Baru saja kedamaian rumah tangga Shilla dan Xander kembali direguk, sebua insiden tak mengenakan kembali terjadi saat Xander berada di Malaysia. Shilla yang sedang makan malam bersamanya mendadak hilang. Hal ini membuat Xander frustasi. Ya,malam ini di tengah hiruk-pikuk dan keindahan panorama urb
Perjalanan dari bandara ke Bogor memakan waktu beberapa jam, terlebih karena lalu lintas yang cukup padat. Namun, semangat Shilla dan Xander tidak sedikit pun kendur. Mereka terus bercerita tentang pengalaman mereka di Malaysia, mulai dari keindahan alam hingga keramahan penduduk setempat yang membu
Xander tengah berada di Bandung untuk menghadiri sebuah acara bisnis penting ketika ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dengan cepat, berharap mendapatkan kabar baik dari rumah atau mungkin dari Shilla, kekasihnya."Tuan Xander, ini Shilla," suara cemas Shilla terdengar di ujung telepon.Xander b
"Demi Tuhan, Shilla, aku memohon padamu," ujar Xander dengan nada serius, "Leona adalah segalanya bagiku. Aku tahu kamu juga merasakannya begitu. Tolong, jagalah dia dengan sepenuh hati. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa kehadirannya."Shilla merasakan beratnya permintaan Xander. Dia mengangguk
"Apa?" ucap Shilla sangat terkejut mendengar kabar kematian saudari kembarnya yang bernama Seryl. Tubuhnya mendadak sangat limbung dan gemetaran. Di bagian dalam rumah, terdengar isak tangis pecah dan kian menyeruak. Shilla berjalan masuk menuju Dinda-sang ibu. Wanita paruh baya itu berulangkali
Akhirnya, akad nikah berlangsung. Dalam balutan duka, dimana mendiang Seryl pun masih basah tanah kuburannya itu akad nikah dilangsungkan. Kedua orang tua Shila dan Xander memutuskan pernikahan tersebut semalam melalui telepon. Tepat pukul delapan pagi, akad nikah berlangsung khidmat dan sangat sa
Xander terus melangkah menuju kamar mereka di lantai dua bersama Leona. Tubuh Shilla gemetar oleh emosi yang mendera. Dengan langkah yang terhuyung-huyung karena nyaris tak mampu mengendalikan emosi yang membuncah di dalam jiwanya, Shilla berlari mengejar suaminya itu. "Tunggu," ucap Shilla dengan
Pagi-pagi sekali, Shilla sudah merapihkan rumahnya. Entah apa yang difikirkan Xander padanya, wanita ini tak akan ambil pusing. Dia hanya tahu jika ini rumah suaminya maka ini juga adalah rumahnya dan dia berhak untuk melakukan apapun di rumah ini. Sambil menyeduh kopi panas kesukaannya, Shilla kem