Share

ONE MORE TIME!
ONE MORE TIME!
Penulis: Andiniciput26

PROLOG

Sial!

Entah aku terkena kutukan dari mana, sehingga aku bisa bertemu lagi dengan manusia paling menyebalkan di muka bumi ini. Empat belas tahun lamanya, aku tidak pernah mendengar atau melihatnya lagi. Memang, sih, aku tahu dia sudah menjadi artis terkenal di Indonesia sekarang. Namanya melejit setelah dia membintangi salah satu film remaja yang laris di pasaran. Semua orang mengenalnya, tapi tidak ada satupun diantara mereka yang tahu akan kelakuan nakalnya dulu.

Saat kami masih sama-sama bocah dan masih duduk di bangku SD.

Sungguh, aku tidak akan pernah melupakan bagaimana laki-laki sialan itu selalu mengerjaiku dulu. Dia tidak bisa dan tidak akan pernah bisa untuk tidak menggangguku barang sedetik saja. Entah sepatuku disembunyikan sehingga aku terpaksa pulang tanpa mengenakan alas kaki, atau bekal makan siangku yang tidak sengaja aku tinggalkan di atas meja menghilang begitu saja, ketika aku harus ke kantin untuk membeli minum karena lupa membawanya.

Sejak saat itu, aku bersumpah tidak akan pernah mau mengenal manusia itu lagi.

Tapi, kenapa sekarang Tuhan justru mempertemukan kami? Kenapa, diantara semua manusia di muka bumi ini, adiknya justru menyukai semua karya tulisanku yang memang aku publikasikan di salah satu media sosial yang sedang marak dipakai oleh para penggemar cerita fiksi.

Kalau bukan karena adiknya, aku tidak akan pernah sudi menginjakkan kakiku di rumahnya. Kedua kakiku haram untuk melangkah dimana saja dia pernah melangkahkan kakinya. Kalau bukan karena adiknya yang manis itu, aku tidak akan pernah sudi bertemu muka dengannya seperti ini.

Lihat saja, aku pasti akan membalaskan semua rasa sakit hatiku saat SD dulu padanya. Aku akan membuat dia merasakan siksaan neraka dariku, seperti dulu yang dia pernah lakukan untukku.

-Eriska Putri to Arziko Pratama-

Kebetulan? Tidak, aku sama sekali tidak mempercayai yang namanya kebetulan.

            Bagiku, semua sudah diatur oleh Tuhan. Pasti ada alasan tersendiri kenapa aku bisa dipertemukan lagi dengan gadis itu. Gadis dengan wajah datar dan tatapan penuh bara kebencian yang selalu melekat padaku. Gadis dengan rambut panjang sepunggung dan ikal hanya pada bagian bawahnya saja serta berwarna cokelat terang, seperti warna kedua bola matanya. Gadis yang manis dan cantik menurutku, kalau saja dia tidak memasang wajah datar dan tatapan kebenciannya itu. Kalau bukan karena Gina, salah satu temanku yang mengatakan bahwa gadis itu adalah teman SD kami dulu, mungkin sampai sekarang aku tidak akan mengingatnya.

            Oh, jangan tanyakan kenapa dia begitu membenciku, karena aku sendiri tidak tahu. Aku merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun padanya. Setidaknya, itulah yang aku ingat. Selama empat belas tahun, baru kali ini aku dan gadis itu bertemu lagi. Itu juga karena adikku sangat mengidolakan gadis itu yang rupanya adalah seorang penulis di media sosial dan karyanya sangat disukai oleh adikku.

            Oke, Gina memang berkata padaku bahwa dulu, saat kami masih SD, aku selalu mengganggu dan mengerjai gadis itu. Tapi, ayolah... kami masih kecil waktu itu. Bukankah wajar jika seorang anak kecil bertingkah nakal dan selalu mengusili temannya?

            Di depanku dia bersikap sangat tidak bersahabat. Bicara pun, dia tidak sudi. Kalau aku bertanya, dia tidak merespon. Merespon, sih, tapi... ya ampun! Kalau bukan menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’, gadis itu hanya akan mengangkat bahu dan selebihnya... senyap bak kuburan!

            Oke... aku harus ekstra sabar sepertinya menghadapi gadis itu. Demi adikku. Kalau bukan karena keinginan adikku yang sangat kucintai itu, mungkin aku sudah menaruh gadis itu ke dalam karung dan membuangnya ke laut!

-Arziko Pratama to Eriska Putri-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status