan bercerai dari tua bangka itu, Carlos. Dan kamu juga harus bercerai dari istrimu!" 

Kesadaran Alea semakin jelas saat telinganya menangkap perdebatan dari dua orang yang sudah membuatnya pingsan. 

"Kamu gila Fiona! Aku tidak akan pernah menceraikan Alea! Urusan kita berakhir setelah bayi itu lahir." 

Bagai dipukul palu godam, dada Alea nyeri. Sesak mendengar kata-kata suaminya. Alea mencoba bangkit, melihat apa yang terjadi. Nampak, Fiona dan Carlos berdiri tidak jauh dari tempatnya berbaring. 

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dariku, Carlos. Aku dan bayi ini membutuhkanmu." 

Tangis Alea luruh. Hatinya teremas nyeri. Dari perdebatan mereka, Alea menyimpulkan kalau saat ini ibunya sedang hamil. 

Mengerikan! Berapa banyak lagi kejutan menyakitkan yang harus Alea ketahui dari hubungan terlarang suami dan ibunya. 

"Kalian menjijikkan!" desis Alea, terisak. 

Carlos dan Fiona menoleh bersamaan. Menatap Alea yang memperhatikan mereka. 

"Sayang! Kamu sudah bangun?" 

Carlos menghampiri Alea. Namun, Alea beringsut mundur. Menghindari sentuhan suaminya. 

"Jangan sentuh aku!" Alea menepis tangan Carlos. "Kamu pengkhianat Carlos!" 

"Tidak sayang! Aku bisa menjelaskan semuanya. Tolong jangan begini! Beri aku kesempatan untuk bicara." 

Suara Carlos bergetar. Pria itu memeluk Alea untuk menenangkannya. Namun Alea memberontak. Alea merasa jijik disentuh suaminya sendiri. 

"Lepas! Jangan menyentuhku! Kamu kotor! Menjijikkan!" 

Melihat kekasihnya memeluk wanita lain, Fiona pun berang. Dia berjalan mendekati Alea, lalu melemparkan testpack yang dipegangnya. 

"Bagus lah kamu bangun!" 

Alea menatap nanar benda putih panjang yang mendarat dihadapannya. Nampak, dua garis merah tertera pada benda tersebut. 

"Asal kamu tahu, Mamah hamil anak Carlos. Dokter bilang, usia kandungan mamah sudah genap delapan minggu. Jadi, bersiaplah berbagi suami denganku. Carlos akan menjadi ayah dari bayi kita." 

Hati Alea perih. Pilu bagai disayat sembilu. Tiga tahun menikah dengan Carlos, baru tahun ketiga Alea hamil. Lalu, berapa lama hubungan Carlos dan Fiona sudah berjalan, sampai-sampai, saat ini Fiona mengandung anak dari pria itu?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status