Share

Bab 6

"Maaf, sepertinya ada yang salah dengan perjanjian kontrak ini, Bu." Binar menyodorkan kembali berkas di depannya ke Kepala HRD yang menemuinya pagi itu di kantor Three Vibes.

"Kesalahan apa? Coba saya lihat."

Wanita berpenampilan glamour usia 40 tahun dengan kacamata bulat itu meraih berkas yang tadinya harus ditanda tangani Binar, memeriksanya sebentar, berdehem kecil, lalu mendorong kembali benda itu ke arah calon karyawan barunya.

"Tidak ada yang salah dengan dokumen ini, Nona Binar," katanya dengan sikap cuek.

"Tapi saya kira ini salah, Bu. Saya melamar untuk posisi staf administrasi, bukan sekretaris. Jadi sepertinya bukan saya yang harusnya menandatangani kontrak kerja ini," jelas Binar dengan hati-hati.

Gemma nampak tersenyum sebentar, menatap Binar dengan sedikit sinis dan memandangi dari atas sampai bawah dengan seksama. Sejak disuruhnya salah satu stafnya untuk menghubungi wanita bernama Binar itu, langsung beredar kasak kusuk di bagian HRD yang mengatakan bahwa wanita itu memiliki hubungan spesial dengan bos besar mereka. Namun melihat penampilan Binar lebih teliti, Gemma jadi sedikit ragu dengan keyakinannya sendiri.

Gemma sangat tahu wanita seperti apa yang sering berada di samping Abidzar selama setahun belakangan setelah kepergian istrinya. Penampilan Binar jelas tak bisa dibandingkan dengan para wanita yang pernah bersama dengan bosnya itu.

"Saya tidak tahu mengenai hal itu, tapi apa yang tertulis di sini semua sudah atas sepengetahuan big bos. Jadi, saya rasa tidak ada yang salah. Silahkan Anda tanda tangani saja jika tetap ingin bekerja di sini," ujar Gemma sedikit ketus.

Binar menatap wanita di depannya dengan perasaan bimbang. Dia memang sangat menginginkan pekerjaan itu, tapi menjadi sekretaris bukan karir yang diinginkannya.

"Baik, Bu. Saya bersedia menandatangani ini." Dengan sedikit ragu, Binar pun meraih berkas dan mulai menggoreskan tanda tangannya di sana.

Si Kepala HRD nampak puas melihat itu. Bagaimanapun, dia akan mendapat masalah jika sampai wanita di depannya menolak menandatangani kontrak kerja. Apalagi jika sampai sang bos marah, dia bisa dengan mudah kehilangan pekerjaan.

"Baik, terima kasih banyak, Nona Binar. Sekarang ikuti saya, Anda akan mulai bekerja hari ini." Gemma bangkit dan memberi isyarat pada Binar untuk mengikutinya. Binar bahkan tidak diberi kesempatan untuk kaget sebentar saja mengetahui fakta bahwa dirinya harus sudah mulai bekerja hari itu juga.

Dengan langkah ragu, diikutinya juga wanita bertubuh sintal dan pakaian seksi itu menyusuri koridor menuju lift yang kemudian membawa mereka ke lantai atas.

Saat pintu lift terbuka, sebuah counter resepsionis yang memanjang dari arah pintu menuju ke lorong pendek di lantai teratas gedung pencakar langit itu sudah menyambut. Dua wanita cantik dengan setelan blazer dan rok super pendek warna abu gelap nampak berbasa-basi sejenak dengan Si Kepala HRD.

Binar tidak terlalu mengerti apa yang sedang mereka bicarakan dan mungkin saja dia memang tidak peduli karena terlalu sibuk dengan kegugupannya sendiri. Siapa yang menyangka, bahwa penampilannya yang kalah jauh dibanding dengan para karyawan wanita di kantor itu berhasil membawanya ke pekerjaan di perusahaan yang diimpikan banyak orang? Sampai detik itu pun, Binar masih juga belum mengerti.

Tak lama kemudian, Binar sudah dibawa menuju ke sebuah ruangan kaca di sisi kanan koridor. Beberapa orang yang berada di dalam ruangan sontak menatap penuh selidik saat Gemma mengajaknya masuk dan memperkenalkan dirinya sebagai rekan kerja baru mereka.

Dari lima wanita yang kebanyakan di ruangan itu, beruntung Binar ditempatkan di sebelah gadis berambut sebahu dengan kacamata tebal bernama Mili. Sebenarnya nama lengkapnya adalah Miley Chamadeo, tapi gadis itu bilang cukup dipanggil Mili saja agar lebih mudah. Entah kenapa namanya terdengar tidak biasa seperti itu. Mungkin dia keturunan orang luar, mengingat kulitnya memang putih bersih dan bermata sedikit sipit.

Diantara empat wanita lainnya di ruangan itu, Mili terlihat paling ramah. Oleh Gemma, Mili juga ditugaskan untuk membantu Binar mempelajari job descriptionnya hari itu.

"Sebenarnya nggak banyak sih pekerjaan kita di sini. Cuma kadang permintaan bos itu aneh-aneh dan bikin kita semua stress," ucap Mili menjelaskan dengan mimik muka lucu.

"Oh iya kah? Contohnya bagaimana?" Binar mengernyit ke arah gadis yang dia taksir usianya masih jauh di bawahnya itu.

"Big bos itu galaknya luar biasa. Dia bisa merekrut orang di suatu menit, dan memecatnya di menit berikutnya jika dia tidak suka."

"Benarkah?" Mata Binar langsung membulat. Itu benar-benar terdengar sangat menakutkan baginya.

"Iya, makanya semua pekerjaan kita harus se-perfect mungkin. Kamu tau nggak sih, yang ngurusin kebutuhan dia saja tuh orang sebanyak ini?" Mili menunjuk seisi ruangan dengan pulpen di tangannya. Maksudnya ingin menunjukkan pada Binar bahwa enam orang termasuk dirinya itu tugas utamanya hanya memenuhi semua kebutuhan sang bos.

"Jadi yang di sini semuanya sekretarisnya bos?" tanya Binar setengah berbisik.

"Bukan begitu juga sih. Tapi intinya, semua yang di sini tugasnya hanya memastikan kebutuhan bos terpenuhi."

"Kebutuhan apa?" Binar penasaran.

"Apa saja. Apa pun," jawab Mili cuek.

"Apa pun?" Binar mengerutkan dahinya lagi. Baginya semua perkataan Mili itu terdengar sangat aneh.

Mili mengangguk beberapa kali menanggapi keheranan rekan kerja barunya. Melihat itu, entah kenapa mendadak Binar jadi berpikiran buruk. Mengingat semua staf di ruangan berjenis kelamin wanita, berwajah cantik, dan berpenampilan seksi, kecuali dirinya tentu saja. Apakah bos mereka itu termasuk orang yang ... ah entah, Binar tidak berani melanjutkan pikirannya sendiri. Yang jelas, dia sudah mendapatkan pekerjaan dan dia harus bekerja dengan baik agar tidak mudah bisa dipecat.

"Binar," panggil Mili sambil melongokkan kepala di sekat meja kerja mereka. Binar bahkan belum habis berpikir tentang pembicaraan mereka sebelumnya soal bos killer itu.

"Ya?"

"Cek email ya? tugas-tugasmu udah aku kirim ke email kamu. Pelajari aja dulu hari ini sambil perhatikan apa yang kukerjakan. Oke?" Mili memberi kode dengan tangannya. Senyum gadis bernama Mili itu begitu manis, membuat Binar merasakan sedikit kenyamanan di tempat barunya yang beberapa saat lalu terasa sangat menyeramkan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status